SMAN 72 Jakut Masih Lanjutkan Belajar Online Pasca-Ledakan

Sekolah Menengah Atas Negeri 72 Jakarta (SMAN 72)Jakarta, masih melanjutkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) karena belum ada persetujuan dari orangtua murid. Kepala SMAN 72, Tetty Helena Tampubolon, menegaskan bahwa sekolah tidak akan memaksakan siswa belajar di sekolah sebelum ada izin dari orangtua.

Hari Senin ini, masih dilaksanakan PJJ, dan sekolah akan melanjutkan proses pemeriksaan psikologis terhadap siswa. Tetty menekankan bahwa persetujuan orangtua adalah hal yang sangat penting dalam model pembelajaran hybrid atau tatap muka penuh.

Saat ini, pemeriksaan psikologis terhadap siswa masih berlangsung. Pihak sekolah bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Provinsi, Kemenkes, HIMPSI, dan Kemendikdasmen untuk mengetahui kondisi psikologis yang ada di antara siswa.

Tetty juga mengatakan bahwa kelihatannya anak-anak sudah mulai rindu dengan sekolah. Namun, hasil resmi asesmen belum keluar. Ia berpesan kepada seluruh siswa untuk tetap bersemangat dan terus berdoa usai peristiwa ledakan yang terjadi di sekolah tersebut.

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, telah menyerahkan bantuan kepada SMAN 72 Jakarta untuk mendukung proses belajar mengajar dan perbaikan fasilitas sekolah yang terdampak imbas ledakan.
 
Sekolah yang mau tidak mau buka kembali πŸ€¦β€β™€οΈ. Mereka bilang belum ada persetujuan dari orangtua, tapi sebenarnya itu hanya alasan bodoh ya πŸ˜‚. Jangan bohong, mereka sudah punya kebijakan yang jelas. Saya rasa sekolah harus bisa memikirkan anak-anaknya sendiri, bukannya meminta izin orangtua lagi dan lagi πŸ€”.

Dan apa dengan pemeriksaan psikologis? Apa itu penting banget sih? Mereka bilang sudah mulai rindu dengan sekolah, tapi sepertinya masih dalam keadaan kabur ya πŸ˜…. Saya nggak percaya kalau mereka benar-benar ingin membuat anak-anak kembali normal aja.
 
😐 Sekolah gak bisa memaksakan anak-anak belajar di sekolah kalau orang tua belum setuju, kan? πŸ€” Mereka harus fokus pada proses pemeriksaan psikologis dulu, dan gampang nih sih kalau mereka sudah mulai rindu dengan sekolah 😊. Tapi, ini bukan kebajikan SMAN 72, tapi karena orang tua gak mau anak-anak belajar di sekolah πŸ˜….

Perlu disadari, PJJ ini sengaja dijalankan karena keselamatan anak-anak yang dipikirkan 🀝. Jadi, jangan memaksakan anak-anak, tetap aja dengerin instruksi dari guru dan ikuti proses belajar mengajar ya 😊.

Gubernur DKI Jakarta bantu SMAN 72 ini, tapi ini tidak apa-apa kalau gabenor Jakarta mau membantu πŸ™. Yang penting, SMAN 72 bisa memperbaiki fasilitas sekolahnya dan melanjutkan proses belajar mengajar dengan aman πŸ’ͺ.

Semoga suatu hari nanti, anak-anak bisa kembali ke sekolah tanpa ada masalah 😊.
 
Aku rasa SMAN 72 Jakarta itu kayaknya masih harus berhati-hati dalam hal ini, pemeriksaan psikologis masih belum pasti apa-apa... Aku kira kalau sudah ada persetujuan dari orangtua baru mereka bisa langsung kembali ke sekolah. Tapi, kalau gak jadi itu, aku rasa sekolah harus lebih teliti lagi tentang hal ini. Kepala sekolah Tetty Helena Tampubolon itu kayaknya juga benar-benar peduli dengan proses belajar siswa...
 
ini bikin kebingungan kan?

