Purbaya soal Kabar Tak Bertegur Sapa dengan Luhut di Sidang Kabinet Paripurna: Kami Baik, Cuma Duduknya Jauh

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa berbicara tentang hubungannya dengan Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Panjaitan di sidang kabinet paripurna. Ia mengaku tidak ada masalah dengan mantan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi itu.

Purbaya menjelaskan bahwa hubungannya dengan Luhut baik-baik saja, meskipun ada yang berbicara bahwa mereka tak saling bertegur sapa di sidang kabinet paripurna. Ia mengatakan bahwa jarak antara dirinya dan Luhut hanya dua kursi, sehingga "Pak Luhut, Pak Luhut" saja tidak akan masuk ke otak.

Purbaya juga membahas tentang kontroversi pembangunan <em>family office</em>, yang diperdebatkan dalam sidang kabinet paripurna. Luhut menegaskan bahwa inisiatif pembentukan <em>Family Office</em> di Indonesia tidak berkaitan dengan penggunaan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Menurut Luhut, langkah ini ditujukan untuk menciptakan ekosistem investasi yang lebih kompetitif dan menarik bagi para investor asing. Ia juga mengatakan bahwa <em>Family Office</em> tidak ada urusan dengan APBN.

Purbaya menyimpulkan bahwa hubungannya dengan Luhut baik-baik saja, meskipun ada yang berbicara tentang kontroversi ini.
 
Mau ngobrol tentang Luhut aja sih, tapi kan ada banyak hal lain yg penting. Saya rasa apa yang paling penting adalah pembangunan <em>Family Office</em>. Apa kegunaan dari itu? Siapa yang akan mengelolanya? Dan bagaimana dengan penggunaan dana APBN? Jadi nggak bisa langsung dikatakan bahwa ini tidak berkaitan, kan. Saya rasa pemerintah harus lebih jelas dalam menjelaskan tentang hal ini.
 
Eh, aku pikir Luhut siapa-siapa, tapi ternyata ia juga memiliki pendapat yang sama dengan Purbaya πŸ˜‚. Nah, kontroversi <em>Family Office</em> itu, aku rasa ada kebenaran dan tidak dalam hal ini. Kalau benar-benar tidak berkaitan dengan APBN, maka apa masalahnya? πŸ€”

Tapi, aku juga pikir kalau ada yang bilang bahwa Luhut siapa-siapa sama-sama bisa berbicara dengan Purbaya, itu bisa dianggap kontroversi. Tapi, jarak dua kursi tidak ada hubungannya dengan bagaimana kita berbicara, kan? πŸ˜‚

Aku pikir aku sendiri yang salah, tapi sayangnya aku juga pikir aku benar. 🀯 Maksudnya, apa yang diucapkan Purbaya dan Luhut itu bisa dianggap baik atau buruk, tergantung bagaimana kita menebak siapa yang benar. Tapi, aku rasa aku sendiri yang tidak punya logika untuk memprediksi ini. πŸ˜‚
 
Aku rasa paham banget kapan-saa orang saling bertengkar di sidang kabinet. Tapi aku penasaran, apa yang harus kita lakukan jika kita tidak tahu apa-apa? Mungkin kita bisa mencoba mendengarkan apa yang dirasa oleh Luhut dan Purbaya, apa kekhawatiran mereka itu. Aku pikir kalau kita buka bicara dan cari jalan tengah, mungkin kita bisa menemukan solusi yang tepat 😊.
 
ini giliran ngejar adegan di sidang kabinet paripurna lagi... πŸ€” apa sih sebenarnya yang terjadi di sana? kalau Pak Luhut dan Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa hanya dua kursi jauh, bagaimana mungkin ada yang bilang mereka tak saling bertegur sapa? tapi kayaknya ada kontroversi tentang pembangunan <em>family office</em> di Indonesia... apa itu benar-benar untuk menciptakan ekosistem investasi yang lebih kompetitif dan menarik bagi para investor asing? atau mungkin ada hal lain yang tidak terbuka ke publik? πŸ€”
 
