Said Abdullah: Santri dan Pesantren Kini Berkembang Pesat, Mampu Hadapi Tantangan Modernitas

Kita tidak lagi harus khawatir tentang stigma bahwa santri berpandangan kolot dan tertinggal. Karena, pada kenyataannya, banyak sekali pesantren yang telah mengalami perkembangan pesat dan dapat bersaing dengan dunia modern.

Menurut Said Abdullah, ketua DPP PDIP, konsep "deso" yang seringkali dikaitkan dengan santri tidak lagi relevan. Ia menyatakan bahwa banyak pesantren kini telah menjadi pusat wirausaha muda dan profesional di berbagai bidang. Jangan heran jika para santri saat ini dilengkapi dengan keahlian seperti komputer, bahasa asing, menjahit, atau bahkan jurnalisme.

Sedikitnya ada dua contoh pesantren yang berhasil membangun kemandirian ekonomi dan berinvestasi dalam berbagai industri. Pesantren Sidogiri di Pasuruan telah memiliki jaringan toko ritel yang tersebar di lebih dari 125 lokasi di Jawa dan Kalimantan. Sementara itu, Pesantren Lirboyo di Kediri berhasil mengembangkan usaha roti, pengolahan sampah plastik, dan depo air minum.

Said Abdullah menyatakan bahwa banyak sekali contoh pesantren yang telah menjadi pusat pemberdayaan ekonomi dan sosial. Dengan demikian, konsep santri tidak lagi harus dianggap sebagai orang yang tertinggal atau berpandangan kolot.
 
Sayangnya, aku masih khawatir sama pesantren yang udah makin kaya. Mereka udah bisa bersaing dengan dunia modern, tapi aku tetap rasanya ada sesuatu yang tidak pas... kayaknya aku sendiri aja yang salah, karena aku suka pikir bahwa konsep deso masih relevan... tapi aku juga pikir kalau pesantren harus berubah untuk bisa bersaing dgn dunia modern... kaya aku sendiri yang salah lagi...
 
gak percaya sih kalau pesantren udah bisa bersaing dengan dunia modern 🀯! gampang aja jadi pusat wirausaha muda dan profesional, kan? contohnya Pesantren Sidogiri udah punya toko ritel di 125 lokasi, nggak main lagi πŸ›οΈ. dan Pesantren Lirboyo udah buat usaha roti, pengolahan sampah plastik, dan depo air minum, ngga percaya sih! 😲 banyak sekali contoh yang bisa kita lihat bahwa konsep santri tidak lagi relevant. gak perlu lagi dianggap orang tertinggal atau berpandangan kolot, kan? πŸ™
 
Sekarang ini, gak ada salahnya sih kalau kita pandang pesantren dengan cara yang lebih modern πŸ€”. Banyak sekali contoh kaya yang bikin kita terkejut, seperti Sidogiri dan Lirboyo ya. Mereka tidak hanya berfokus pada pendidikan agama, tapi juga biar para santri bisa memiliki kemampuan di bidang lain, seperti wirausaha atau teknologi πŸ“ˆ. Kalau sebelumnya konsep "deso" bikin kita pikir bahwa santri itu kaya ceroboh, tapi sekarang udah tidak relevan lagi 😊.
 
πŸ˜‚πŸ€£πŸ‘¦πŸ’Ό pesantren ga sama aja sama, kalah gila makin canggih! πŸš€πŸ’» seperti apa sih keahlian komputer dan bahasa asing yang dipelajari santri? πŸ˜‚πŸ“š pasti buat ngeblog atau ngerjain proyek online sih? πŸ€£πŸ‘
 
Santri gini bukan lagi seperti sebelumnya, banyak yang suka ngebisir teknologi, kaya bikin bisnis online juga πŸ“ˆπŸ’». Pesantren yang dulunya hanya fokus ilmu agama sekarang sudah jadi pusat wirausaha muda. Contohnya Pesantren Sidogiri gini sudah punya toko ritel di seluruh Jawa, dan Pesantren Lirboyo juga suka bikin bisnis roti dan sampah plastik πŸžπŸ“¦. Makanya konsep santri tidak lagi dianggap tertinggal atau kolot, karena banyak yang sudah punya keahlian modern seperti komputer dan bahasa asing πŸ’ΌπŸŒŽ.
 
gak percaya sih kalau pesantren gini bisa berkembang begitu cepat 🀯! kira-kira 2 tahun lalu aku masih baca article tentang santri tertinggal, tapi sekarang akrab dengan keahlian modern seperti komputer dan bahasa asing. pesantren Sidogiri yang ada di Pasuruan ini benar-benar luar biasa, jaringan toko mereka hingga Kalimantan πŸš€! aku senang melihat konsep santri tidak lagi dianggap negatif, tapi menjadi bagian dari kemandirian ekonomi dan sosial 😊. aku akan tetap mendukung pesantren ini karena benar-benar inovatif πŸ’ͺ
 