**Diagram PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh)**
```
+---------------+
| Online |
| Pembelajaran|
+---------------+
|
| Persetujuan Orangtua
v
+---------------+ +---------------+
| Fasilitas | | Pemeriksaan |
| Online | | Psikologis |
+---------------+ +---------------+
```

ya, SMAN 72 Jakarta masih lanjutkan PJJ karena belum ada persetujuan dari orangtua. ini bikin jadwal belajar murid dipengaruhi?

gubernur DKI Jakarta sudah memberikan bantuan kepada SMAN 72 Jakarta untuk mendukung proses belajar mengajar dan perbaikan fasilitas sekolah yang terdampak imbas ledakan... tapi masih belum ada persetujuan orangtua?

mungkin kita bisa berdiskusi tentang ini... apa pendapatmu?
 
Hmm, gue pikir pemeriksaan psikologis itu penting banget, tapi apa sih dengan pembelajaran jarak jauh ini? Gue rasa cuma sekolah yang harus ngurus hal ini, tapi bukan cuma sekolah aja, juga orangtua dan komunitas. Kenapa gak ada aturan pasti seperti ini? Mungkin karena banyak faktor, misalnya bencana ledakan dan masalah kesehatan di kawasan sekolah. Tapi, apa kebenarannya gue hanya bisa ngobrol soal ini? Perlu adanya debat yang lebih serius dari masyarakat tentang pendidikan kita di Indonesia nih πŸ€”
 
aku rasa sekolah ini kayak kue yang tidak pernah matang 🀯 apa artinya? kalau anak-anak sudah mulai rindu dengan sekolah tapi hasil asesmen belum keluar, itu bukan pilihan yang bijak sih... biar tahu kondisi psikologis anak-anak sebaiknya harus melihat langsung, bukan hanya asesmen ya! πŸ€”
 
Gak ngerti, kenapa gini sekolah masih dijarak jauh? Kalau sudah ada persetujuan dari orangtua aja bisa mulai, bukan? Sekarangnya lagi baca psikologi, apa sih tujuannya? Nyari yang masalah mental gini kayaknya.
 
Hmm, ini aja soal PJJ ya... tapi apa artinya gini kalau orangtua belum setuju? Apa kan itu bukan soal persetujuan antar pihak? Nah, mungkin ada yang salah dengan bagaimana sekolah ini lakukan. Tapi gimana caranya kalau mereka harus memaksakan anak-anak kembali ke sekolah di waktu apapun?

Dan sepertinya ada sesuatu yang tidak seimbang di sini... Kita lihat bantuan dari Gubernur, tapi apa itu kan? Bantuannya lebih banyak kepada SMAN 72 ya, tapi apa lagi yang dibutuhkan oleh sekolah ini selain bantuan? Mungkin perlu ada rencana yang lebih matang dulu, jangan cuma sembarangan aja.
 
Aku pikir ini semua hanya skema pemerintah untuk memperbanyak uang dari pemeriksaan psikologis, tapi gak ada bukti nyata tentang kondisi psikologis anak-anak yang benar-benar terkena dampak ledakan itu πŸ€”. Apalagi lagi kalau mereka masih melanjutkan PJJ tanpa persetujuan dari orangtua, itu seperti memaksakan anak-anak harus belajar di sekolah tanpa ada pilihan. Saya rasa ini semua hanya untuk kepentingan saja, tidak peduli apa yang terjadi pada anak-anak πŸ€·β€β™‚οΈ.
 
