Beri yang seharusnya dibawa oleh perempuan Rahmah El Yunusiah, yaitu wawasan dan pengetahuan yang luas. Meski pada usia 23 tahun itu, ia mempunyai cita-cita, mimpi, gagasan, dan sekaligus membuktikan cita-citanya itu menjadi kenyataan.
Di tengah masyarakat perempuan masih dianggap kurang berharga, Rahmah El Yunusiah tidak mau menyerah. Ia mendirikan Madrasah Diniyah Li al-Banat atau sekolah Diniyah khusus putri pada 1 November 1923. Sekolah ini merupakan bagian dari Diniyah School yang didirikan Zainuddin Labay El Yunusy (kakak kandung Rahmah) pada 10 Oktober 1915.
Rahmah sempat ditangkap Belanda dan ditahan. Ia tidak mau menyerah, terus menerus melawan penjajah. Banyak rintangan yang ia hadapi termasuk ketika kakaknya meninggal dunia. Belum lagi peristiwa gempa bumi berkekuatan 7,2 skala richter yang mengguncang Sumatera Barat pada 28 Juni 1926.
Meskipun demikian, Rahmah tak mau menyerah dengan kondisi tersebut. Ia melakukan studi banding ke Pinang, Terengganu, Johor, Negeri Sembilan, Selangor, Perak, Pahang, Kelantan, hingga Kedah. Madrasah Diniyah School milik Rahmah semakin terkenal hingga membikin sekolah pendidikan guru "Kulliyatul Muallimat al Islamiyyah (KMI)" pada 1 Februari 1937.
Rahmah El Yunusiyah bahkan turut mengerahkan muridnya melawan penjajah. Sempat ditangkap Belanda dan ditahan, perjalanan berlanjut pada saat Rahmah terpilih menduduki posisi anggota DPR. Ia mewakili Masyumi lewat Pemilu 1955.
Di tengah masyarakat perempuan masih dianggap kurang berharga, Rahmah El Yunusiah tidak mau menyerah. Ia mendirikan Madrasah Diniyah Li al-Banat atau sekolah Diniyah khusus putri pada 1 November 1923. Sekolah ini merupakan bagian dari Diniyah School yang didirikan Zainuddin Labay El Yunusy (kakak kandung Rahmah) pada 10 Oktober 1915.
Rahmah sempat ditangkap Belanda dan ditahan. Ia tidak mau menyerah, terus menerus melawan penjajah. Banyak rintangan yang ia hadapi termasuk ketika kakaknya meninggal dunia. Belum lagi peristiwa gempa bumi berkekuatan 7,2 skala richter yang mengguncang Sumatera Barat pada 28 Juni 1926.
Meskipun demikian, Rahmah tak mau menyerah dengan kondisi tersebut. Ia melakukan studi banding ke Pinang, Terengganu, Johor, Negeri Sembilan, Selangor, Perak, Pahang, Kelantan, hingga Kedah. Madrasah Diniyah School milik Rahmah semakin terkenal hingga membikin sekolah pendidikan guru "Kulliyatul Muallimat al Islamiyyah (KMI)" pada 1 Februari 1937.
Rahmah El Yunusiyah bahkan turut mengerahkan muridnya melawan penjajah. Sempat ditangkap Belanda dan ditahan, perjalanan berlanjut pada saat Rahmah terpilih menduduki posisi anggota DPR. Ia mewakili Masyumi lewat Pemilu 1955.