πŸ€” Maksudnya siapa punya 'kontroversi' sama-sama bisa masuk ke sidang kabinet paripurna dan dihadapkan langsung dengan menteri keuangan. Tapi apa yang penting adalah bagaimana caranya itu bisa menghasilkan efisiensi dan keuntungan bagi negara. πŸ€‘

Kalau mantan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi yang sekarang menjadi investornya, tentu ada rasa 'diperdebatkan' tapi apa yang harus diusahakan adalah menciptakan ekosistem investasi yang lebih baik. πŸ“ˆ
 
ada yang bilang kira-kira apakah benar2nya mantan menteri koordinator kemaritiman itu bisa terlepas dari kepentingan ekonomi ya πŸ€‘πŸ‘€ kayak gini kalau ada investor asing datang ke Indonesia, langsung aja dia hubungi Luhut, siapa tahu aja ada urusan yang perlu diskusi tentang investasi di Indonesia. dan apa kira2nya dengan pembangunan <em>family office</em>, kalau mantan menteri koordinator itu bisa terlibat dalam proyek ini, maka apakah dia masih bisa menjadi 'hakim' dalam kepentingan ekonomi ya πŸ€”
 
Aku pikir kalau ini kontroversi bukan? Kalau Pak Luhut bilang 'Family Office' tidak ada urusan dengan APBN, tapi nanti kalau pakai dana dari APBN itu gak apa-apa kan? Dan aku rasa kalau ada yang bilang Pak Luhut dan Purbaya tak saling bertegur sapa karena jarak mereka dua kursi aja, tapi aku pikir kalau ini masih bisa berbicara dengan sopan.
 
Aku pikir kontroversi ini kayak banget, tapi siapa tahu apa yang sebenarnya terjadi. Aku rasa Luhut sengaja menghindari bertemu dengg Pak Purbaya, tapi jarak 2 kursi masih bisa mengakibatkan hubungan mereka menjadi buruk. Aku juga nggak setuju dengan pendirian <em>Family Office</em>, karena siapa tahu bagaimana dana APBN digunakan, kayaknya tidak perlu banyak diskusi lagi... πŸ€”πŸ‘€
 
gokil banget si Luhut, mau bikin family office aja kalau? itu ari-arian aja, negara kita udah punya dana APBN, kenapa harus buat kelompok-kelompok kaya yang sibuk-bisik gini πŸ€‘. padahal saya udh lama kerja sama dengan Luhut, tapi kalau ada kontroversi siapa yang sengaja kayaknya? sih kita jangan terlalu serius, kita masih di negara ini aja πŸ˜‚.
 
Gue rasa kalau Luhut bilang itu tidak benar, apa dia punya alasan untuk membentuk <em>Family Office</em> itu? Gue pikir itu seperti membuka pintu ke surga bagi para investor asing, tapi bagaimana kalau ada korupsi di dalamnya? Gue rasa ada yang kurang terungkap tentang kontroversi ini. Gue ingin dosen kita di sekolah memperkenalkan topik ini dan membuat diskusi yang lebih dalam tentang konsekuensi dari pembentukan <em>Family Office</em> itu.
 
Wah, aku pikir siapa tahu kontroversi itu sebenarnya gampangnya bisa dipenjarahin, tapi ya, menurut Purbaya, hubungannya dengan Luhut tidak ada masalah, cuma kayaknya berbicara santai aja di sidang kabinet. Aku rasa kalau aku duduk di dua kursi yang sama dengan Luhut, aku juga akan capek banget ketika dia bicara, walaupun aku tahu dia gila banget πŸ˜‚. Tapi, kontroversi ini sebenarnya apa sih? Kita harus lihat dari mana nanti arahnya. Aku rasa kalau ini bukan tentang Luhut atau Purbaya, melainkan tentang bagaimana Indonesia bisa berkembang. Apakah kita bisa membuat ekosistem investasi yang lebih baik? 😊
 