Aku pikir kalau ini sedang berlangsungnya PJJ di SMAN 72 Jakarta, keren banget ya! Aku suka sekali cara sekolah jangan memaksakan siswa belajar di sekolah jika belum ada persetujuan dari orangtua. Ini jadi contoh bagus tentang bagaimana pentingnya kerja sama dan komunikasi yang baik antara sekolah, orangtua, dan pemerintah 🀝

Aku penasaran banget apa hasil asesmen psikologis terhadap siswa, belum keluar kan? Aku harap itu bisa memberikan gambaran lebih baik tentang kondisi mental siswa. Dan aku senang sekali bahwa Gubernur DKI Jakarta sudah menyerahkan bantuan kepada SMAN 72 Jakarta untuk mendukung proses belajar mengajar dan perbaikan fasilitas sekolah yang terdampak ledakan πŸ’ͺ
 
Bisa aja kalian semua ngeluhin kalau siswa harus belajar di rumah aja, tapi sepertinya itu yang paling aman banget untuk mereka πŸ€”. Aku sendiri juga penasaran dengan apa aja kondisi psikologisnya, tapi biar jelas sama sekolah dulu ya. Saya pikir ini juga bisa menjadi peluang bagi siswa untuk lebih fokus di rumah dan ngasilin pekerjaan yang berkualitas, apalagi kalau ada bantuan dari Gubernur DKI Jakarta 😊. Tapi apa aja yang salah dengan pihak sekolah yang bilang belum ada persetujuan dari orangtua? Aku rasa itu yang penting banget dalam model pembelajaran hybrid.
 
πŸ€” Wah, aku rasa ini bukan masalah besar kan? Sekolah masih bisa melanjutkan PJJ karena orangtua murid belum setuju. Aku tahu ada anak-anak yang rindu dengan sekolah, tapi kita harus ingat proses belajar mengajar harus dilakukan dengan hati-hati ya πŸ™. Saya harap pihak sekolah bisa bekerja sama dengan keluarga mereka dan buat jadwal belajar yang cocok untuk anak-anak. Kalau sudah jelas, mungkin saja sekolah bisa melanjutkan ke model tatap muka lagi πŸ“š
 
Gue think gue tidak senang sama sekali dengan cara SMAN 72 melanjutkan PJJ tanpa izin dari orangtua muridnya πŸ€”. Gue pikir ini semua karena sistem online yang serius-besarnya membuat siswa lelah, tapi bukan masalah di sini adalah siswa lelah, tapi orangtua juga perlu diperhatikan πŸ™„. Gue harap sekolah bisa segera melanjutkan ke model pembelajaran tatap muka penuh dengan persetujuan dari orangtua.
 
PJJ gini seru banget... tapi apa yang penting adalah kesejahteraan anak-anaknya. Saya rasa pemeriksaan psikologis yang dilakukan oleh sekolah ini cukup penting, tapi apa yang harus diwujudkan selanjutnya adalah agar semua anak bisa pulas dan santai ya...
 
aku pikir pemeriksaan psikologis di sekolah ini gak bakal jadi hal utama, tapi toh mereka punya alasan yang keren, kan anak-anak sudah mulai rindu dengan sekolah πŸ˜‚. tapi serius banget, aku bingung siapa yang bilang anak-anak di sekolah itu udah aman? apa lagi aja yang ada di sekolah ya? πŸ€”
 
Sekolah harus fokus pada keselamatan anak-anak, tapi masih banyak hal yang salah. Apalagi ada keluh kesah dengan orangtua murid. Mereka pikir pemeriksaan psikologis di sekolah itu aneh banget. Saya ragu-ragu sih kapan murid harus hadir di sekolah lagi? Saya ingat saat ini masih banyak yang jauh dari rumah karena COVID, bagaimana kalau lagi terjadi sesuatu?
 
Mau tahu kenapa SMAN 72 Jakarta masih melanjutkan PJJ? Gara-gara belum ada persetujuan dari orangtua, bukan? Kalau ada yang tidak ingin anaknya belajar di sekolah karena takut aneh aja, tolong jawab terlebih dahulu sih. Apalagi kalau anaknya belum mau belajar, itu bagus juga ya? Mereka harus berkomunikasi dengan baik dulu sebelum memaksa anaknya ke sekolah. PJJ ini bisa jadi ada yang tidak nyaman aja, tapi apakah ada yang salah dengan itu? Nah, saya pikir sudah cukup bagus nih kalau semua orang bisa memberikan pilihan dan memilih apa yang terbaik untuk anaknya 😊
 
kembali
Top