Indonesia Akhirnya Tidak Mengalami Kasus Polio Pada Anak-anak
Kemudian tercatat 60 juta dosis imunisasi tambahan polio yang diberikan pada anak-anak selama respons KLB ini. Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin menyatakan, tidak ada lagi kasus virus polio pada anak-anak maupun lingkungan sejak Juni 2024 hingga saat ini. Berdasarkan situasi ini, Badan Kesehatan Dunia (WHO) resmi mengakhiri status Kejadian Luar Biasa Polio di Indonesia.
Budi menegaskan, dedikasi tenaga kesehatan, komitmen orang tua dan seluruh masyarakat, serta dukungan mitra telah membantu dalam menghentikan penyebaran polio di Indonesia. Ia juga meminta semua pihak tidak berpuas diri dengan keberhasilan ini. Risiko polio masih ada, terutama karena adanya kesenjangan cakupan imunisasi di beberapa provinsi di Indonesia.
Direktur Regional WHO untuk Pasifik Barat, Dr Saia Ma'u Piukala menyatakan, keberhasilan Indonesia merupakan langkah penting menuju dunia tanpa polio. Ia juga menegaskan bahwa keberhasilan Indonesia memperkuat kemampuan seluruh wilayah Pasifik Barat WHO untuk mempertahankan status bebas polio yang telah dicapai 25 tahun lalu.
KLB Polio terjadi sejak Oktober 2022, saat kasus pertama dilaporkan dari Aceh. Dalam dua tahun berikutnya, kasus juga ditemukan di Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Maluku Utara, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.
Indonesia menanggapi isu tersebut melalui dua putaran imunisasi tambahan polio dengan menggunakan vaksin novel OPV-2 (nOPV2) mulai akhir tahun 2022 hingga triwulan ketiga 2024. Cakupan imunisasi rutin juga meningkat, dengan persentase anak yang menerima dosis kedua vaksin polio inaktif (IPV) meningkat dari 63 persen (1,9 juta anak) pada 2023 menjadi 73 persen (3,2 juta anak) pada 2024.
Penggunaan vaksin heksavalen diharapkan dapat menghemat waktu dan biaya keluarga, serta mempercepat terbentuknya kekebalan terhadap berbagai penyakit.
Kemudian tercatat 60 juta dosis imunisasi tambahan polio yang diberikan pada anak-anak selama respons KLB ini. Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin menyatakan, tidak ada lagi kasus virus polio pada anak-anak maupun lingkungan sejak Juni 2024 hingga saat ini. Berdasarkan situasi ini, Badan Kesehatan Dunia (WHO) resmi mengakhiri status Kejadian Luar Biasa Polio di Indonesia.
Budi menegaskan, dedikasi tenaga kesehatan, komitmen orang tua dan seluruh masyarakat, serta dukungan mitra telah membantu dalam menghentikan penyebaran polio di Indonesia. Ia juga meminta semua pihak tidak berpuas diri dengan keberhasilan ini. Risiko polio masih ada, terutama karena adanya kesenjangan cakupan imunisasi di beberapa provinsi di Indonesia.
Direktur Regional WHO untuk Pasifik Barat, Dr Saia Ma'u Piukala menyatakan, keberhasilan Indonesia merupakan langkah penting menuju dunia tanpa polio. Ia juga menegaskan bahwa keberhasilan Indonesia memperkuat kemampuan seluruh wilayah Pasifik Barat WHO untuk mempertahankan status bebas polio yang telah dicapai 25 tahun lalu.
KLB Polio terjadi sejak Oktober 2022, saat kasus pertama dilaporkan dari Aceh. Dalam dua tahun berikutnya, kasus juga ditemukan di Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Maluku Utara, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.
Indonesia menanggapi isu tersebut melalui dua putaran imunisasi tambahan polio dengan menggunakan vaksin novel OPV-2 (nOPV2) mulai akhir tahun 2022 hingga triwulan ketiga 2024. Cakupan imunisasi rutin juga meningkat, dengan persentase anak yang menerima dosis kedua vaksin polio inaktif (IPV) meningkat dari 63 persen (1,9 juta anak) pada 2023 menjadi 73 persen (3,2 juta anak) pada 2024.
Penggunaan vaksin heksavalen diharapkan dapat menghemat waktu dan biaya keluarga, serta mempercepat terbentuknya kekebalan terhadap berbagai penyakit.