Rujukan Berbasis Kompetensi Bakal Motivasi Layanan RS Lebih Baik

Rumah Sakit Terinspirasi untuk Meningkatkan Kualitas Layanan dengan Rujukan Berbasis Kompetensi

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan bahwa penerapan rujukan berbasis kompetensi dapat memberikan motivasi bagi rumah sakit untuk meningkatkan kualitas pelayanan pasien Jaminan Sosial Keluarga Besar (JKN). Dengan demikian, biaya yang di keluarkan oleh JKN dapat diminimalkan.

Dikuturkan Kepala Pusat Kebijakan Pembiayaan dan Desentralisasi Kemenkes, Ahmad Irsan Moeis, mekanisme kompetensi ini akan mendorong efisiensi biaya JKN. Penanganan langsung di rumah sakit yang sesuai akan meminimalkan kunjungan berulang.

"Memang akan terjadi banyak efisiensi dari spending jaminan sosial itu sendiri, karena tadi bisa ditunjukkan satu pasien [yang awalnya] bisa muncul sampai 3-4 kali spending cost-nya, nanti itu bisa cukup sekali," kata Ahmad.

Selain itu, mekanisme ini juga akan dilanjutkan dengan rasionalisasi tarif. Dengan demikian, efisiensi tarif dapat dialihkan untuk meningkatkan kualitas layanan lainnya yang selama ini tarifnya tidak mencukupi.

"Sehingga rumah sakit untuk layanan-layanan yang sangat kompleks yang selama ini diinformasikan kepada kita tarifnya kurang, itu bisa lebih rasional, sehingga rumah sakit lebih punya motivasi melayani pasien JKN dengan meningkatkan kualitas layanannya," tambah Ahmad.

Perubahan sistem rujukan berbasis kompetensi tersebut ditargetkan mulai berlaku pada Januari 2026.
 
Pagi, aku pikir ini buat kita belajar dari perubahan di rumah sakit. Apa yang ada disini adalah contoh bagaimana biaya dapat diminimalkan dengan penyesuaian strategi. Jika sebuah sistem bisa mengurangi pengeluaran berulang, itu juga berarti bahwa ada kesempatan untuk lebih fokus dan produktif. Tapi, apa yang penting di sini adalah apa yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas layanan pasien? Seperti kita harus berpikir dari perubahan tersebut apakah benar-benar memberikan dampak positif bagi masyarakat, bukan hanya mengurangi biaya. Kita harus jujur dengan diri sendiri apa yang ingin dicapai dan tidak hanya memikirkan efisiensi saja 😊🏥
 
gampang banget, biaya jaminan sosial keluarga besar bisa diminimalkan asal ada efisiensi di rumah sakit 🙌. sekarang lagi rujukan berbasis kompetensi itu, memang bisa membuat rumah sakit lebih fokus utama biaya yang mereka keluarkan, bukan banyak sekali pelayanan pasien 👍. tapi gini, apa kalau ada pasien yang membutuhkan obat-obatan khusus? tentu saja harus ada penyesuaian ya 😊. jadi, semoga sistem ini bisa berjalan lancar dan pasien jkn bisa mendapatkan pelayanan yang lebih baik 💯.
 
gampang gini, rujukan berbasis kompetensi itu bakalan membuat rumahtangga bisa mendapatkan biaya yang lebih murah untuk layanan pasien JKN, tapi perlu diawasi juga agar tidak membuat pasien terlambat atau tidak mendapatkan bantuan yang tepat karena ada kesalahan pada rujukan itu.
 
Kalau penerapan rujukan kompetensi ini benar-benar efektif, kemungkinan biaya JKN akan jauh lebih rendah. Seperti yang dikatakan Ahmad, kalau sekarang 1 pasien harus 3-4 kali perawatan, nanti bisa cuma sekali aja.

Lihat statistik dari BPS 2022, JKN menanggung biaya sebesar Rp 22,7 triliun untuk tahun 2022. Itu banyak! Jika rujukan kompetensi ini berhasil mengurangi kunjungan pasien berulang, biaya itu bisa jadi lebih efisien.

Lihat grafik biaya JKN per tahun 2018-2022. Biaya meningkat secara bertahap, tapi jika rujukan kompetensi ini benar-benar efektif, biaya itu bisa mulai menurun setelah tahun 2026.

Kalau efisiensi tarif juga bisa dilakukan, itu akan sangat baik. Lihat grafik biaya perawatan di rumah sakit per jenis penyakit. Beberapa jenis penyakit memang memiliki biaya yang lebih tinggi. Jika rujukan kompetensi ini berhasil meningkatkan kualitas layanan, biaya tarif bisa jadi lebih rasional.
 
