Nama Rahmah El Yunusiah, seorang sosok perempuan berpengaruh yang tak kalah hebatnya dengan para pahlawan nasional. Nama beliau masuk dalam daftar tokoh yang diberi gelar Pahlawan Nasional pada 10 November 2025. Ia lahir di Nagari Bukit Surungan, Padangpanjang, Sumatera Barat, dan telah meninggalkan jejak sejuta pria.
Pada tahun 1923, Rahmah mulai membikin Madrasah Diniyah Li al-Banat atau semacam sekolah Diniyah khusus putri. Sekolah ini merupakan bagian dari Diniyah School yang didirikan Zainuddin Labay El Yunusy (kakak kandung Rahmah) pada 10 Oktober 1915.
Namun, berbagai macam tantangan kemudian dihadapi Rahmah. Tantangannya pun tidak hanya sekedar rintangan yang harus dihadapi perempuan pada masa itu, tetapi juga dalam menghadapi peristiwa keterbunuhan kakaknya, Zainuddin pada Juli 1924 dan gempa bumi berkekuatan 7,2 skala richter pada 28 Juni 1926.
Meskipun demikian, Rahmah tak mau menyerah dengan kondisi tersebut. Ia melakukan studi banding ke Pinang, Terengganu, Johor, Negeri Sembilan, Selangor, Perak, Pahang, Kelantan, hingga Kedah.
Rahmah El Yunusiah bahkan turut memimpin Haha No Kai di Padang Panjang. Tugasnya membantu perwira Giyugub. Ia ikut berjuang dalam memelopori pendirian Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Padang Panjang selama perang kemerdekaan.
Sempat ditangkap Belanda dan ditahan pada Januari 1949, perjalanan berlanjut pada saat Rahmah terpilih menduduki posisi anggota DPR. Ia mewakili Masyumi lewat Pemilu 1955.
Pemilik gelar kehormatan "Syekhah" dari Universitas Al-Azhar itu diampuni pemerintahan Soekarno hingga sempat mengalami kanker payudara.
Rahmah El Yunusiyah akhirnya meninggal pada 26 Februari 1969 ketika usianya menginjak 71 tahun.
Pada tahun 1923, Rahmah mulai membikin Madrasah Diniyah Li al-Banat atau semacam sekolah Diniyah khusus putri. Sekolah ini merupakan bagian dari Diniyah School yang didirikan Zainuddin Labay El Yunusy (kakak kandung Rahmah) pada 10 Oktober 1915.
Namun, berbagai macam tantangan kemudian dihadapi Rahmah. Tantangannya pun tidak hanya sekedar rintangan yang harus dihadapi perempuan pada masa itu, tetapi juga dalam menghadapi peristiwa keterbunuhan kakaknya, Zainuddin pada Juli 1924 dan gempa bumi berkekuatan 7,2 skala richter pada 28 Juni 1926.
Meskipun demikian, Rahmah tak mau menyerah dengan kondisi tersebut. Ia melakukan studi banding ke Pinang, Terengganu, Johor, Negeri Sembilan, Selangor, Perak, Pahang, Kelantan, hingga Kedah.
Rahmah El Yunusiah bahkan turut memimpin Haha No Kai di Padang Panjang. Tugasnya membantu perwira Giyugub. Ia ikut berjuang dalam memelopori pendirian Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Padang Panjang selama perang kemerdekaan.
Sempat ditangkap Belanda dan ditahan pada Januari 1949, perjalanan berlanjut pada saat Rahmah terpilih menduduki posisi anggota DPR. Ia mewakili Masyumi lewat Pemilu 1955.
Pemilik gelar kehormatan "Syekhah" dari Universitas Al-Azhar itu diampuni pemerintahan Soekarno hingga sempat mengalami kanker payudara.
Rahmah El Yunusiyah akhirnya meninggal pada 26 Februari 1969 ketika usianya menginjak 71 tahun.