Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, mengakui bahwa pertumbuhan uang primer atau base money (M0 adjusted) pada bulan Oktober 2025 melambat menjadi 7,8 persen. Meski sudah ditambahkan dana Sisa Anggaran Lebih (SAL) ke lima bank BUMN baru berdampak setidaknya 2-3 bulan setelah injeksi dilakukan.
Menurut Purbaya, penempatan dana SAL di perbankan baru akan terlihat pada Desember 2025 atau Januari 2026. Dia menjelaskan bahwa likuiditas itu membutuhkan waktu sampai 2-3 bulan sejak uang itu diinjeksikan.
"Jadi, kita lihat impact penuhnya di Desember-Januari kalau mau lihat pertumbuhannya," kata Purbaya saat Konferensi Pers APBN KITA Oktober 2025.
Pertumbuhan base money yang melambat ini terjadi setelah penempatan dana SAL ke lima bank BUMN baru. Pemerintah menambahkan penempatan dana di 4 bank BUMN dan Bank DKI untuk mendorong pertumbuhan uang beredar di masyarakat.
Purbaya menyatakan bahwa base money tumbuh 13,3 persen di bulan Oktober, tetapi turun sedikit menjadi 7,8 persen. Ia juga menyebutkan bahwa perlu dorongan lagi untuk memasukkan Rp76 triliun, Rp25 triliun, dan Rp1 triliun di bank BUMN dan Bank DKI.
Meski belum berdampak terhadap uang beredar, namun penempatan SAL di perbankan baru meningkat likuiditas domestik. Terbukti dengan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang stabil di 11,5 persen dan pertumbuhan kredit yang solid di Oktober.
Tujuan penempatan dana tersebut adalah untuk menjaga biaya dana rendah agar tercapai, suku bunga deposito turun signifikan.
Menurut Purbaya, penempatan dana SAL di perbankan baru akan terlihat pada Desember 2025 atau Januari 2026. Dia menjelaskan bahwa likuiditas itu membutuhkan waktu sampai 2-3 bulan sejak uang itu diinjeksikan.
"Jadi, kita lihat impact penuhnya di Desember-Januari kalau mau lihat pertumbuhannya," kata Purbaya saat Konferensi Pers APBN KITA Oktober 2025.
Pertumbuhan base money yang melambat ini terjadi setelah penempatan dana SAL ke lima bank BUMN baru. Pemerintah menambahkan penempatan dana di 4 bank BUMN dan Bank DKI untuk mendorong pertumbuhan uang beredar di masyarakat.
Purbaya menyatakan bahwa base money tumbuh 13,3 persen di bulan Oktober, tetapi turun sedikit menjadi 7,8 persen. Ia juga menyebutkan bahwa perlu dorongan lagi untuk memasukkan Rp76 triliun, Rp25 triliun, dan Rp1 triliun di bank BUMN dan Bank DKI.
Meski belum berdampak terhadap uang beredar, namun penempatan SAL di perbankan baru meningkat likuiditas domestik. Terbukti dengan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang stabil di 11,5 persen dan pertumbuhan kredit yang solid di Oktober.
Tujuan penempatan dana tersebut adalah untuk menjaga biaya dana rendah agar tercapai, suku bunga deposito turun signifikan.