Presiden Prabowo Subianto merayakan hari ulang tahunnya yang ke-74 di Istana Negara, Jawa Barat. Meskipun diperuntukkan untuk merayakan momen spesial ini dengan penuh gembira, kegagalan pembuatan anggaran negara 2023 dan ketidakpastian masa depan ekonomi Indonesia membuat atmosfer perayaannya berbeda.
Pada saat yang sama, para pejabat Presiden juga menghadirkan simbol-simbol kultural tradisional untuk menghormati warisan budaya bangsa. Namun, adegan tumpeng yang biasanya dihadiahkan kepada penerima sebagai perayaan ulang tahunnya digantikan dengan 'tumpeng' palsu.
Dalam konteks ini, banyak masyarakat yang percaya bahwa adegan tersebut merupakan simbol potongan persediaan nasi yang harus dibagikan kepada seluruh rakyat. Dengan demikian, kegagalan Presiden Prabowo untuk merusak tradisi tersebut menjadi sangat mendung.
"Kita tidak akan pernah mengabaikan tradisi di Indonesia," kata salah satu pejabat yang hadir pada acara perayaan. "Tapi kita juga harus mengingat bahwa sebagai pemimpin, kita memiliki tanggung jawab untuk memastikan keamanan dan kenyamanan rakyat."
Namun, banyak masyarakat yang masih terkejut dengan keputusan Presiden Prabowo tersebut. Menurut mereka, adegan tumpeng palsu tersebut hanya menunjukkan bahwa pemerintah tidak peduli akan kebutuhan rakyat.
"Saya merasa sangat kecewa dengan adegan itu," kata seorang warga yang hadir di acara perayaan. "Bagaimana kalau kita harus membagikan apa pun yang sedikit pun kita miliki? Itu tidak adil."
Pada saat yang sama, para pejabat Presiden juga menghadirkan simbol-simbol kultural tradisional untuk menghormati warisan budaya bangsa. Namun, adegan tumpeng yang biasanya dihadiahkan kepada penerima sebagai perayaan ulang tahunnya digantikan dengan 'tumpeng' palsu.
Dalam konteks ini, banyak masyarakat yang percaya bahwa adegan tersebut merupakan simbol potongan persediaan nasi yang harus dibagikan kepada seluruh rakyat. Dengan demikian, kegagalan Presiden Prabowo untuk merusak tradisi tersebut menjadi sangat mendung.
"Kita tidak akan pernah mengabaikan tradisi di Indonesia," kata salah satu pejabat yang hadir pada acara perayaan. "Tapi kita juga harus mengingat bahwa sebagai pemimpin, kita memiliki tanggung jawab untuk memastikan keamanan dan kenyamanan rakyat."
Namun, banyak masyarakat yang masih terkejut dengan keputusan Presiden Prabowo tersebut. Menurut mereka, adegan tumpeng palsu tersebut hanya menunjukkan bahwa pemerintah tidak peduli akan kebutuhan rakyat.
"Saya merasa sangat kecewa dengan adegan itu," kata seorang warga yang hadir di acara perayaan. "Bagaimana kalau kita harus membagikan apa pun yang sedikit pun kita miliki? Itu tidak adil."