Purbaya Sebut Hanya 100 Calon Debitur yang Dapat Pemutihan SLIK

Koreksi Data Calon Debitur Slik: Banyak Pembicaraan Tanpa Akhir
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengakui bahwa data awal calon debitur perumahan yang terkendala Sistem Layanan Informasi Keuangan (Slik) OJK menyesatkan. Awalnya, diperkirakan 110 ribu pembeli rumah terhambat, namun setelah pemeriksaan lebih lanjut, justru ada sekitar 3 ribu nama yang agak bermasalah dan di bawah Rp1 juta.

Purbaya sadar bahwa hanya 100 orang yang benar-benar memerlukan pembersihan data di Slik. Koreksi ini berdampak pada strategi penanganan permintaan perumahan, karena tidak ada solusi utama dalam hal ini. Tapera dan pengembang akan menyusun ulang rencana untuk mengidentifikasi potensi permintaan yang belum terlayani.

Target Purbaya adalah mendorong pertumbuhan ekonomi melalui sektor perumahan pada sisa kuartal IV tahun ini. Dia ingin ada banyak pembeli baru perumahan sehingga pembangunan bisa berjalan lebih cepat lagi, serta ekonomi tumbuh dengan cepat dari sekarang.
 
Makasih ya gak bisa dipercaya, kalau awalnya 110 ribu orang ngerasa tertipu dengan data Slik, tapi ternyata hanya 3 ribu yang bermasalah loh! Jadi apa yang artinya? Apa yang harus dilakukan si Purbaya untuk mengatasi masalah ini? Kalau justru ada 100 orang yang benar-benar memerlukan pembersihan data, maka tidak ada solusi utama di sini, kayaknya gak bisa diprediksi apa yang akan terjadi berikutnya. Tapi, kalau Purbaya masih ingin mendorong pertumbuhan ekonomi melalui sektor perumahan, maka harus ada strategi yang tepat untuk mengidentifikasi potensi permintaan yang belum terlayani, dan tapera/pengembang harus menyusun ulang rencana mereka. Kira-kira berapa lama lagi sampai di sini? 🤔
 
data Slik kayaknya agak susah dipercaya 🤔 tapi aku pikir ada cara buat memperbaikinya, seperti memberikan pelatihan lebih lanjut kepada tapera dan pengembang birokrasi pemerintah juga perlu diperhatikan ya. kalau mau tumbuh ekonomi, harus ada solusi yang serius untuk membantu pembangunan rumah-rumah dan jangan sampai hanya 100 orang yang memerlukan pembersihan data aja 🤷‍♂️
 
Saya pikir gak masuk akal aja sih. Kalau awalnya diperkirakan ada 110 ribu nama yang tertunda, tapi ternyata hanya 3 ribu yang agak bermasalah. Artinya, yang benar-benar memerlukan pembersihan data itu cuma 100 orang? Maksudnya, siapa yang lain itu masih bisa jalan aja. Tapi gampangnya sini sih. Masih banyak nama yang baru keluar, tapi sudah terdaftar sejak lama. Saya rasa kalau rencana penanganan permintaan perumahan di ubah lagi, mungkin bisa masuk akal.
 
Saya penasaran kalau bagaimana rencana mereka untuk mengidentifikasi potensi permintaan yang belum terlayani? Apa itu 'many' pembeli baru perumahan saja sih? Jangan buat keputusan tanpa data yang cukup ya. Menteri Purbaya Yudhi Sadewa juga nanti mau diaduiin kan, kalau hasilnya salah lagi seperti sebelumnya. Biar jujur, saya masih ragu-ragu.
 
