Fasilitas hulu di Desa Belantih Kintamani, Bangli, kembali menjadi sorotan dari program Mahasiswa Berdampak: Pemberdayaan Masyarakat yang diterima oleh BEM FHIS Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha). Program ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat lokal dalam mengelola produk unggulan Desa Belantih yaitu Kopi Arabika Kintamani.
Program yang didanai oleh kementerian terkait pada Tahun 2025 ini fokus pada peningkatan kualitas dari hulu ke hilir, serta penguatan manajemen kelompok tani agar mandiri dan berdaya saing global. Proses ini melibatkan pelatihan pembibitan dan perawatan kopi berbasis Good Agricultural Practices (GAP) on coffee untuk meningkatkan kemampuan petani dalam memilih benih unggul, melakukan penyemaian, pemeliharaan, serta menerapkan teknik penanaman yang sesuai dengan kondisi agroklimat setempat.
Lebih lanjut, BEM FHIS juga menyerahkan bantuan berupa 5.000 bibit Kopi Arabika Kintamani dan juga bantuan pupuk untuk memperbaiki kesuburan tanah dan mengoptimalkan pertumbuhan tanaman. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi proses pengupasan kulit tanduk kopi dengan menggunakan Mesin Huller, yang secara langsung berkontribusi pada produksi biji kopi berkualitas tinggi.
Selain itu, BEM FHIS juga melakukan transfer teknologi hilirisasi kopi yang menciptakan produk turunan berupa kopi bubuk kemasan dengan berbagai ukuran. Mereka juga menyediakan para-para berbahan aluminium yang tahan lama untuk memastikan proses penjemuran yang higienis dan efisien.
Aspek keberlanjutan juga menjadi prioritas, di mana mahasiswa menginstalasi lampu panel surya di area produksi dan lingkungan desa sebagai dukungan terhadap penerapan energi terbarukan, sekaligus meningkatkan keamanan dan produktivitas. Mereka juga memasang instalasi CCTV untuk memperkuat pengawasan dan keamanan aset produksi.
Di sisi manajemen, kelompok tani diperkuat melalui pelatihan manajemen kelembagaan dan pemasaran digital yang bertujuan agar organisasi dapat dikelola secara transparan dan produk kopi mereka mampu dipasarkan secara luas melalui marketplace terkemuka.
Program yang didanai oleh kementerian terkait pada Tahun 2025 ini fokus pada peningkatan kualitas dari hulu ke hilir, serta penguatan manajemen kelompok tani agar mandiri dan berdaya saing global. Proses ini melibatkan pelatihan pembibitan dan perawatan kopi berbasis Good Agricultural Practices (GAP) on coffee untuk meningkatkan kemampuan petani dalam memilih benih unggul, melakukan penyemaian, pemeliharaan, serta menerapkan teknik penanaman yang sesuai dengan kondisi agroklimat setempat.
Lebih lanjut, BEM FHIS juga menyerahkan bantuan berupa 5.000 bibit Kopi Arabika Kintamani dan juga bantuan pupuk untuk memperbaiki kesuburan tanah dan mengoptimalkan pertumbuhan tanaman. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi proses pengupasan kulit tanduk kopi dengan menggunakan Mesin Huller, yang secara langsung berkontribusi pada produksi biji kopi berkualitas tinggi.
Selain itu, BEM FHIS juga melakukan transfer teknologi hilirisasi kopi yang menciptakan produk turunan berupa kopi bubuk kemasan dengan berbagai ukuran. Mereka juga menyediakan para-para berbahan aluminium yang tahan lama untuk memastikan proses penjemuran yang higienis dan efisien.
Aspek keberlanjutan juga menjadi prioritas, di mana mahasiswa menginstalasi lampu panel surya di area produksi dan lingkungan desa sebagai dukungan terhadap penerapan energi terbarukan, sekaligus meningkatkan keamanan dan produktivitas. Mereka juga memasang instalasi CCTV untuk memperkuat pengawasan dan keamanan aset produksi.
Di sisi manajemen, kelompok tani diperkuat melalui pelatihan manajemen kelembagaan dan pemasaran digital yang bertujuan agar organisasi dapat dikelola secara transparan dan produk kopi mereka mampu dipasarkan secara luas melalui marketplace terkemuka.