Kematian Farhan Hamid yang ditemukan di Gedung ACC Kwitang beberapa minggu lalu masih menjadi misteri bagi keluarganya. Ayahnya, Hamidi, masih sangat kesal dan bingung bagaimana suatu hari anaknya tidak ada lagi.
"Selama ini kami mencari, mencari sampai ke KontraS, sampai ada tim Cyber yang mengangkat berita ini. Akhirnya viral," kata Hamidi dengan sedih.
Keluarga Farhan juga masih memiliki banyak pertanyaan tentang kematian anaknya itu. Mereka bertanya-tanya, apa yang terjadi pada sehari sebelumnya? Apakah ada orang lain yang melihat hal-hal yang tidak biasa?
Selain itu, keluarga juga merasa tergoda ketika Polisi hanya menyerahkan sebuah kalung milik Farhan tanpa barang lain. Mereka berpapar dengan mengatakan bahwa kalung itu masih utuh dan dalam kondisi baik, sedangkan liontin di dalamnya disebut hangus terbakar.
"Bagaimana bisa? Kalungnya ini utuh, liontinnya terbakar. Kan bahan yang sama," kata Hamidi.
Keluarga juga menanyakan tentang kondisi Farhan sebelumnya. Mereka beritahukan bahwa anak mereka itu terakhir dijumpai di unjuk rasa dengan kondisi lutut yang tertembak dan membutuhkan pertolongan medis.
"ltu kalau asumsi saya, kalau orang yang tertembak di lutut dan tidak bisa jalan kenapa ditemukan kerangkanya di lantai 2?" kata Hamidi lagi.
Mereka juga meragukan penanganan kepolisian. Mereka berpapar bahwa demo itu dilakukan karena merasa kecewa dengan sikap kepolisian yang melakukan tindakan represif, namun Polisi hanya mengumumkan hal tersebut tanpa adanya penanganan menyeluruh dari masyarakat sipil.
"Jadi mau-tak-mau kami ikut. Ya terima, kan kami tidak bisa menolak," kata Hamidi dengan sedih.
Kematian Farhan Hamid masih menjadi misteri yang harus dipecahkan oleh kepolisian dan keluarganya sendiri.
"Selama ini kami mencari, mencari sampai ke KontraS, sampai ada tim Cyber yang mengangkat berita ini. Akhirnya viral," kata Hamidi dengan sedih.
Keluarga Farhan juga masih memiliki banyak pertanyaan tentang kematian anaknya itu. Mereka bertanya-tanya, apa yang terjadi pada sehari sebelumnya? Apakah ada orang lain yang melihat hal-hal yang tidak biasa?
Selain itu, keluarga juga merasa tergoda ketika Polisi hanya menyerahkan sebuah kalung milik Farhan tanpa barang lain. Mereka berpapar dengan mengatakan bahwa kalung itu masih utuh dan dalam kondisi baik, sedangkan liontin di dalamnya disebut hangus terbakar.
"Bagaimana bisa? Kalungnya ini utuh, liontinnya terbakar. Kan bahan yang sama," kata Hamidi.
Keluarga juga menanyakan tentang kondisi Farhan sebelumnya. Mereka beritahukan bahwa anak mereka itu terakhir dijumpai di unjuk rasa dengan kondisi lutut yang tertembak dan membutuhkan pertolongan medis.
"ltu kalau asumsi saya, kalau orang yang tertembak di lutut dan tidak bisa jalan kenapa ditemukan kerangkanya di lantai 2?" kata Hamidi lagi.
Mereka juga meragukan penanganan kepolisian. Mereka berpapar bahwa demo itu dilakukan karena merasa kecewa dengan sikap kepolisian yang melakukan tindakan represif, namun Polisi hanya mengumumkan hal tersebut tanpa adanya penanganan menyeluruh dari masyarakat sipil.
"Jadi mau-tak-mau kami ikut. Ya terima, kan kami tidak bisa menolak," kata Hamidi dengan sedih.
Kematian Farhan Hamid masih menjadi misteri yang harus dipecahkan oleh kepolisian dan keluarganya sendiri.