Mengenang kalau ada program seperti ini, sebelumnya aja gak bisa diterima di rumah sakit tempat aku, karena biaya apa aja gak bisa dipisahkan, tapi sekarang udah perlu lagi biaya untuk rujukan kompetensi ini, rasanya beda. Aku rasa biayanya masih bisa ditanggung oleh JKN, tapi kalau tarifnya nanti mau ditingkatin, itu akan masalah. Dan apanya keuntungan dari semua ini? Apalagi kalau aku masih harus tunggu di rumah sakit lagi setelah pasien aku sudah selesai, itu lagi nge- waste waktu! 🤯💔
 
oiahh 🤩 aku penasaran nih apa aja kelebihan dari rujukan berbasis kompetensi untuk rumah sakit. kalau benar-benar bisa mengurangi kunjungan pasien yang sering2 ke rumah sakit, itu sangat bermanfaat ya! 🤗 aku suka banget dengan ide ini, aku yakin gak ada satu pun rumah sakit di Indonesia yang tidak mau meningkatkan kualitas layanan mereka. 💪 kemenkes benar-benar pintar banget dengan hal ini, aku yakin gak ada masalah sama sekali. 😊
 
Dah lama kayaknya biaya rumah sakit yang tinggi, kayak saat-saat krisis ekonomi 1998. Kamu ingat aja, rasa sakit di rumah sakit itu membuat orang sibuk sekali, banyak orang datang dan pulang. Sekarang ini, rujukan berbasis kompetensi itu kayaknya adalah solusi yang baik untuk mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi. Tapi aku masih ragu, bagaimana kalau pasien dengan kondisi yang serius? Aku takut lagi biaya rumah sakit meningkat.
 
Aku pikir ini solusi yang bagus, kan? 🤩 Jika biaya yang di keluarkan oleh JKN dapat diminimalkan, maka pasti banyak orang Indonesia yang dapat menikmati kesehatan yang lebih baik tanpa harus khawatir soal biaya. 💸

Lihat data dari Kementerian Kesehatan tahun 2024, rata-rata biaya per rawatan di rumah sakit adalah sekitar Rp 10 juta! 🤯 Jadi kalau bisa diminimalkan menjadi Rp 5 juta, itu berarti banyak pasien yang dapat mendapatkan perawatan yang lebih baik tanpa harus mengeluh soal biaya.

Dan kalau kita lihat data dari laporan Kemenkes tahun 2024, jumlah pasien yang tidak terpenuhi dengan kualitas layanan di rumah sakit adalah sekitar 30%! 📊 Jadi jika kita dapat meningkatkan efisiensi biaya dan kualitas layanan, itu berarti banyak pasien yang dapat mendapatkan perawatan yang lebih baik tanpa harus menunggul.

Tapi apa yang perlu diwaspadai adalah jika rujukan berbasis kompetensi ini tidak dilaksanakan dengan benar, maka pasti kita akan mengalami masalah seperti kelangkaan dokter dan fasilitas kesehatan lainnya. Jadi kita harus hati-hati dalam pengimplementasian mekanisme ini, ya! 🤔
 
Rumah sakit gini, kalau ada program untuk membuat biaya semakin murah, pasti mereka akan cepat menikmati asupan dana yang lebih banyak. Tapi siapa tahu, mungkin juga mereka lupa apa yang benar-benar penting, yaitu kualitas pelayanan pasien itu sendiri 🤕. Aku rasa kalau sistem ini masih belum cukup, ada banyak rumah sakit di Indonesia yang masih kasih pelayanan yang tidak enak, sehingga biaya pun tidak mahal-bahal 😴. Perubahan ini mungkin akan memperburuk kondisi pasien karena kualitas pelayanan semakin buruk 🤒.
 
Pertama-tama aku pikir itu bagus banget, jadi JKN tidak harus beban biaya yang banyak untuk pelayanan rumah sakit. Tapi kemudian aku pikir... apakah ini juga akan membuat rumah sakit kurang menerima pasien yang benar-benar membutuhkan perawatan? Aku takut kalau kompetensi ini hanya akan membuat rumah sakit lebih fokus pada pasien yang paling menguntungkan, bukan pasien yang membutuhkan perawatan sebenarnya. 🤔

Dan aku juga berpikir, apa ini tidak juga akan membuat biaya pelayanan semakin mahal? Jadi pasien masih harus membayar biaya tambahan untuk pelayanan yang dianggap layak oleh rumah sakit. Aku punya pendapatnya sendiri, kalau kita fokus pada meningkatkan kualitas pelayanan sebelumnya, tidak perlu ada rujukan kompetensi ini. 🤷‍♂️
 
Gue pikir kalau gini cara biaya JKN bisa diminimalkan, tapi gue still curiga bagaimana kinerja rumah sakit itu. Misalnya, apa gak ada keterlibatan orang yang tidak terdaftar di JKN? atau misalnya bagaimana jika pasien itu punya kondisi yang sulit tapi biaya pelayanan di rumah sakit itu tetap mahal?
 
kembali
Top