Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani mengatakan proyek Waste to Energy banyak ditunggu oleh investor dalam maupun luar negeri. Ini disampaikan setelah rapat terbatas dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara.
"Menurut saya, sudah ada lebih dari 200 hingga 240 investor yang berminat untuk melibatkan diri mereka dalam proyek ini. Kita akan melakukan lelang secara bertahap dan menunggu penilaian dari Kementerian Lingkungan Hidup (LH) dan Kementerian Koordinator Bidang Pangan sebelum memutuskan siapa yang akan mendapatkan kontrak," katanya.
Rosan juga mengatakan bahwa sudah ada tujuh lokasi yang dipilih untuk dijalankan proyek ini, termasuk ketersediaan lahan, jumlah sampah, dan infrastruktur dasar seperti jalan dan air. Proses penawaran oleh investor akan dimulai pada pekan depan.
"Kita sudah memastikan bahwa tujuh lokasi ini sudah dipilih dengan baik, baik dari aspek technical maupun keuangan. Kita tidak ingin salah pilih satu saja, karena itu akan menyebabkan keterlambatan proyek," tambah Rosan.
Rosan juga mengatakan bahwa pemerintah akan melakukan penjaringan dengan investor secara lebih mendalam sebelum memutuskan siapa yang akan mendapatkan kontrak. Ia berharap dapat menemukan investor yang tepat untuk melaksanakan proyek ini agar dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan negara.
"Kita harus menemukan investor yang benar, tidak hanya dengan aspek keuangan tapi juga dengan aspek lingkungan dan sosial. Karena itu, kita akan melakukan penjaringan dengan investor secara lebih mendalam sebelum memutuskan siapa yang akan mendapatkan kontrak," katanya.
Dengan demikian, Rosan berharap dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan negara dengan melaksanakan proyek Waste to Energy ini.
"Menurut saya, sudah ada lebih dari 200 hingga 240 investor yang berminat untuk melibatkan diri mereka dalam proyek ini. Kita akan melakukan lelang secara bertahap dan menunggu penilaian dari Kementerian Lingkungan Hidup (LH) dan Kementerian Koordinator Bidang Pangan sebelum memutuskan siapa yang akan mendapatkan kontrak," katanya.
Rosan juga mengatakan bahwa sudah ada tujuh lokasi yang dipilih untuk dijalankan proyek ini, termasuk ketersediaan lahan, jumlah sampah, dan infrastruktur dasar seperti jalan dan air. Proses penawaran oleh investor akan dimulai pada pekan depan.
"Kita sudah memastikan bahwa tujuh lokasi ini sudah dipilih dengan baik, baik dari aspek technical maupun keuangan. Kita tidak ingin salah pilih satu saja, karena itu akan menyebabkan keterlambatan proyek," tambah Rosan.
Rosan juga mengatakan bahwa pemerintah akan melakukan penjaringan dengan investor secara lebih mendalam sebelum memutuskan siapa yang akan mendapatkan kontrak. Ia berharap dapat menemukan investor yang tepat untuk melaksanakan proyek ini agar dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan negara.
"Kita harus menemukan investor yang benar, tidak hanya dengan aspek keuangan tapi juga dengan aspek lingkungan dan sosial. Karena itu, kita akan melakukan penjaringan dengan investor secara lebih mendalam sebelum memutuskan siapa yang akan mendapatkan kontrak," katanya.
Dengan demikian, Rosan berharap dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan negara dengan melaksanakan proyek Waste to Energy ini.