Purbaya Ungkap Dana Rp14,6 T Mengendap, Pramono: 1.000% Betul

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, telah menyatakan bahwa pernyataan Menteri Keuangan tentang adanya dana Rp14,6 triliun yang mengendap di bank daerah adalah 1000 persen benar. Menurutnya, pengendapan dana ini terjadi karena pola pembayaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta biasanya mengalami pelonjakan di akhir tahun.

Pramono juga menegaskan bahwa kebutuhan belanja di Jakarta pada akhir tahun selalu meningkat. Misalnya, pada 2023 kebutuhan belanja mencapai Rp16 triliun, sedangkan pada 2024 meningkat menjadi Rp18 triliun. Oleh karena itu, dana Pemprov DKI yang disebut mengendap itu dibutuhkan untuk membiayai keperluan-keperluan yang meningkat jelang pergantian tahun.

Pramono juga mengatakan secara terus terang meminta kepada Menteri Keuangan untuk mentransfer dana tambahan sebesar Rp10 triliun kepada Pemprov DKI. Hal ini untuk menyokong kebutuhan belanja pada akhir tahun. Ia tidak ragu-ragu dalam menyatakan bahwa pernyataan Purbaya Yudhi Sadewa adalah 1000 persen benar, bukan 100 persen lagi.

Perkiraan dana yang mengendap di bank daerah masih sangat tinggi, mencapai Rp233 triliun. Banyaknya anggaran yang menumpuk di bank ini diduga karena realisasi belanja yang tidak sesuai target. Dirjen Perimbangan Keuangan Kemenkeu, Askolani, juga mengungkapkan bahwa daerah dengan anggaran mengendap terbesar adalah Jawa Timur dan Jawa Barat.
 
Gubernur DKI Jakarta bilang 1000 persen benar aja? Wah itu kabur banget! Saya pikir lebih baik jika dia bilang 500 persen atau 200 persen, jadi kita semua bisa punya gambaran yang lebih jelas. Tapi siapa tahu, mungkin benar juga kalau pengendapan dana ini terjadi karena pola pembayaran APBD yang biasanya mengalami pelonjakan di akhir tahun.

Tapi, apa yang penting itu adalah Pemprov DKI Jakarta membutuhkan dana tambahan sebesar Rp10 triliun. Saya setuju dengan Gubernur Pramono, kita harusnya punya anggaran yang jelas dan tidak terburu-buru dalam pengelolaan dana. Jika Pemerintah bisa membantu dan memberikan dana yang tepat, maka Jakarta bisa terus berkembang dan menjadi kota yang lebih baik. πŸ€”πŸ’°
 
Dulu aku pikir pengelolaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta sudah bagus, tapi ternyata ada kesalahan di belakang layar. Maksudnya, jangan terburu-buru memikirkan kebutuhan belanja pada akhir tahun, karena bisa saja tidak sesuai rencana πŸ€¦β€β™‚οΈ.

Aku pikir ini juga bisa jadi pelajaran bagi kita semua. Kita harus lebih hati-hati dalam merencanakan dan mengelola dana, agar tidak seperti DKI Jakarta yang mengalami kesalahan pengendapan dana πŸ˜…. Dan tentu saja, penting untuk selalu meminta bantuan dari orang lain jika kita sedang menghadapi kesulitan 🀝.
 
Hahaha, ini kaya aja! Gubernur DKI Jakarta benar-benar konsisten ngomong tentang pengendapan dana belanja di bank daerah. Nah, kalau asumsi 1000 persen benar, itu artinya saja Pemprov DKI Jakarta punya uang triliun di bank! Wah, kayaknya si Pramono ini gak sabar-sabar untuk ngelancurkan keuangan belanja tahun depan. 🀣
 
BIAR BISA DIKETAHUI BENARNYA SIH, PERNYATAAN GUBERNUR DKI JAKARTA TENTU TIDAK BISU! MENGAPA GABUNGAN INI SANGAT TINGGI? APAKAN KEBUTUHAN BELANJA DI JAKARTA BENAR-BENAR SELALU MENINGkat SEKALI-KALI? JAWABAN NYATA YA, TIDAK PERLU MEMIKIR BISU. PENGEMBalian DANA INI HARUS DIGUNAKAN OLEH PEMPROV DKI JAKARTA ALASANNYA KEBUTUHAN BELANJA PADA AKHIR TAHRN SELALU Meningkat SEKALI-KALI!
 
omg ini 1000 persen benar ya? Rp233 triliun sih banyak banget! aku pikir ini gampang-ganjang, tapi ternyata kebutuhan belanja di jakarta ini terus meningkat. pramono ini udah lama aja ngobrol tentang dana mengendap, tapi ini 1st kalinya dia nyebutkan sebesar 1000 persen. aku rasa ini harus diawasi lebih dekat oleh menteri keuangan ya?
 
Gue pikir wajib banget buat dipertanyakan siapa yang mau bilang kalau dana 233 triliun itu benar-benar ada di bank daerah πŸ€‘πŸ‘€. Tapi, jika benar, maka wajar banget dana itu disebut "mengendap" karena akhir tahun selalu bikin kebutuhan belanja naik, padahal targetnya kurang πŸ€”. Gue setuju kalau Pemprov DKI Jakarta memerlukan dana tambahan Rp10 triliun untuk membiayai keperluan-keperluan yang meningkat, tapi, siapa yang nolak membayar utang? πŸ˜‚. Gue lebih suka lihat lebih banyak perusahaan teknologi berinvestasi di Jakarta daripada beberapa orang politik yang terus-menerus minta dana πŸš€πŸ’».
 
