Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa (Purbaya) terang-terang percaya dirinya bisa menekan risiko melebarnya 'gap realisasi' penerimaan pajak dari target pada akhir tahun anggaran 2025. Strategi yang telah disiapkan untuk mengakselerasi serapan pajak ini, antara lain adalah peningkatan pengawasan di bidang perpajakan dan kepabeanan serta cukai.
Purbaya mengaku akan memantau potensi praktik penyelewengan seperti underinvoicing dan memperketat pengawasan untuk mencegah 'kebocoran-kebocoran' yang timbul. Untuk meningkatkan efisiensi pajak, Purbaya yakin pada sistem teknologi informasi (IT) yang disiapkan oleh Kementerian Keuangan, termasuk Coretax.
Pembangunan IT ini akan membantu dalam menekan pelanggaran pajak dan meningkatkan pendapatan dari pajak. "Nanti ke depan, kami akan menerapkan IT yang lebih canggih lagi," ujar Purbaya. Dia juga ingin memantau akhir minggu ini Coretax sudah siap sehingga menaikkan efisiensi dan hasil dari Coretax tersebut.
Pembangunan ekonomi nasional juga menjadi prioritas utama, dengan memberikan insentif untuk mengaktifkan pertumbuhan ekonomi melalui kredit perbankan. Purbaya berharap agar 'pertumbuhan ekonomi lebih cepat' dapat meningkatkan 'penerimaan' yang diharapkan akan meningkat secara otomatis.
Namun, perlu diingat bahwa realisasi penerimaan pajak pada akhir tahun anggaran 2025 masih terlalu rendah dengan persentase 63,5 persen dari target dan Rp1.516,6 triliun hanya mencapai 62,4 persen dari proyeksi.
Purbaya mengaku akan memantau potensi praktik penyelewengan seperti underinvoicing dan memperketat pengawasan untuk mencegah 'kebocoran-kebocoran' yang timbul. Untuk meningkatkan efisiensi pajak, Purbaya yakin pada sistem teknologi informasi (IT) yang disiapkan oleh Kementerian Keuangan, termasuk Coretax.
Pembangunan IT ini akan membantu dalam menekan pelanggaran pajak dan meningkatkan pendapatan dari pajak. "Nanti ke depan, kami akan menerapkan IT yang lebih canggih lagi," ujar Purbaya. Dia juga ingin memantau akhir minggu ini Coretax sudah siap sehingga menaikkan efisiensi dan hasil dari Coretax tersebut.
Pembangunan ekonomi nasional juga menjadi prioritas utama, dengan memberikan insentif untuk mengaktifkan pertumbuhan ekonomi melalui kredit perbankan. Purbaya berharap agar 'pertumbuhan ekonomi lebih cepat' dapat meningkatkan 'penerimaan' yang diharapkan akan meningkat secara otomatis.
Namun, perlu diingat bahwa realisasi penerimaan pajak pada akhir tahun anggaran 2025 masih terlalu rendah dengan persentase 63,5 persen dari target dan Rp1.516,6 triliun hanya mencapai 62,4 persen dari proyeksi.