Piala Dunia 2026 akan melibatkan 48 tim dari seluruh dunia, termasuk Indonesia. Namun, pertanyaan yang muncul adalah apakah pesta sepak bola ini bisa menjadi meriah tanpa adanya tindakan kotor dari Presiden Trump?
Presiden AS itu telah menyatakan akan hadir pada acara tersebut dan FIFA memutuskan untuk memungkinkannya. Hal ini tentu saja membuat banyak orang khawatir, karena sudah ada beberapa contoh di masa lalu ketika Presiden Trump melakukan tindakan seperti itu.
Pada tahun 2015, saat Piala Dunia 2018 di Rusia, FIFA dan pemerintah Rusia terlibat dalam kasus korupsi yang melibatkan banyak nama-nama tinggi. Hal ini membuat banyak negara kecewa dengan tindakan mereka dan membawa dampak besar bagi sepak bola dunia.
Sebagai peringatan dari kasus tersebut, FIFA memutuskan untuk tidak menghadirinya pada acara-acara penting seperti Piala Dunia 2026. Namun, Presiden Trump tetap saja ingin hadir dan berdampubung dengan pihak FIFA untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.
FIFA tentu tidak mau terlibat dalam kasus-kasus tindakan kotor lagi. Mereka memilih untuk memungkinkan Presiden Trump hadir pada acara tersebut, sementara pemerintah AS mengatur pembagian grup dan pengundian tim tim lainnya.
Namun, masih banyak orang yang khawatir tentang dampak tindakan seperti ini. Banyak pencinta sepak bola di seluruh dunia tidak percaya bahwa hal seperti ini bisa terjadi lagi. Mereka berharap bahwa FIFA dan pemerintah AS bisa bekerja sama untuk membuat Piala Dunia 2026 menjadi acara yang meriah dan adil.
Dalam konteks lain, Aston Villa mengincar kemenangan ketujuh secara berturut-turut di kompetisi mereka. Mereka memiliki pelatih yang solid, Unai Emery, yang telah menemukan format ideal untuk tim asuhannya. Dengan kekompakan sebagai sebuah tim dan permainan yang solid, Villa dapat memenangkan kemenangan tersebut.
Presiden AS itu telah menyatakan akan hadir pada acara tersebut dan FIFA memutuskan untuk memungkinkannya. Hal ini tentu saja membuat banyak orang khawatir, karena sudah ada beberapa contoh di masa lalu ketika Presiden Trump melakukan tindakan seperti itu.
Pada tahun 2015, saat Piala Dunia 2018 di Rusia, FIFA dan pemerintah Rusia terlibat dalam kasus korupsi yang melibatkan banyak nama-nama tinggi. Hal ini membuat banyak negara kecewa dengan tindakan mereka dan membawa dampak besar bagi sepak bola dunia.
Sebagai peringatan dari kasus tersebut, FIFA memutuskan untuk tidak menghadirinya pada acara-acara penting seperti Piala Dunia 2026. Namun, Presiden Trump tetap saja ingin hadir dan berdampubung dengan pihak FIFA untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.
FIFA tentu tidak mau terlibat dalam kasus-kasus tindakan kotor lagi. Mereka memilih untuk memungkinkan Presiden Trump hadir pada acara tersebut, sementara pemerintah AS mengatur pembagian grup dan pengundian tim tim lainnya.
Namun, masih banyak orang yang khawatir tentang dampak tindakan seperti ini. Banyak pencinta sepak bola di seluruh dunia tidak percaya bahwa hal seperti ini bisa terjadi lagi. Mereka berharap bahwa FIFA dan pemerintah AS bisa bekerja sama untuk membuat Piala Dunia 2026 menjadi acara yang meriah dan adil.
Dalam konteks lain, Aston Villa mengincar kemenangan ketujuh secara berturut-turut di kompetisi mereka. Mereka memiliki pelatih yang solid, Unai Emery, yang telah menemukan format ideal untuk tim asuhannya. Dengan kekompakan sebagai sebuah tim dan permainan yang solid, Villa dapat memenangkan kemenangan tersebut.