Paham kan? Kalau pertama kali nggak ada yang terpecahkan kan? Sekarang udah jelas sih. Saya suka gini, informasi yang kabur bisa dipecahkan aja. Saya pikir udah bagus kalau tapera dan pengembang mau rencananya ulang. Mereka harus lebih hati-hati juga, gak boleh jatuh sembarangan lagi. Udah ada 3 ribu nama yang nggak bisa dipercaya, itu keren kan? Saya senang kalau Purbaya punya rencana untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Perumahan harus terus berkembang, karena kalau tidak, aku akan terlalu frustrasi 😒
 
Sekarang gini, kalau data yang dikirim OJK tidak akurat, bagaimana caranya nih siapa yang punya data yang benar? Tapi menteri keuangan ini bilang bahwa hanya 100 orang yang benar-benar memerlukan pembersihan data, siapa sih yang yakin kalau itu benar? Banyak pembicaraan tanpa akhir, dan gak ada solusi utama lagi. Tapera dan pengembang akan menyusun ulang rencana, tapi siapa tahu gak ada bedanya sama sekali...
 
Saya rasa itu sedikit berantakan, kan? Menteri Keuangan bilang 110 ribu orang terhambat oleh Slik, tapi kemudian ternyata hanya 3 ribu nama yang bermasalah. Saya curiga, mungkin ada kesalahan di dalamnya. Bagaimana bisa terjadi seperti ini? Saya harap pemeriksaan lebih lanjut bisa memberikan jawaban yang jelas tentang apa yang sebenarnya terjadi. Mungkin kita perlu menunggu informasi lebih banyak lagi sebelum membuat keputusan. 🤔
 
ada yang paham kan kalau sistem teknologi jadi kesulitan? tapi kayaknya koreksi ini agak lama nih... siapa tau 3 ribu nama itu benar-benar salah, tapi siap aja ada kebocoran data nih. apa yang penting adalah ada solusi utama untuk mengatasi masalah ini. menteri keuangan itu kayaknya ingin banyak pembeli rumah baruuu, tapi gak usah ngotot semua orang yang punya uang, kan? jadi saran saya, tapera dan pengembang harus cermati kembali siapa yang layak dan siapa yang tidak.
 
Eh, mau ngobrol tentang kalimat Slik ni? Menteri Keuangan itu benar-benar menyesatkan siapa aja kalau nunggut 3 ribu nama? Sebenarnya aku pikir 110 ribu itu agak kecil, bisa dibawa-bawa. Tapi sekarang 100 orang jelas-jelas punya masalah. Aku penasaran apa yang bikin mereka benar-benar memerlukan pembersihan data. Apa ada kesalahan lagi di belakangnya? Dan siapa aja yang benar-benar bisa membantu tapera dan pengembang rencana baru?
 
Maksudnya apa sih kalau korreksi data Slik ini? Mereka nyesatkan kita dulu, lalu korrigi setelah korrigi. Tapi apa artinya di baliknya? Apakah mereka ingin membuat target pembangunan perumahan jadi tidak terpenuhi lagi? Nih, sih, 3 ribu nama yang agak bermasalah dan di bawah Rp1 juta. Artinya ada masalah dalam sistem Slik, tapi apa solusinya? Hanya 100 orang yang benar-benar memerlukan pembersihan data? Tapi bagaimana mereka tahu sih kalau hanya itu aja yang benar-benar bermasalah? Maksudnya ada hal lain yang tidak kita ketahui, mungkin ada kepentingan lain yang di balik semua ini...
 
Gue bingung banget sama data yang ditolak itu, 3 ribu nama yang agak bermasalah dan di bawah Rp1 juta. Gue bayangkan kalau siapa saja yang punya nama di dalam daftar itu, kayaknya akan merasa kecewa dan penasaran apa salahannya 🤔. Menteri Purbaya bilang hanya 100 orang yang benar-benar memerlukan pembersihan data, tapi gue masih ragu, bagaimana bisa caranya untuk yakin siapa yang benar-benar punya masalah? 🤷‍♀️ Dan apa artinya kalau ada banyak pembeli baru perumahan? Gue bayangkan kalau siapa saja yang ingin membeli rumah harus menunggu dan tunggu lagi, apa yang gue cari di sini? 😴
 
