Pemerintah Indonesia telah menetapkan beberapa langkah untuk meningkatkan likuiditas perumahan, salah satunya adalah penggunaan Surat Utang 73 kali dari PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF. Nilai surat utang ini mencapai Rp 74,87 triliun, yang merupakan keuntungan bagi pemerintah dalam meningkatkan likuiditas perumahan.
Menurut Direktur Utama SMF, Ananta Wiyogo, penggunaan surat utang ini merupakan bentuk perluasan underlying penyaluran pendanaan perumahan di Tanah Air. Surat utang yang diterbitkan oleh SMF merupakan surat utang korporasi pertama yang dapat direpokan ke Bank Indonesia (BI), yang berarti bahwa pemerintah telah menemukan cara baru untuk meningkatkan likuiditas perumahan.
Dalam kajian SMF Research Institute, menunjukkan bahwa sektor perumahan memiliki dampak besar kepada 185 sektor lainnya. Setiap investasi Rp 1 triliun pada sektor perumahan terhadap peningkatan produk domestik bruto (PDB) sebesar kurang lebih Rp 1,9 triliun.
Selain itu, SMF juga berpartisipasi dalam program mikro perumahan melalui program Griya Tunas guna mendukung program 3 juta rumah. Perusahaan juga menerbitkan surat utang yang dinyatakan eligible sebagai underlying transaksi Repurchase Agreement (REPO) Bank Indonesia.
Upaya ini harapnya dapat meningkatkan opsi likuiditas bagi pihak perbankan dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Dengan demikian, sinergi kebijakan fiskal dan moneter dapat tercapai, yang merupakan bukti nyata bahwa pemerintah telah menemukan cara baru untuk meningkatkan likuiditas perumahan di Tanah Air.
Menurut Direktur Utama SMF, Ananta Wiyogo, penggunaan surat utang ini merupakan bentuk perluasan underlying penyaluran pendanaan perumahan di Tanah Air. Surat utang yang diterbitkan oleh SMF merupakan surat utang korporasi pertama yang dapat direpokan ke Bank Indonesia (BI), yang berarti bahwa pemerintah telah menemukan cara baru untuk meningkatkan likuiditas perumahan.
Dalam kajian SMF Research Institute, menunjukkan bahwa sektor perumahan memiliki dampak besar kepada 185 sektor lainnya. Setiap investasi Rp 1 triliun pada sektor perumahan terhadap peningkatan produk domestik bruto (PDB) sebesar kurang lebih Rp 1,9 triliun.
Selain itu, SMF juga berpartisipasi dalam program mikro perumahan melalui program Griya Tunas guna mendukung program 3 juta rumah. Perusahaan juga menerbitkan surat utang yang dinyatakan eligible sebagai underlying transaksi Repurchase Agreement (REPO) Bank Indonesia.
Upaya ini harapnya dapat meningkatkan opsi likuiditas bagi pihak perbankan dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Dengan demikian, sinergi kebijakan fiskal dan moneter dapat tercapai, yang merupakan bukti nyata bahwa pemerintah telah menemukan cara baru untuk meningkatkan likuiditas perumahan di Tanah Air.