Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat menegaskan Trans Jatim Koridor I sebagai langkah strategis untuk mengurangi kemacetan di wilayah Malang Raya. Operasional ini diharapkan dapat mendorong warga menggunakan transportasi umum yang lebih efisien dan terjangkau.
Koridor ini yang melintasi pemukiman, pusat ekonomi, layanan publik, hingga kawasan pendidikan dan wisata memiliki intensitas mobilitas yang tinggi. Oleh karena itu, Wahyu berharap Trans Jatim dapat mengurangi kemacetan di wilayah tersebut.
Moda transportasi ini memang sangat dibutuhkan. Pergerakan-pergerakan masyarakat menuju titik-titik tersebut dapat terlayani oleh koridor ini. Kami berharap ini akan mengurangi kemacetan.
Trans Jatim Koridor I melayani rute Terminal Hamid Rusdi-Landungsari-Batu dengan tarif Rp5.000 untuk umum dan Rp2.500 bagi mahasiswa dengan sistem time-based selama dua jam. Wahyu berharap Koridor II dan III segera terwujud guna melengkapi akses Malang Raya sesuai komitmen Spirit Senyawa.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Pemkot Malang pun menyiapkan pendampingan melalui koordinasi dengan organisasi angkutan dan para sopir. Ada beberapa opsi penataan yang dapat ditempuh, seperti penyesuaian trayek, integrasi halte, hingga peluang kemitraan dalam layanan feeder.
Selain itu, Trans Jatim juga melibatkan partisipasi sopir angkot dalam operasionalnya. Sebanyak 35 sopir angkutan turut terlibat dalam pengoperasian layanan, termasuk sopir dari angkutan AMG yang menjadi pengemudi bus yang dinaiki saat peluncuran Trans Jatim koridor I tersebut.
Wahyu menekankan langkah integratif ini diharapkan mendorong masyarakat beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum. Dengan adanya Trans Jatim, pilihan masyarakat semakin banyak. Semakin banyak yang beralih ke angkutan umum, semakin berkurang potensi kemacetan di Malang Raya.
Dalam pernyataannya, Wahyu menekankan bahwa prinsipnya adalah semua harus bergerak maju bersama untuk mencapai tujuan tersebut.
Koridor ini yang melintasi pemukiman, pusat ekonomi, layanan publik, hingga kawasan pendidikan dan wisata memiliki intensitas mobilitas yang tinggi. Oleh karena itu, Wahyu berharap Trans Jatim dapat mengurangi kemacetan di wilayah tersebut.
Moda transportasi ini memang sangat dibutuhkan. Pergerakan-pergerakan masyarakat menuju titik-titik tersebut dapat terlayani oleh koridor ini. Kami berharap ini akan mengurangi kemacetan.
Trans Jatim Koridor I melayani rute Terminal Hamid Rusdi-Landungsari-Batu dengan tarif Rp5.000 untuk umum dan Rp2.500 bagi mahasiswa dengan sistem time-based selama dua jam. Wahyu berharap Koridor II dan III segera terwujud guna melengkapi akses Malang Raya sesuai komitmen Spirit Senyawa.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Pemkot Malang pun menyiapkan pendampingan melalui koordinasi dengan organisasi angkutan dan para sopir. Ada beberapa opsi penataan yang dapat ditempuh, seperti penyesuaian trayek, integrasi halte, hingga peluang kemitraan dalam layanan feeder.
Selain itu, Trans Jatim juga melibatkan partisipasi sopir angkot dalam operasionalnya. Sebanyak 35 sopir angkutan turut terlibat dalam pengoperasian layanan, termasuk sopir dari angkutan AMG yang menjadi pengemudi bus yang dinaiki saat peluncuran Trans Jatim koridor I tersebut.
Wahyu menekankan langkah integratif ini diharapkan mendorong masyarakat beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum. Dengan adanya Trans Jatim, pilihan masyarakat semakin banyak. Semakin banyak yang beralih ke angkutan umum, semakin berkurang potensi kemacetan di Malang Raya.
Dalam pernyataannya, Wahyu menekankan bahwa prinsipnya adalah semua harus bergerak maju bersama untuk mencapai tujuan tersebut.