SPPG di Desa Kedungcangkring Tulungagung Jatim Setop Sementara MBG karena Dana Belum Cair

SPPG Desa Kedungcangkring Tulungagung Jatim Menutup Sementara, MBG Kebanyakan Sumbernya. Pihaknya mengatakan, kejadian keracunan makanan gratis di desa tersebut harus menunggu sampai dana tersedia. Dampaknya, layanan SPPG setempat terpaksa menunda penerbitan sertifikat SLHS.

Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang berada di desa Kedungcangkring Tulungagung Jatim Jawa Timur diperlukan memiliki Sertifikat Layak Higienis dan Sanitasi (SLHS). Sampai saat ini, sudah terdaftar 1.619 unit layanan tersebut. Pihaknya mengatakan, kecepatan penerbitan SLHS tidak sama di setiap provinsi.

"Beberapa daerah cenderung cepat, sedangkan ada yang membutuhkan waktu," ujar Kepala Badan Geografi Nasional (BGN) Dadan Hindayana saat rapat dengan Komisi IX DPR di Senayan. Ia menambahkan, aspek higienis sudah diperketat dalam juknis terbaru.

Total ada 221 kejadian keracunan makanan gratis (MBG) yang dilaporkan sampai hari ini. Sedangkan total kasus keracunan pangan di Indonesia mencapai 441 kasus. Kasus MBG menutupi sekitar 48 persen dari total kasus tersebut, yaitu sebanyak 211 keseluruhan.
 
kira-kira apa yang terjadi di desa Kedungcangkring Tulungagung, nih 🤔. dulu ada kejadian keracunan makanan gratis dan sekarang mereka menutup sementara aja? siapa yang bertanggung jawab? saya pikir pihak SPPG harus lebih cepat dalam memberikan sertifikat SLHS ya, kalau tidak akan makin parah lagi. dan apa dengan data kasus MBG di Indonesia? 48 persen itu terlalu banyak kan, apakah mereka sudah melakukan yang tepat untuk mencegah hal ini?
 
Makasih bro, kabar baik aja, tapi siapa tau aja ada yang belum ngetahuin tentang bagaimana keracunan makanan gratis di desa Kedungcangkring Tulungagung Jatim? Mungkin karena mereka sudah lama tidak terdaftar lagi, dan kini harus menunggu sampai dana tersedia... eh kira-kira berapa lama waktu itu aja? 🤔 Nah, jangan heran jika SPPG desa tersebut harus menunda penerbitan sertifikat SLHS, karena memang sudah terdaftar 1.619 unit layanan yang masih kekurangan documentasi... sapa lagi yang kalah aja? 😊
 
aku pikir ini kayak ngecewak banget. kalau keracunan makanan gratis udah terjadi lagi di desa tulungagung, kenapa gak jadi prioritas utama ya? tapi justru mereka bilang harus menunggu sampai dana tersedia. itu kayak bantuan sosial yang tidak pernah ada. sih, apa maksudnya lagi dengan pembatasan akses ke sertifikat SLHS? bukannya itu diharapkan membantu meningkatkan kualitas pelayanan gizi di desa-desa tersebut? aku pikir ini salah strategi.
 
Bukan hanya desa Kedungcangkring yang sedang mengalami masalah, tapi juga hati kita semua yang merasakan tekanan biaya dan efisiensi. Apakah nilai layaknya sebenarnya? Jika kami bisa mempertahankan kemudahan saat ini, tapi harus menunda penerbitan sertifikat SLHS, apa itu yang menjadi prioritas? Apa itu kebersihan versus kepentingan? Hmm...
 
ini situasinya, banget ya? sih kalau kecepatan penerbitan SLHS di setiap daerahnya nggak sama, itu artinya konsumen di daerah yang penghigienisannya kurang baik cenderung ngalami keracunan makanan gratis. padahal, harusnya semua daerah memiliki keseimbangan dalam hal higienis dan sanitasi. itulah yang membuat kita ingat pentingnya pemerintah memastikan semua layanan kesehatan memiliki SLHS yang baik 😒.
 
Makanya keren banget SPPG desa Kedungcangkring Tulungagung yang berani buat protokol higienisnya sendiri, tapi juga jangan ngasih sertifikat SLHS sampai dana tersedia. Wajar kok, ngaruh sama kasus keracunan makanan gratis yang banyak. Kalau seriusin banget, gak ada kegiatan SPPG di daerah mana pun bisa jadi tidak akan ada kasus seperti ini lagi, tapi kalau kira-kira aja dan ngasih sertifikat SLHS kalau mau, apa maksudnya sih? 🤔
 
Oleh karenanya pihak desa harus segera memperbaiki fasilitasnya aja biar masyarakat bisa mendapatkan gizi yang baik 🤝. Mau bukannya MBG itu berisiko terjadi lagi kalau ganti makanan belum sesuai dengan standar? Aku pikir pemerintah harus memberikan dana tambahan untuk desa-desa kecil seperti Kedungcangkring Tulungagung Jatim agar fasilitasnya bisa segera memperbaiki dan siap untuk mendapatkan sertifikat SLHS #AplikasiSLHS #DesakuMintaDana #GiziBagiSemua
 
Sama-sama, aku pikir ini salah satu hal yang perlu diperhatikan nih, ya... kecepatan penerbitan SLHS di setiap daerahnya tidak sama, sih. Aku rasa ini mempengaruhi layanan SPPG di desa-desa kecil, seperti di Kedungcangkring Tulungagung. Kalau mau benar-benar efektif dalam mencegah keracunan makanan, perlu ada sistem yang lebih transparan dan cepat. Tapi aku juga paham kalau dana dan sumber dayanya terbatas, biar bisa dilakukan dengan prioritas, ya...
 
Sampah banget ya... siapa ngerasa sakit makanan gratis di desa Kedungcangkring, apa punya gaji sih 🤷‍♂️. Sementara yang terkena keracunan pangan gratis kaya yang 211 kasusnya, masih sibuk-sibuk ngisi formulir dan apa lagi? Makanan gratis itu jadi tidak bisa dinikmati oleh masyarakat yang membutuhkan. Belum lagi ngepot penerbitan SLHS, kayaknya sih tidak fungsinya sih.
 
Sangat bikin bingung ya! Jika mereka sudah mempunyai dana, kenapa nggak langsung buka kembali layanan SPPG di desa Kedungcangkring Tulungagung? Sampai kapan harus menanti aja? 🤔
 
Makasih ya, bro! Aku pikir memang bikin masalah keracunan makanan gratis di desa Kedungcangkring Tulungagung itu serius banget! Tapi aku rasa pihaknya yang terlalu cepat membuat keputusan, ya? Kalau kita harus tunggu sampai dana tersedia, itu memang logis, tapi juga bikin layanan SPPG tergantung waktu. Aku pikir solusinya di sini adalah makin cepat pihaknya meresepkan SLHS untuk desa-desa yang memiliki masalah keracunan makanan gratis. Dengan begitu, kita bisa segera menyelesaikan masalah ini dan melindungi masyarakat di daerah tersebut. Dan aku rasa pemerintah juga harus memberikan bantuan tambahan kepada SPPG, ya? Karena kalau tidak, itu akan bikin mereka terlalu berat beban. Semoga bisa segera diselesaikan! 😊
 
kembali
Top