Pemicu Gempa Besar di Bandung Raya, Tidak hanya Sesar Lembang!
Ahli mengungkap bahwa ada pemicu gempa besar di Bandung Raya, bukan hanya sesar aktif Lembang yang sering dijadikan contoh. Salah satunya adalah Sesar Cimandiri yang berpotensi mempengaruhi aktivitas kegempaan di wilayah tersebut.
Sesar Cimandiri, sebuah sistem sesar aktif yang membentang sekitar 100 km mulai dari Pelabuhan Ratu hingga Padalarang. Penelitian ini dilakukan oleh Pusat Riset Kebencanaan Geologi (PRKG) BRIN yang menggunakan pendekatan geologi, geofisika, dan geodesi secara terpadu.
Dalam riset ini, tim melakukan pengamatan langsung di lapangan untuk mencari bukti adanya aktivitas sesar. Mereka juga menggunakan teknologi Global Positioning System (GPS) untuk mengetahui besar, laju, dan arah deformasi pada area sekitar sesar.
Penelitian ini memiliki peran penting dalam upaya mitigasi bencana di wilayah Jawa Barat. Sebagai sesar aktif, Sesar Cimandiri berpotensi memicu gempa bumi, bahkan tsunami lokal apabila jalurnya menerus hingga ke laut dan menyebabkan longsoran bawah laut.
Hasil penelitian ini dapat membantu pemerintah daerah dalam perencanaan tata ruang dan pembangunan infrastruktur yang lebih aman. Selain itu, penelitian ini juga dapat digunakan sebagai dasar sosialisasi kepada masyarakat tentang langkah-langkah yang perlu dilakukan saat terjadi gempa.
Penelitian ini melibatkan kolaborasi lintas lembaga dan negara dengan Institut Teknologi Bandung (ITB), Badan Informasi Geospasial (BIG), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Oceanland Indonesia Group, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan Dompet Dhuafa.
Ahli mengungkap bahwa ada pemicu gempa besar di Bandung Raya, bukan hanya sesar aktif Lembang yang sering dijadikan contoh. Salah satunya adalah Sesar Cimandiri yang berpotensi mempengaruhi aktivitas kegempaan di wilayah tersebut.
Sesar Cimandiri, sebuah sistem sesar aktif yang membentang sekitar 100 km mulai dari Pelabuhan Ratu hingga Padalarang. Penelitian ini dilakukan oleh Pusat Riset Kebencanaan Geologi (PRKG) BRIN yang menggunakan pendekatan geologi, geofisika, dan geodesi secara terpadu.
Dalam riset ini, tim melakukan pengamatan langsung di lapangan untuk mencari bukti adanya aktivitas sesar. Mereka juga menggunakan teknologi Global Positioning System (GPS) untuk mengetahui besar, laju, dan arah deformasi pada area sekitar sesar.
Penelitian ini memiliki peran penting dalam upaya mitigasi bencana di wilayah Jawa Barat. Sebagai sesar aktif, Sesar Cimandiri berpotensi memicu gempa bumi, bahkan tsunami lokal apabila jalurnya menerus hingga ke laut dan menyebabkan longsoran bawah laut.
Hasil penelitian ini dapat membantu pemerintah daerah dalam perencanaan tata ruang dan pembangunan infrastruktur yang lebih aman. Selain itu, penelitian ini juga dapat digunakan sebagai dasar sosialisasi kepada masyarakat tentang langkah-langkah yang perlu dilakukan saat terjadi gempa.
Penelitian ini melibatkan kolaborasi lintas lembaga dan negara dengan Institut Teknologi Bandung (ITB), Badan Informasi Geospasial (BIG), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Oceanland Indonesia Group, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan Dompet Dhuafa.