Risiko Kecelakaan yang Mengancam Periode Operasional Smelter Freeport
Aksi demonstrasi di dekat lokasi smelter PT Freeport Toba yang terletak di kawasan industri Gresik, Jawa Timur, masih belum menenangkan. Meski para pemrotes bersatu dalam menyatakan protes melawan kebijakan negara yang mereka anggap tidak mendukung kegiatan operasionalnya, sementara itu, bencana alam tetap menjadi ancaman utama bagi proses produksi di lokasi tersebut.
"Kita akan mengadakan aksi protes lagi jika pemerintah tidak mempertimbangkan kebutuhan Freeport", kata Ketua Majelis Dewan Pers (Dewan Pemuda Merdeka) Jawa Timur, yang juga menjadi salah satu pemangku suara di dalam demonstrasi tersebut. Namun, saat ini, perlu diingat bahwa Freeport Toba telah mengalami beberapa kecelakaan pada masa operasionalnya, sebelumnya sudah terjadi pada tahun 2020 ketika sebuah ledakan di tambang timah menyebabkan warga setempat bergegas keluar dari rumah mereka untuk melarikan diri.
Kemudian, pada bulan Agustus lalu, Freeport Toba mengalami kecelakaan yang lebih serius ketika terjadi ledakan di bagian tambang yang menyebabkan warga dan petugas penyelamat dibawa ke rumah sakit dengan gejala bernarasa darah. Meski tidak ada korban jiwa, tetapi berita ini menguatkan tekanan dari masyarakat akan kehadiran Freeport Toba di Gresik.
Selama periode Operasionalnya yang dimulai awal 2022 hingga akhir tahun ini, Freeport telah mengeluarkan beberapa peringatan mengenai risiko kecelakaan yang dapat terjadi pada lokasi tersebut. Bahkan, perusahaan yang bergerak di bidang eksploitasi mineral ini menyatakan bahwa mereka akan mengakhiri operasionalnya jika peraturan yang mengatur aspek keselamatan kerja tidak diterima oleh pemerintah.
Meski demikian, setelah mendengar berita mengenai penutupan industri di Amerika Serikat akibat perang dagang, pihak operasi tersebut menginginkan untuk segera menyelesaikan beberapa pekerjaan penting agar dapat menutupi sisa sisa beban yang diperoleh dari pengeluaran produksi.
Aksi demonstrasi di dekat lokasi smelter PT Freeport Toba yang terletak di kawasan industri Gresik, Jawa Timur, masih belum menenangkan. Meski para pemrotes bersatu dalam menyatakan protes melawan kebijakan negara yang mereka anggap tidak mendukung kegiatan operasionalnya, sementara itu, bencana alam tetap menjadi ancaman utama bagi proses produksi di lokasi tersebut.
"Kita akan mengadakan aksi protes lagi jika pemerintah tidak mempertimbangkan kebutuhan Freeport", kata Ketua Majelis Dewan Pers (Dewan Pemuda Merdeka) Jawa Timur, yang juga menjadi salah satu pemangku suara di dalam demonstrasi tersebut. Namun, saat ini, perlu diingat bahwa Freeport Toba telah mengalami beberapa kecelakaan pada masa operasionalnya, sebelumnya sudah terjadi pada tahun 2020 ketika sebuah ledakan di tambang timah menyebabkan warga setempat bergegas keluar dari rumah mereka untuk melarikan diri.
Kemudian, pada bulan Agustus lalu, Freeport Toba mengalami kecelakaan yang lebih serius ketika terjadi ledakan di bagian tambang yang menyebabkan warga dan petugas penyelamat dibawa ke rumah sakit dengan gejala bernarasa darah. Meski tidak ada korban jiwa, tetapi berita ini menguatkan tekanan dari masyarakat akan kehadiran Freeport Toba di Gresik.
Selama periode Operasionalnya yang dimulai awal 2022 hingga akhir tahun ini, Freeport telah mengeluarkan beberapa peringatan mengenai risiko kecelakaan yang dapat terjadi pada lokasi tersebut. Bahkan, perusahaan yang bergerak di bidang eksploitasi mineral ini menyatakan bahwa mereka akan mengakhiri operasionalnya jika peraturan yang mengatur aspek keselamatan kerja tidak diterima oleh pemerintah.
Meski demikian, setelah mendengar berita mengenai penutupan industri di Amerika Serikat akibat perang dagang, pihak operasi tersebut menginginkan untuk segera menyelesaikan beberapa pekerjaan penting agar dapat menutupi sisa sisa beban yang diperoleh dari pengeluaran produksi.