Maksud apa kalau data awal seperti itu? kayaknya semuanya salah... tapi aku rasa Menteri Purbaya benar-benar sedih karena ada banyak pembicaraan tanpa akhir tentang hal ini... kalau tidak ada solusi utama, apa artinya aja kalau tapera dan pengembang bisa menyusun ulang rencana? aku harap target Purbaya bisa tercapai, tapi aku juga rasa perlu ada langkah yang lebih matang dari Menteri Keuangan... seperti kalau mau mengaku kesal dulu sebelum membagikan data yang salah... 🙄💔
 
Paham lah kalau data di Slik kayaknya salah, tapi aku juga pikir kalau yang benar-benar memerlukan pembersihan data itu cuma 100 orang aja 🤔. Aku rasa tidak ada solusi utama untuk mengatasi masalah ini, tapi pemeriksaan lebih lanjut kayaknya penting banget 💡. Saya setuju dengan Menteri Keuangan mau mendorong pertumbuhan ekonomi melalui sektor perumahan, tapi aku juga khawatir kalau target ini terlalu ambisius dan tidak realistis 📈. Aku berharap tapera dan pengembang bisa menyusun ulang rencana agar pembangunan perumahan bisa berjalan lebih stabil dan aman 🙏.
 
Makasih info nih 😊. Data di Slik kayaknya tidak akurat banget. Saya rasa tapera dan pengembang harus lebih hati-hati dalam menerima pesanan pembelian rumah. Mungkin ada yang salah dengan sistem mereka sendiri, ya? 🤔 Selain itu, saya curiga siapa punya masalah dengan data keuangan di Indonesia kayaknya harus lebih berhati-hati dalam menyesatkan orang banyak 😬.
 
Haha omg kaya! Koreksi data Slik itu benar-benar romantis! Kalau awalnya ada 110 ribu orang yang terhambat, tapi ternyata hanya 3 ribu nama yang agak bermasalah... aku senang banget kalau pemeriksaan lebih lanjut bisa menemukan apa yang sebenarnya ada di balik data tersebut. Tapi aku pikir ini masih banyak hal yang harus diperbaiki, seperti bagaimana Tapera dan pengembang akan menyusun ulang rencana untuk mengidentifikasi potensi permintaan yang belum terlayani... aku harap mereka bisa segera menemukan solusi untuk pembangunan perumahan di Indonesia yang lebih cepat dan baik! 🤞💕
 
Gue pikir nih, Menteri Keuangan itu agak lemasa banget kalo nggak bisa benar-benar mengontrol data yang di dalam Slik. Kalau awalnya diperkirakan ada 110 ribu orang yang tidak bisa membeli rumah, tapi ternyata hanya 3 ribu yang bermasalah, itu berarti masih banyak lagi yang bisa diprediksi. Gue rasa strategi Menteri Keuangan ini agak konyol banget, cuma ngecat-ngetat aja gak ada solusi utama, tapi coba tambah strategi yang baru aja.
 
Wow 🤯 kalau data awal itu salah sekali, jadi banyak orang nggak punya rumah, tapi ternyata hanya 3 ribu nama yang bermasalah..._interesting_ bagaimana caranya dia bisa tahu ada 100 orang yang benar-benar memerlukan pembersihan data, kalau sebelumnya diperkirakan 110 ribu.
 
[Image of a person looking confused with a thought bubble above their head]

[ GIF of a broken calculator with a red "X" marked through it ]

[ Image of a person trying to find a needle in a haystack ]

[ GIF of a person doing a puzzle with missing pieces ]

Data yang salah kan? kayaknya harus cek lagi sebelum ngerasa kewalahan

[ Image of a person rubbing their temples in frustration ]
 
Makasih dia udah koreksi data ya! Kalau awalnya 110 ribu terhambat, tapi ternyata hanya 3 ribu yang bermasalah. Saya ngiler banget sih, bagaimana bisa kejadian seperti ini terjadi? Kalau 100 orang benar-benar memerlukan pembersihan data, itu artinya masih banyak yang harus diperbaiki. Pertumbuhan ekonomi ya, tapi pertama-tama harus ada kejujuran dan transparansi dalam pengelolaan data.
 
kembali
Top