Saling Limpah Perkara, KPK Bantah Tukar Guling dengan Kejagung

KPK dan Kejagung Saling Limbah Perkara Korupsi, Tidak Ada Istilah 'Tukar Guling'

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melimpahkan kasus dugaan korupsi pengadaan Google Cloud ke Kemendiktisaintek, sementara Kejagsaan Agung (Kejagung) menyerahkan kasus dugaan korupsi pengadaan minyak mentah oleh Petral atau PES kepada KPK.

Ketua KPK, Setyo Budianto, menjelaskan bahwa pelimpahan perkara tidak ada istilah 'tukeran', melainkan dipengaruhi oleh proses setiap kasus. "Tidak ada istilah tukeran sebenarnya ya, itu hanya karena prosesnya saja," kata Setyo saat Media Gathering.

Setyo menjelaskan bahwa masing-masing perkara memiliki kekhususan, yaitu Kejaksaan Agung telah menetapkan tersangka dalam kasus Chromebook yang beririsan dengan perkara yang ditangani KPK. Sementara itu, untuk kasus Petral, KPK telah menerbitkan surat perintah penyidikan (sprindik) terlebih dahulu sehingga Kejagung melakukan pelimpahan.

"Jadi masing-masing memiliki istilahnya kekhususan, yang satu memang kami sudah tangani sejak awal. Kemudian yang ini, bahkan Kejaksaan Agung sudah menetapkan tersangkanya ya bukan tukeran, tapi karena konstruksi perkaranya kemudian karena tempusnya semuanya harus diserahkan," pungkasnya.

Kasus Petral juga diterima oleh KPK dan Kejagung secara bersamaan. KPK juga menangani perkara Google Cloud yang ternyata bersisian dengan kasus dugaan korupsi Chromebook yang telah menjadikan mantan Mendikbudristek, Nadiem Makarim, sebagai tersangka.

Setyo menjelaskan bahwa hasil koordinasi antara KPK dan CPIB sangat positif. Bahkan, KPK juga diminta untuk melakukan kerja sama dengan pihak-pihak pengajuan hukum di negara lainnya.
 
Saya rasa keren sekali bagaimana KPK dan Kejagung bisa bekerja sama tanpa ada masalah seperti korupsi yang salah arah. Mereka malah berhasil mengatasi kasus yang bersumber dari dua sumber, itu adalah contoh bagus bagi kita semua 😊. Tapi, saya masih ragu-ragu tentang bagaimana sistem ini bisa bekerja dengan baik dan tidak ada masalah seperti tukeran atau pengambilan kembali kerja sama. Saya harap pihak-pihak di balik ini bisa memberikan penjelasan yang lebih jelas tentang prosesnya 👍.
 
aku ga bisa paham apa yang terjadi di sini 🤔 kasus korupsi apa lagi ini? itu Google Cloud dan Petral aja, siapa yang tertinggal? 🤷‍♂️ aku rasa kpk dan kejagung juga sama-sama bosen sama hal ini, gak ada istilah tukeran apa-apa, hanya untuk menyelesaikan kasusnya aja. tapi kemudian ternyata ada tersangka dari kejaksaan agung, siapa ini? 🤔 aku rasa aku juga mau bertanya pada nadiem makarim apa dia benar-benar bersalah atau tidak? 😂
 
Maksud sih kalau kasus korupsi di Indonesia ini udah semakin kompleks banget 🤯. Saya pikir itu karena KPK dan Kejagung sibuk sama-sama dengan kasus-kasus korupsi, jadi gak ada istilah 'tukeran' yang bisa dipakai, aja sekedar cara berorganisasi ya 😊. Saya rasa pentingnya koordinasi antara lembaga-lembaga ini, agar kasus-kasus korupsi bisa dipecahkan dengan lebih efektif dan efisien. Dan saya senang melihat hasil kerja sama yang positif antara KPK dan Kejagung 😊.
 
aku pikir kalau keduanya jadi satu lagi 'tari kancing' yang sering terjadi di korupsi nih, kalau bukan sengaja saja kasus ini melimpahh ke kemendiknasientek dan kemenko perindag... tapi aku percaya prosesnya kayak gak bisa dihindari, semoga hasilnya benar-benar tidak ada 'tukeran' aja 😅
 
Gue pikir ini kalau semua kasus korupsi sama-sama dihimpun di bawah 1 kesatuan, itu akan lebih mudah dibantu oleh KPK dan Kejagung ya! Jadi gak perlu lagi gue cari kasus mana yang harus dimanfaatkan oleh siapa. Kalau bisa juga nanti gue jadi penggiat kasus korupsi termasuk di dalamnya gue punya 1 kontribusi, yaitu gue bisa membagikan informasi yang bermanfaat tentang hal ini kepada umum.
 