Gue pikir siapa tahu apa yang terjadi di balik cerita ini, tapi gue rasa penting buat kita fokus pada isu utama yaitu pembangunan <em>Family Office</em>. Gue masih kurang percaya dengan ide ini, karena gue rasa tidak ada logika bagaimana kehadiran <em>Family Office</em> akan membuat ekosistem investasi lebih kompetitif. Kalau benarnya itu bisa dilakukan, maka sebaiknya kita lihat bukti-bukti yang concrete, bukan hanya kata-kata dari Luhut.
 
ada apa sih kalau gak punya masalah sama orang lain? kenapa perlu terus2 dibicarakan? kalau Pak Luhut bilang dia tidak terkait dengan APBN, maka jangan dipikirkan lagi aja πŸ€·β€β™‚οΈ. siapa tahu apa yang dia katakan itu benar-benar benar. kalau punya masalah, cari cara lain bukan biarkan kebenciannya terus2 berlanjut di media massa πŸ˜’.
 
Mau tau apa kabar gembira aku? Aku baru saja punya kerja sama baik dengan Pak Luhut 🀝! Ada yang bilang aku dan dia tidak saling bertegur sapa di sidang kabinet, tapi aku beritahu kawan-kawan saya, itu hanya halusinasi πŸ˜‚. Kita sekadar duduk di dua kursi di sebelahnya, kalau aku pakai mata bukan? πŸ€¦β€β™€οΈ Aku pikir Pak Luhut, Pak Luhut saja yang masuk ke otak kita, gak usah lagi! πŸ’‘

Aku penasaran apa kabar dari kontroversi pembangunan family office itu. Apa benar-benar ada urusan dengan APBN? πŸ€” Aku tidak tahu, tapi aku yakin Pak Luhut sudah buat rencana yang jelas untuk menciptakan ekosistem investasi yang lebih kompetitif di Indonesia. Mungkin aku salah, tapi aku berharap di masa depan kita bisa memiliki investasi yang lebih baik dan lebih aman πŸ™.
 
Makasih kejadian ini, kayaknya apa-apa jadi kebuntuan dari kontroversi pembangunan <em>family office</em>. Saya rasa Luhut benar-benar tidak ada hubungan denganku, tapi masing-masing kita fokus pada pekerjaan. Aku pikir itu yang penting bukan komentar-komentar berantai online, tapi bagaimana kita bisa nanti membuat Indonesia menjadi negara investasi yang lebih baik πŸ“ˆπŸ’°
 
Gue pikir apa lagi gue nulis di sini? 🀣 Semua punya cerita sama sama. Aku rasa menteri keuangan itu sih nggak bisa buat apa saja, kayaknya gue nanggung sama Luhut bareng ya. πŸ™„ Tetapi aku pikir kalau mereka bilang controversi pembangunan family office, itu karena mereka tidak jelas banget apa yang maksud. Aku rasa ini sama sekali nggak ada masalah, cuman mereka ingin bikin Indonesia jadi tempat investasi yang lebih baik aja. πŸ€“
 
Dirasakan ya, kontroversi ini lagi-lagi membuat bingung siapa yang harus bertanggung jawab πŸ˜‚. Dan apa yang pasti, kontes wajah Pak Luhut itu kembali sengat again 🀣. Menteri Keuangan harus fokus pada APBN, gak usah repot-repot berbicara-bicara aja πŸ™„.
 
Gue pikir kalau apa lagi kabar yang kini terjadi di kalangan politisi... πŸ€” Saya rasa tidak ada alasan untuk bingung tentang hubungan antara Menteri Keuangan dan Luhut, tapi gue ingin tahu, siapa yang bilang mereka tak saling bertegur sapa? Apakah kira-kira itu bisa diubah menjadi debat yang positif? 🀝
 
Lalu coba ngobrol-ngobrol, ya! Makasih Purbaya sudah menjelaskan tentang hubungan dia dengan Pak Luhut. Aku pikir kalau kontroversi ini masih agak panas, tapi Purbaya sudah menjelaskannya dengan santai. Mungkin ada yang salah paham, tapi tidak masalah sekarang. Yang penting adalah kontroversi pembangunan <em>family office</em> itu benar-benar berapa nih? Apakah memang tidak terkait dengan APBN? Aku penasaran banget... πŸ€”πŸ’‘
 
kembali
Top