Aku pikir kalau ini kayaknya gini : Pemerintah Jakarta mau ngerasa bahwa perlu ada dana tambahan dari pemerintah pusat, tapi siapa tahu dulu sudah ada yang mengalihkan ke uang daerah... Aku rasa ini membutuhkan analisis yang lebih dalam, apa karena kenaikan belanja? Atau karena tidak ada yang ngerespons dengan pembayaran yang tepat? Aku pikir ini juga perlu dibawa ke sisi masyarakat agar kita semua tahu apa yang sebenarnya terjadi di Jakarta 😊.
 
Gak bisa percaya sih, Rp233 triliun?! Gini gak bisa dijangkau sih 😱 Kita butuh pelabuhan baru, jalan yang rapi, dan fasilitas lainnya, tapi kapan aja kita bisa? πŸ€”
 
Gue pikir sih kalau bukan karena pengelolaan APBD yang kurang efektif lah yang membuat dana itu mengendap seperti ini... gue lihat dulu perubahan anggaran di Jakarta tahun-tahun sebelumnya, nggak ada perubahan yang signifikan kan? Jadi, siapa yang bertanggung jawab kalau pengelolaan APBD DKI Jakarta ga bisa terkendali?
 
Makasih bro, aku pikir Pramono Anung terlalu agak mengatakan kalau pengendapan dana itu benar-benar 1000 persen, tapi siapa tahu aja ya? Aku rasa pengendapan itu banyak karena APBD Jakarta di akhir tahun selalu panas banget, kayaknya perlu ada tambahan anggaran aja. Dan aku juga pikir Pramono harus lebih serius dalam meminta dana tambahan ke Menteri Keuangan, jangan terlalu kasar aja. Banyak daerah yang mengendap dana, apa salahnya? Jawa Timur dan Jawa Barat yang banyak? Aku rasa itu masalah kekurangan perencanaan, bro! πŸ’ΈπŸ€”
 
Kalau mau ngomong sapa-siapa, aku pikir Pramono jadi paling tidaknya sih, tapi kemudian dia bilang pengendapan dana itu 1000 persen benar? πŸ€” aku rasa perlu dicheck lagi, kalau begitu apa artinya ulekan pembayaran APBD DKI Jakarta itu benar-benar mau meningkat setiap akhir tahun? πŸ€‘ dan siapa nih yang bilang realisasi belanja tidak sesuai target? πŸ€·β€β™‚οΈ aku rasa perlu ada konfirmasi lebih lanjut dulu, ya?
 
Pernyataan dari Pramono Anung itu memang nggak keberpikiran... kalau benar dana yang mengendap itu 1000 persen benar, maka ini berarti ada masalah besar di dalam pengelolaan APBD DKI Jakarta. Saya pikir hal ini perlu diinvestigasi lebih lanjut, apa benarnya kebutuhan belanja di akhir tahun yang begitu tinggi? Tidak mustahil kalau ada kesalahan dalam perencanaan atau pelaksanaan APBD. Dan minta dana tambahan sebesar Rp10 triliun itu juga agak berlebih, kita harus nggak terburu-buru untuk mengelabui pengelola keuangan. πŸ€”
 
aku pikir pramono anung ini lagi bikin drama banget... 14 triliun? itu gak mungkin, kan? misalnya aku punya temen yang kerja di kementrian keuangan, dia bilang kalau ada anggaran yang mengendap, itu bukan karena biaya belanja meningkat, melainkan karena adanya kesalahan dalam pengelolaan anggaran. dan apa lagi, 1000 persen benar? aku ragu banget... mungkin pramono anung lagi mencoba meminta dana tambahan? πŸ€”πŸ“‰
 
Mungkin karenanya orang suka bercanda, tapi ini masih perlu diajak teka-teki dulu aja! πŸ˜‚ Kalo tidak salah paham, pengendapan dana ini bukan gampang-ganteng, kan? πŸ€‘ Dan sekarang mereka mau meminta tambahan Rp10 triliun? Hmm, kalau begitu memang harusnya bisa jadi realisasi belanja yang benar-benar sesuai target ya... 😐
 
oh iya kayaknya kaya banget aja dana yang mengendap di bank daerah! 233 triliun lama knp ada yang tahu sih? kayaknya pramono benar aja, belanja yang menumpuk di akhir tahun itu memang sangat banyak. tapi saya pribadi rasa 10 triliun dana tambahan nggak terlalu berlebihan kan, mungkin bisa dioptimalkan lagi di tempat-tempat lain? πŸ€”πŸ’Έ
 
Gue rasa Pramono benar-benar asyik karna dia ngebawa dana belanja di Jakarta yang kayaknya udah capek kok. Mau minta dana tambahan Rp10 triliun itu wajar banget, tapi gue rasa harus ditanya siapa yang tahu apa kebutuhan belanja Jakarta benar-benar dibutuhkan itu. Udah Rp233 triliun kayaknya udah capai, toh gak perlu lagi minta dana tambahan ya πŸ˜‚
 
Gue penasaran sih apa yang bikin dana belanja Jakarta begitu banyak mengendap di bank. Gue bayangkan jika semua dana belanja mengendap di bank aja, siapa yang akan bayar itu? πŸ€”

Gue pikir 1000 persen benar gak mungkin, tapi gue juga tidak ngerti bagaimana sistem keuangan ini kerja. Misalnya, kalau Pemprov DKI Jakarta butuh Rp10 triliun lebih untuk belanja, siapa yang akan bilang "nanti", atau mau duit itu digunakan sekarang aja? πŸ€‘

Gue harap Gubernur dan Menteri Keuangan bisa membuat sistem keuangan ini lebih transparan dan jelas, kalau gak, kita all aja penasaran sih apa yang akan terjadi. πŸ˜‚
 
kembali
Top