Hahahaha, apa kejadian ini... kalau nggak salah punya kongsi kasus korupsi! 🤣
Aku pikir KPK dan Kejagung harus saling bakar, tapi ternyata mereka punya strategi sendiri. Tapi aku masih tanya, bagaimana caranya mereka bisa saling 'limbah' perkara? Kalau aku benar-benar tidak paham, itu beda lagi! 🤷‍♂️
Aku rasa ini bukti bahwa korupsi di Indonesia sangat kompleks, punya banyak sirkuit dan strategi. Tapi aku masih optimis, karena ada yang terlibat dalam kasus-kasus ini, misalnya Nadiem Makarim... tapi aku tidak tahu sama sekali siapa dia! 😂
Aku pikir KPK harus fokus pada kasus-kasus yang benar-benar penting, tapi siapa tahu ada strategi yang lebih baik daripada ini. Aku hanya bisa menunggu hasilnya dan melihat apa yang akan terjadi selanjutnya... tapi aku masih ragu-ragu! 😐
 
Gue pikir ini salah satu contoh bagus dari keterlibatan lembaga-lembaga anti korupsi di Indonesia. Ya, KPK dan Kejagung malah bekerja sama untuk menangani kasus-kasus dugaan korupsi yang sering membuat kita sedih. Misalnya saja kasus pengadaan Google Cloud ke Kemendiktisaintek, atau kasus pengadaan minyak mentah oleh Petral atau PES.

Gue pikir penting sekali agar para lembaga anti korupsi bekerja sama dengan baik, sehingga dapat menangani kasus-kasus dugaan korupsi yang semakin giat dan beragam. Ya, ini bukan hanya tentang KPK dan Kejagung, tapi juga tentang kerja sama antar lembaga-lembaga lainnya seperti CPIB.

Gue berharap bahwa dengan kerja sama semangat ini, kita dapat mengurangi korupsi di Indonesia yang sering membuat kita marah. Tapi, gue juga pikir penting untuk tidak terlalu cepat menutup mata, ya? Kita harus terus memantau dan melaporkan kasus-kasus dugaan korupsi agar dapat mencegahnya terjadi pada saat yang lebih baik.

Dan, gue pikir ini juga bukan hanya tentang anti korupsi, tapi juga tentang kejujuran dan transparansi. Jika kita dapat memiliki lembaga-lembaga anti korupsi yang baik dan bekerja sama dengan baik, maka kita dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan.
 
😒 Wah, kalau nanti punya uang saku aku mau ke Malaysia beli baju cina bareng adikku 😂. Tapi sebenarnya kena liat, KPK dan Kejagung punya kerja sama yang tidak enak mata, ini terus aja kasus-kasus korupsi keluar jum-jum 🤦‍♂️. Siapa tahu aku nanti mau jadi korban korupsi juga 👀. Aku asa lagi nanti ada yang belajar dari kesalahan-kesalahan ini 💔.
 
Maksudnya apa sih kalau KPK dan Kejagung bersalah korupsi? Tidak ada kata 'tukeran' kayaknya, tapi bukannya karena prosesnya sendiri aja? Jadi mana kunci dari masalah ini? Apakah karena ada yang lebih kuat dari yang lain? Atau kalau ada aturan tertentu yang membuat mereka tidak bisa berbagi tahu? Saya penasaran sih tentang cara kerja di dalam KPK dan Kejagung, apakah ada konflik antara mereka sebelumnya?
 
Gue rasa ini kayak kalau kaseus korupsi sengaja dikasih tangan sama keduanya... tapi mungkin gue salah, karena setyo bilang bahwa tiap kasus punya kekhususan sendiri... tapi gue masih ragu, apakah ini bukan contoh 'tukeran' yang dihindari?
 
Gini ceritanya, kalau kita lihat justru ada koordinasi yang baik antara KPK dan Kejagung. Mereka malah bekerja sama untuk menangani kasus korupsi yang besar-besaran. Tapi ya, sih perlu diperhatikan agar tidak ada kesan bahwa mereka sedang berlomba-lomba dengan satu sama lain. Kalau kita lihat dari sudut pandang maximalis, mungkin mereka lebih fokus pada tugasnya sendiri. Maka apa jika ada kesempatan untuk bekerja sama dan hasilnya juga baik-baik saja?
 
Maaf sih, kalau nyeritainya. Saya pikir kapan-kapan KPK dan Kejagung gampang-gantian aja kasus korupsi. Tapi nah, ternyata tidak ada 'tukeran' di sini, tapi lebih kompleks lagi. Setyo bilang bahwa masing-masing kasus punya kekhususan sendiri, tapi kayaknya sama-sama kerumitan ya. Saya pikir ini harus diawasi teliti sih, jangan sampai ada kesalahan dalam prosesnya. Mungkin ada yang salah saya, tapi saya rasa penting banget untuk memastikan bahwa tidak ada kesalah pihak mana. 🤔
 
kembali
Top