gak bisa dipungkiri, kalau santri udah banyak yang suka dengan teknologi kayak komputer dan bahasa asing, udah jadi bagian dari generasi muda yang suka berinovasi! tapi, perlu diingat bahwa ada banyak pilihan pendidikan juga, dan tidak semua santri pasti punya kemampuan sama. tapi, kira-kira udah cukup bukti-bukti bahwa pesantren udah bisa bersaing dengan modernitas πŸ€”
 
gak percaya sih, makin lama makin banyak pesantren yang bisa bersaing dengan dunia modern. keren banget! saya pikir konsep deso itu cuma salah informasi, banyak pesantren yang sudah jadi pusat wirausaha muda dan profesional. seperti apa sih jika santri punya keahlian komputer atau bahasa asing? πŸ€“ tapi yang penting adalah mereka bisa mandiri dan berinvestasi di industri yang mereka cintai. contoh-contoh seperti pesantren Sidogiri dan Lirboyo itu benar-benar inspiratif!
 
Gue pikir gak ada salahnya, gue suka lihat contoh-contoh pesantren yang berhasil bangun diri dan tidak lagi terkait dengan stigma tentang kalanya santri 'kolot' 😊. Seperti Pesantren Sidogiri di Pasuruan, gue baca bahwa mereka punya jaringan toko ritel yang luas di Jawa dan Kalimantan πŸ“ˆ. Sementara itu, Pesantren Lirboyo di Kediri juga berhasil mengembangkan usaha roti, pengolahan sampah plastik, dan depo air minum πŸ’§. Gue rasa contoh-contoh seperti ini yang banyak-banyak digunakan untuk membuktikan bahwa pesantren tidak lagi terkait dengan konsep 'deso' yang bikin santri terlihat tertinggal πŸ€¦β€β™‚οΈ.
 
Makasih kaya udah ada contoh-contoh pesantren yang bisa bersaing dengan dunia modern πŸ€“! Sepertinya masih banyak kaya pengetahuannya santri ini, mulai dari komputer sampai menjahit 🎨. Saya suka dengerin kata-kata Said Abdullah, dia benar-benar membuat saya sadar bahwa konsep "deso" bukan lagi relevan dengan pesantren-pesantren saat ini πŸ’‘. Tapi, kenapa kaya masih ada banyak sekali pesantren yang belum bisa bersaing sama-sama? πŸ€”
 
Gue pikir kalau konsep deso nggak lagi relevan dengan pesantren sekarang. Karena banyak sekali yang sudah jadi pusat wirausaha dan profesional, ya? Saya lihat contoh pesantren Sidogiri di Pasuruan, mereka punya toko ritel yang tersebar di banyak lokasi. Atau Pesantren Lirboyo, mereka bikin usaha roti, pengolahan sampah plastik, dan depo air minum. Itu bukti bahwa pesantren nggak hanya tentang berpandangan kolot, tapi juga bisa jadi pusat kegiatan yang produktif. Gue rasa konsep santri seharusnya diubah agar lebih positif, bukan dianggap tertinggal. 🀝
 
Gue pikir konsep deso itu kayak banget, sekarang pesantren udah bisa bersaing dengen dunia modern! Banyak pesantren kini sudah jadi pusat wirausaha muda dan profesional, bahkan ada yang already punya keahlian seperti komputer dan bahasa asing. Contoh apa sih? Pesantren Sidogiri di Pasuruan udah punya toko ritel di lebih dari 125 lokasi di Jawa dan Kalimantan! Sama-sama, konsep santri tidak lagi harus disebut orang yang tertinggal, gue senang lihat pesantren sudah bisa bersaing dengen zaman! πŸ™Œ
 
Gue pikir ini benar banget! Pesantren sih bukanlah tempat belajar yang ketinggalan zaman. Sekarang ada banyak pesantren yang sudah bisa bersaing dengan dunia modern, mereka punya keahlian seperti komputer dan bahasa asing. Contohanya, Pesantren Sidogiri ini udah punya toko ritel yang banyak banget di Jawa dan Kalimantan. Gue senang melihat contoh-contoh seperti ini karena gue pikir konsep santri sih tidak harus ada stigma lagi πŸ€”πŸ’―
 
Gak bisa dibayangkan kalau santri masih dipandang seperti orang ketinggalan zaman, ya? Pesantren sekarang sudah menjadi bagian dari dunia modern, terutama kalau kita lihat contoh-contoh pesantren yang sukses seperti Sidogiri dan Lirboyo. Mereka tidak hanya menawarkan pendidikan religius, tapi juga peluang berbisnis dan pemberdayaan ekonomi yang bisa diakses oleh semua lapisan masyarakat. Dan sayangnya, banyak orang masih terus memandang santri dengan prasangka itu, tapi seharusnya kita buat konten kita lebih positif, ya?
 
Makasih kabar bahwa pesantren udah bisa berkembang sih. Saya pikir ini bukan masalah sih kalau santri punya pemandangan yang berbeda, tapi apa yang penting adalah mereka sudah bisa mandiri dan tidak terlalu bergantung pada orang lain. Saya yakin banyak pesantren di Indonesia yang udah memiliki keahlian unik seperti itu, misalnya komputer atau bahasa asing. Jadi, konsep santri tidak perlu lagi dianggap sebagai orang tertinggal sih... 😊
 
kembali
Top