Semangat Pluralisme, SMA Pangudi Luhur Rayakan 60 Tahun di Terowongan Silaturahmi

Kegiatan silaturahmi di Terowongan Silaturahmi yang menghubungkan Gereja Katedral dan Masjid Istiqlal, Jakarta, menjadi bagian dari program Road to Lustrum XII SMA Pangudi Luhur. Pada kegiatan ini berlangsung "Empat Kunci, Satu Pintu Persaudaraan" dengan tema "Bikin Geter", di mana persaudaraan tidak dibatasi oleh perbedaan, bahkan disyukuri sebagai kekayaan yang memperkuat dan melengkapi semangat toleransi.

Dalam kegiatan ini mempertemukan empat lembaga utama yaitu Keuskupan Agung Jakarta, Masjid Istiqlal, Yayasan Pangudi Luhur, dan SMA Pangudi Luhur. Momen bersejarah tersebut menjadi simbol harmoni antarumat beragama di tengah keberagaman bangsa.

Dalam prosesi dimulai dengan kegiatan simbolik di Terowongan Silaturahmi dilanjutkan dengan misa di Gereja Katedral yang dihadiri oleh perwakilan Bruder FIC, guru, siswa dan alumni sekolah SMA Pangudi Luhur, serta perwakilan sekolah Katolik. Di tengah prosesi ini para perwakilan berjalan dari dua arah, bertemu di tengah dengan membawa empat kunci sebagai simbol yang kemudian digunakan untuk "membuka pintu persaudaraan". Simbol ini menggambarkan tekad bersama menjaga semangat pluralisme dan saling menghormati.

Kegiatan ini menjadi inspirasi bagi Ikatan Alumni SMA Pangudi Luhur untuk menggelar kegiatan silaturahmi yang mendukung semangat toleransi dan persaudaraan. Dengan demikian, kegiatan ini membantu memperkuat persatuan di kalangan alma mater dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya semangat pluralisme di masyarakat.
 
Aku pikir proses ini ngebawa kita untuk lebih berpikir tentang bagaimana kita bisa bersatu meskipun ada perbedaan. Tapi, aku juga penasaran kenapa gak ada yang membahas soal biaya yang dibelanjakan untuk kegiatan ini. Bisa jadi kegiatan ini memang dibutuhkan, tapi aku rasa harus ada transparansi tentang penggunaan dana yang besar.
 
Paham kan sih? Kegiatan ini tidak cuma sekedar kegiatan silaturahmi, tapi juga penghargaan terhadap toleransi yang memang kita butuhin banget disini... Saya rasa hal ini bisa jadi model bagi kegiatan lainnya di Jakarta. Perlu diawasi sih agar tidak ada yang mengambil manfaat dari hal ini untuk tujuan yang salah. tapi secara umum, aku suka banget dengar ide ini...
 
Kalau sih aku pikir yang paling cerdas banget cara nggabung keduanya itu, Gereja Katedral & Masjid Istiqlal. Aku lihat kalau ada kegiatan silaturahmi di sana, itu artinya banyak orang yang mau ngobrol dan berbagi wawasan, padahal jadi sumber bermanfaat. Aku pikir jika kita bisa nggabungkan perbedaan itu, kita bisa membuat sesuatu yang lebih baik. Dan kalau aku benar-benar harus memilih tema "Bikin Geter", aku pilih "Jangan Kambing Hitam" .
 
Maksud kayak apa sih? Kita already punya banyak event yang fokus di toleransi dan persaudaraan, jadi mengapa harus ke Terowongan Silaturahmi lagi? Tapi kalau bisa memperkuat semangat toleransi di masyarakat, aku setuju. Mungkin ini bisa menjadi contoh yang baik bagaimana cara berinteraksi dengan orang lain dari latar belakang yang berbeda. Tapi empat kunci dan satu pintu persaudaraan? Gampangnya aja buat logika.
 
Kalau nggak salah, total biaya program Road to Lustrum XII SMA Pangudi Luhur sebesar Rp 250 miliar 🤑! Makanya aja, aku pikir kegiatan ini cukup bagus ya... *untuk memperkuat persaudaraan*... tapi apa yang membuat aku penasaran adalah hasil survei yang dilakukan ke SMA Pangudi Luhur, hasilnya 85% dari alumni sekolah itu sudah menikah 😂. Padahal, menurut laporan dari BPS, total laju pernikahan di Indonesia hanya sebesar 46% pada tahun 2022... Makanya, aku rasa kegiatan ini perlu dilanjutkan dengan program untuk meningkatkan laju pernikahan di kalangan alumni sekolah. Contohnya, mereka bisa membuat kencan program atau program lain yang membantu alumni sekolah itu menemukan pasangannya 🤝.
 
kembali
Top