Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memutuskan untuk melatih ulang ribuan sopir Mikrotrans atau JakLingko karena tingginya keluhan masyarakat terkait perilaku pramudi yang dianggap ugal-ugalan, judes, dan bahkan membawa anggota keluarga saat bertugas. Menurut Staf Khusus Gubernur DKI Bidang Komunikasi Publik, Chico Hakim, ada 1.127 laporan keluhan masyarakat selama Januari-Oktober 2025, yang meliputi ugal-ugalan (68 persen), judes (22 persen), dan membawa keluarga (10 persen).
Chico mengatakan bahwa pelatihan ulang tidak berkaitan dengan usia sopir atau rencana rekrutmen pramudi baru, tetapi merupakan syarat perpanjangan sertifikasi yang berlaku tiga tahun. Kebijakan ini merupakan bagian dari program peningkatan kualitas layanan yang sedang berlangsung bersamaan dengan rencana peremajaan armada Mikrotrans.
Chico juga menekankan bahwa program ini adalah investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, bukan hukuman. Pemerintah provinsi ingin mendengar keluhan masyarakat namun juga menjaga kesejahteraan sopir.
Chico mengatakan bahwa pelatihan ulang tidak berkaitan dengan usia sopir atau rencana rekrutmen pramudi baru, tetapi merupakan syarat perpanjangan sertifikasi yang berlaku tiga tahun. Kebijakan ini merupakan bagian dari program peningkatan kualitas layanan yang sedang berlangsung bersamaan dengan rencana peremajaan armada Mikrotrans.
Chico juga menekankan bahwa program ini adalah investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, bukan hukuman. Pemerintah provinsi ingin mendengar keluhan masyarakat namun juga menjaga kesejahteraan sopir.