Keterbatasan Anggaran Dampak Pengekalan Rekrutmen Damkar dan PPSU Tahun Depan
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (Pemprov)DKI Jakarta membuka kemungkinan tidak ada perekrutan petugas pemadam kebakaran (damkar) dan petugas penyedia prasarana dan sarana umum (PPSU) tahun depan. Penurunan nilai anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) DKI Jakarta pada 2026 sebagai imbas dari pemangkasan nominal dana transfer dari pemerintah pusat ke Jakarta sebesar Rp15 triliun.
Proyeksi APBD 2026 berpotensi turun dari Rp95 triliun menjadi Rp79 triliun. Pemangkasan ini akan mempengaruhi rekrutmen dan pengembangan infrastruktur di wilayah DKI Jakarta, termasuk damkar dan PPSU.
Sumber daya ketersediaan damkar dan PPSU saat ini diperlukan untuk menjaga keamanan masyarakat dan mengelola layanan umum yang ada di wilayah DKI Jakarta. Namun, penurunan APBD ini akan membatasi kemampuan pemerintah dalam melakukan rekrutmen baru dan pengembangan infrastruktur.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung telah menegosiasikan untuk tidak ada pemotongan anggaran untuk program Kartu Jakarta Pintar dan Kartu Mahasiswa Jakarta Unggul, meski APBD akan turun. Namun, perlu diingat bahwa rekrutmen damkar dan PPSU adalah prioritas utama dalam menjaga keamanan masyarakat dan layanan umum.
Rekayasa ini membutuhkan kerja sama yang efektif antara pemerintah lokal, pemerintah pusat, dan masyarakat untuk mencari solusi yang optimal.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (Pemprov)DKI Jakarta membuka kemungkinan tidak ada perekrutan petugas pemadam kebakaran (damkar) dan petugas penyedia prasarana dan sarana umum (PPSU) tahun depan. Penurunan nilai anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) DKI Jakarta pada 2026 sebagai imbas dari pemangkasan nominal dana transfer dari pemerintah pusat ke Jakarta sebesar Rp15 triliun.
Proyeksi APBD 2026 berpotensi turun dari Rp95 triliun menjadi Rp79 triliun. Pemangkasan ini akan mempengaruhi rekrutmen dan pengembangan infrastruktur di wilayah DKI Jakarta, termasuk damkar dan PPSU.
Sumber daya ketersediaan damkar dan PPSU saat ini diperlukan untuk menjaga keamanan masyarakat dan mengelola layanan umum yang ada di wilayah DKI Jakarta. Namun, penurunan APBD ini akan membatasi kemampuan pemerintah dalam melakukan rekrutmen baru dan pengembangan infrastruktur.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung telah menegosiasikan untuk tidak ada pemotongan anggaran untuk program Kartu Jakarta Pintar dan Kartu Mahasiswa Jakarta Unggul, meski APBD akan turun. Namun, perlu diingat bahwa rekrutmen damkar dan PPSU adalah prioritas utama dalam menjaga keamanan masyarakat dan layanan umum.
Rekayasa ini membutuhkan kerja sama yang efektif antara pemerintah lokal, pemerintah pusat, dan masyarakat untuk mencari solusi yang optimal.