Rapat Harian Syuriah, Rais Aam Minta Gus Yahya Mundur dari Ketum PBNU

Pegang Keputusan, Rais Aam Minta Gus Yahya Mundur Dari Jabatan Ketum PBNU

Rapat Harian Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) digelar pada Kamis (20/11). Hasil rapat tersebut menyebutkan keputusan Rais Aam dan Wakil Rais Aam meminta KH Yahya Cholil Staquf mengundurkan diri dari jabatan Ketua Umum PBNU dalam waktu 3 hari terhitung sejak diterimanya keputusan Rapat Harian Syuriyah PBNU.

Poin utama mengapa Gus Yahya harus mundur dari jabatannya adalah karena pelaksanaan Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama (AKN NU) yang mengundang narasumber Zionisme Internasional. Kejadian ini dianggap sebagai tindakan yang mencemarkan nama baik perkumpulan NU.

Selain itu, Rapat Harian Syuriyah juga menyebutkan pelaksanaan Akn Nu tersebut juga telah memenuhi ketentuan Pasal 8 huruf a Peraturan Perkumpulan Nahdlatul Ulama Nomor 13 Tahun 2025 tentang Pemberhentian Fungsionaris, yang mengatur bahwa pemberhentian tidak dengan hormat dilakukan terhadap fungsionaris dikarenakan melakukan tindakan yang mencemarkan nama baik perkumpulan.

Sementara itu, keuangan di lingkungan PBNU juga mengindikasikan pelanggaran terhadap hukum syariah serta berimplikasi yang membahayakan pada eksistensi Badan Hukum Perkumpulan Nahdlatul Ulama.

Menurut Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBNU, Saifullah Yusuf, dinamika di lingkungan pengurus merupakan perkara organisasi biasa. Ia meminta semua pengurus NU tetap tenang dan menjaga suasana tetap kondusif.
 
Pengadilan ini terasa sangat salah arah, seperti diputar balik. Apalagi karena pengunduran diri KH Yahya Cholil Staquf ternyata tidak ada tindakan yang benar dalam keputusan Rapat Harian Syuriyah. Saya rasa jika ingin diambil tindakan seharusnya harus dilakukan berdasarkan tindakan nyata yang telah dikerjakan oleh Gus Yahya, bukan karena keputusan rapat tanpa tanda tangan.

Dan apa dengan pelaksanaan Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama (AKN NU) yang mengundang narasumber Zionisme Internasional? Ternyata sudah memenuhi ketentuan Peraturan Perkumpulan Nahdlatul Ulama Nomor 13 Tahun 2025 tentang Pemberhentian Fungsionaris. Saya rasa pengadilan ini lebih fokus pada proses daripada hasil yang dihasilkan.

Saya berharap keuangan di lingkungan PBNU dapat diterima dan bukan lagi mengindikasikan pelanggaran terhadap hukum syariah.
 
Gue jadi penasaran sama keputusan ini. Mungkin itu karena kita sudah lupa masa lalu ketika ari Gus Yahya masih aktif dalam organisasi NU, dia bilang kalau ingin maju dalam perjuangan, harus kersutahan terlebih dahulu. Gue ingat lagi, ketika gus yahya masih aktif, dia bilang kalau NU bukan hanya tentang ajaran agama, tapi juga tentang sosial dan politik. Jadi, kenapa ini ada keputusan yang membuatnya mundur? Kalau sekarang diatur dengan jelas, apa yang salah dengannya?
 
gak bisa diterima kan kalau ada orang asing bikin diskusi tentang Zionisme di AKN Nu, itu bikin negaranu jadi malu! kenapa harus ada narsumor asing ya? toh kita NU bukan cuma sekumpulan yang suka membaca Al-Qur'an aja, tapi juga ada pendapat dan ide sendiri. toh biar apa kalau ada orang asing ikut diskusinya? kayaknya harus ada batas sih, jangan terlalu serius ya 🤔💁
 
Wah kalau gak cerita yang terjadi di PBNU! Aku pikir keputusan Gus Yahya untuk mundur dari jabatannya itu benar-benar positif, karena aku yakin dia mau melindungi nama baik NU dari tindakan yang salah. Kalau siapa pun yang mencemarkan nama baik kita pasti harus jauhkan dari sana! 😊 Aku juga senang kalau PBNU punya kebijakan untuk memastikan semua pengurus tetap profesional dan tidak melakukan tindakan yang salah lagi. Nah, aku rasa ini bisa menjadi kesempatan bagi Gus Yahya untuk terus memimpin NU dengan bijak dan membuat kita semakin maju! 🙌
 
"Kau tidak bisa menenangkan diri dengan segala pujian yang kamu terima, apalagi saat kamu belum pernah melakukan sesuatu untuk berdiam-diam."
Saya pikir ini sangat parah, keputusan Rais Aam dan Wakil Rais Aam meminta Gus Yahya Mundur dari jabatan Ketum PBNU karena pelaksanaan Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama (AKN NU) yang mengundang narasumber Zionisme Internasional, ini benar-benar mencemarkan nama baik perkumpulan NU.
 
Gak bisa percaya kalau ada yang mau dikeluarkan karena kejadian mengundang narasumber Zionisme Internasional sih. Nahdlatul Ulama bukan cuma sekumpulan orang aja, tapi punya tujuan utama agar umat NU tetap wasat dan tidak terpengaruh oleh hal-hal yang tidak penting seperti itu. Bayangkan kalau kita diantarkan dengan masalah-masalah keagamaan yang sebenarnya sifatnya mudah dipenjarahan sih, tapi malah paling serius dikeluarkan karena ada narasumber Zionisme Internasional 🤯.
 
Saya pikir ini adalah momen yang sangat penting bagi PBNU. Rasanya ada kegagalan dalam implementasinya Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama, apa lagi dengan undangan narasumber Zionisme Internasional 🤔. Saya rasa ini bukan tentang keamanan dari luar, tapi tentang integritas dan identitas NU yang kita miliki. Jika kita mau menjadi organisasi yang memiliki nilai-nilai yang kuat, maka kita harus bisa mengontrol dan mengatur diri sendiri. Tapi apa yang terjadi sekarang? 🤷‍♂️ Saya hanya harap ini tidak membuat PBNU terluka parah.
 
Aku penasaran gini, kenapa ko butuh Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama yang ngajak narasumber Zionisme Internasional? Aku pikir itu kayak ngadu dengan Israel, tapi aku salah ya kan? Aku suka makan siomay, apalagi yang dijual di warung kecil di daerah Cihampelas. Aku lupa pesanan apa aja yang aku order terakhir...
 
kembali
Top