TNI-Polri Berbagi Ibadah di Papua, Ini Artinya Apa?
Dalam upaya meningkatkan kesadaran dan harmonisasi dengan masyarakat setempat, pasukan TNI-Polri kembali berpartisipasi dalam ibadah Minggu di Kampung Tima, Distrik Balingga, Kabupaten Lanny Jaya, Papua. Mengikuti tradisi ibadah umum, satgas Yonif 511/DY menghadiri ibadah di Gereja Jemaat Manggalome, meski terkena kabut tebal.
Kephadiran prajurit dalam ibadah Minggu ini merupakan tanggung jawab spiritual dan komitmen untuk beribadah di tengah tugas menjaga kedamaian di perbatasan. Letkol Inf Amar Supratman, Dansatgas Pamtas RI-PNG Yonif 511/DY, menekankan bahwa ibadah menjadi kewajiban bagi setiap prajurit, baik Muslim maupun Nasrani, untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan mempererat hubungan dengan masyarakat setempat.
Suasana penuh keharmonisan di antara TNI dan masyarakat di pedalaman Papua ini menjadi simbol dari ekspresi kepedulian dan rasa hormat terhadap budaya dan kepercayaan lokal. Gembala Lebonus memimpin jemaat dengan lembut, sementara prajurit berseragam loreng menunduk dalam doa.
Ibadah ditutup dengan doa bersama untuk Tanah Papua, perdamaian, dan para prajurit yang bertugas di perbatasan. Ini adalah bentuk kepedulian yang lebih luas dari TNI-Polri terhadap masyarakat setempat, menunjukkan bahwa pasukan ini bukan hanya melindungi negara tetapi juga merawat hak-hak dan kepentingan warga lokal.
Kehadiran prajurit dalam ibadah Minggu ini menjadi pengakuan bahwa TNI-Polri tidak hanya berperan sebagai pemelihara keamanan tetapi juga sebagai penyumbang kebaikan sosial. Ini adalah langkah positif untuk mempererat hubungan antara pasukan dan masyarakat, membantu menciptakan lingkungan yang lebih damai dan harmonis di Papua.
Dalam upaya meningkatkan kesadaran dan harmonisasi dengan masyarakat setempat, pasukan TNI-Polri kembali berpartisipasi dalam ibadah Minggu di Kampung Tima, Distrik Balingga, Kabupaten Lanny Jaya, Papua. Mengikuti tradisi ibadah umum, satgas Yonif 511/DY menghadiri ibadah di Gereja Jemaat Manggalome, meski terkena kabut tebal.
Kephadiran prajurit dalam ibadah Minggu ini merupakan tanggung jawab spiritual dan komitmen untuk beribadah di tengah tugas menjaga kedamaian di perbatasan. Letkol Inf Amar Supratman, Dansatgas Pamtas RI-PNG Yonif 511/DY, menekankan bahwa ibadah menjadi kewajiban bagi setiap prajurit, baik Muslim maupun Nasrani, untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan mempererat hubungan dengan masyarakat setempat.
Suasana penuh keharmonisan di antara TNI dan masyarakat di pedalaman Papua ini menjadi simbol dari ekspresi kepedulian dan rasa hormat terhadap budaya dan kepercayaan lokal. Gembala Lebonus memimpin jemaat dengan lembut, sementara prajurit berseragam loreng menunduk dalam doa.
Ibadah ditutup dengan doa bersama untuk Tanah Papua, perdamaian, dan para prajurit yang bertugas di perbatasan. Ini adalah bentuk kepedulian yang lebih luas dari TNI-Polri terhadap masyarakat setempat, menunjukkan bahwa pasukan ini bukan hanya melindungi negara tetapi juga merawat hak-hak dan kepentingan warga lokal.
Kehadiran prajurit dalam ibadah Minggu ini menjadi pengakuan bahwa TNI-Polri tidak hanya berperan sebagai pemelihara keamanan tetapi juga sebagai penyumbang kebaikan sosial. Ini adalah langkah positif untuk mempererat hubungan antara pasukan dan masyarakat, membantu menciptakan lingkungan yang lebih damai dan harmonis di Papua.