Pemerintah Prabowo Subianto mengakui capaian kemiskinan dan pengangguran yang terendah dalam sejarah Indonesia, namun dia tetap mengatakan bahwa tidak boleh puas. Pada Maret 2025, angka kemiskinan turun menjadi 8,47%, rekor terendah sepanjang sejarah. Sementara itu, pada Februari 2025, tingkat pengangguran turun menjadi 4,76%, yang merupakan yang terendah sejak krisis 1998.
Prabowo mengatakan bahwa meskipun capaian ini sangat baik, tetapi masih ada banyak orang yang butuh pekerjaan. Dia menghimbau masalah perkembangan dunia teknologi yang memicu disrupsi dalam produksi dan industri. "Sekali lagi kita tidak boleh puas karena 4,76% dari 287 juta orang itu angka yang cukup besar," kata Prabowo.
Menurut data BPS, tingkat pengangguran ini artinya ada lima orang penganggur dari 100 orang angkatan kerja. Prabowo mengaku paham bahwa tingkat pengangguran ini menjadi hal yang sangat meresahkan bagi masyarakat yang butuh pekerjaan.
Golongan yang memiliki tingkat pengangguran tertinggi di Indonesia adalah generasi Z (Gen Z) dengan angka 16%. Sementara itu, lulusan SMK menyumbang angka pengangguran tertinggi dengan 8% lebih tinggi dibandingkan lulusan SMA.
Prabowo mengatakan bahwa meskipun capaian ini sangat baik, tetapi masih ada banyak orang yang butuh pekerjaan. Dia menghimbau masalah perkembangan dunia teknologi yang memicu disrupsi dalam produksi dan industri. "Sekali lagi kita tidak boleh puas karena 4,76% dari 287 juta orang itu angka yang cukup besar," kata Prabowo.
Menurut data BPS, tingkat pengangguran ini artinya ada lima orang penganggur dari 100 orang angkatan kerja. Prabowo mengaku paham bahwa tingkat pengangguran ini menjadi hal yang sangat meresahkan bagi masyarakat yang butuh pekerjaan.
Golongan yang memiliki tingkat pengangguran tertinggi di Indonesia adalah generasi Z (Gen Z) dengan angka 16%. Sementara itu, lulusan SMK menyumbang angka pengangguran tertinggi dengan 8% lebih tinggi dibandingkan lulusan SMA.