Pemerintah Indonesia terus mempercepat perluasan akses energi melalui program Listrik Desa (Lisdes) dan Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL), yang dijalankan secara gencar untuk memastikan pemerataan energi ke seluruh pelosok Indonesia. Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia, program ini merupakan bukti komitmen pemerintah dalam memenuhi kebutuhan dasar masyarakat sekaligus memperkuat pondasi pemerataan energi nasional.
Dalam beberapa tahun terakhir, program Lisdes dan BPBL telah menjangkau ribuan lokasi dan memberikan manfaat bagi ratusan ribu pelanggan baru. Realisasi BPBL periode 2024 mencapai 155.429 rumah tangga, sedangkan untuk periode Januari-September 2025 sebanyak 135.482 rumah tangga terpasang dari target 215.000 rumah hingga akhir 2025.
Kini, rasio elektrifikasi nasional telah mencapai 99,1% dan pemerintah menargetkan untuk mencapai 100% rasio elektrifikasi pada tahun 2030. Namun, masih ada beberapa wilayah yang belum terjangkau, terutama di daerah-daerah dengan tantangan geografis tinggi.
Untuk menjawab tantangan ini, pemerintah mempercepat pembangunan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Pemerintah juga telah meresmikan puluhan pembangkit energi terbarukan, mempercepat proyek PLTS berkapasitas 100 gigawatt, dan melibatkan koperasi desa dalam transisi energi.
Selain itu, kehadiran listrik juga memicu pertumbuhan ekonomi lokal. Masyarakat desa kini dapat memperluas kegiatan produktif di malam hari dan mengembangkan usaha kecil yang bergantung pada sumber daya listrik.
Dengan demikian, pemerintah berharap bahwa program Lisdes dan BPBL dapat membantu meningkatkan daya saing, memperkuat pemerataan ekonomi, dan memastikan tidak ada lagi warga yang hidup dalam kegelapan.
Dalam beberapa tahun terakhir, program Lisdes dan BPBL telah menjangkau ribuan lokasi dan memberikan manfaat bagi ratusan ribu pelanggan baru. Realisasi BPBL periode 2024 mencapai 155.429 rumah tangga, sedangkan untuk periode Januari-September 2025 sebanyak 135.482 rumah tangga terpasang dari target 215.000 rumah hingga akhir 2025.
Kini, rasio elektrifikasi nasional telah mencapai 99,1% dan pemerintah menargetkan untuk mencapai 100% rasio elektrifikasi pada tahun 2030. Namun, masih ada beberapa wilayah yang belum terjangkau, terutama di daerah-daerah dengan tantangan geografis tinggi.
Untuk menjawab tantangan ini, pemerintah mempercepat pembangunan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Pemerintah juga telah meresmikan puluhan pembangkit energi terbarukan, mempercepat proyek PLTS berkapasitas 100 gigawatt, dan melibatkan koperasi desa dalam transisi energi.
Selain itu, kehadiran listrik juga memicu pertumbuhan ekonomi lokal. Masyarakat desa kini dapat memperluas kegiatan produktif di malam hari dan mengembangkan usaha kecil yang bergantung pada sumber daya listrik.
Dengan demikian, pemerintah berharap bahwa program Lisdes dan BPBL dapat membantu meningkatkan daya saing, memperkuat pemerataan ekonomi, dan memastikan tidak ada lagi warga yang hidup dalam kegelapan.