Pemimpin Agama Islam di Indonesia, seperti Kiyai Purbaya, mengakui bahwa mereka telah dituduh menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk kegiatan Ponpes (madrasah) mereka. Namun, Kiyai Purbaya menyangkal tuduhan tersebut.
"Kita tidak menggunakan APBN untuk kegiatan Ponpes, tapi kita menggunakan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah)", kata Kiyai Purbaya dalam sebuah pertemuan dengan para pengurus Ponpes di Jakarta. "Selain itu, kita juga menggunakan sumber daya lain seperti sumber daya pribadi dan kerjasama dengan lembaga swadaya masyarakat."
Kiyai Purbaya menjelaskan bahwa kegiatan Ponpes mereka berfokus pada pendidikan agama dan kehidupan bermoral, bukan untuk mencari keuntungan atau memperoleh penghasilan. "Kita hanya minta bantuan dari pemerintah dalam hal ini agar kita bisa melanjutkan kegiatan kami yang sebenarnya berfokus pada pendidikan dan pengembangan masyarakat," ujarnya.
Namun, beberapa pengurus Ponpes lainnya menyangkal kata-kata Kiyai Purbaya. Mereka mengakui bahwa mereka telah menggunakan APBN untuk kegiatan Ponpes mereka, tetapi tidak secara langsung. "Kita menggunakan APBN sebagai sumber daya yang diterima oleh pemerintah, tapi kita tidak menggunakan uang dari APBN secara langsung," kata seorang pengurus Ponpes.
Pertemuan ini menyoroti bahwa masalah penggunaan APBN oleh Ponpes masih menjadi isu yang mengganggu dalam sistem pendidikan agama di Indonesia. Pemerintah harus memastikan bahwa kegiatan Ponpes tidak hanya berfokus pada pendidikan agama, tetapi juga pada pengembangan masyarakat dan pembangunan.
"Kita tidak menggunakan APBN untuk kegiatan Ponpes, tapi kita menggunakan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah)", kata Kiyai Purbaya dalam sebuah pertemuan dengan para pengurus Ponpes di Jakarta. "Selain itu, kita juga menggunakan sumber daya lain seperti sumber daya pribadi dan kerjasama dengan lembaga swadaya masyarakat."
Kiyai Purbaya menjelaskan bahwa kegiatan Ponpes mereka berfokus pada pendidikan agama dan kehidupan bermoral, bukan untuk mencari keuntungan atau memperoleh penghasilan. "Kita hanya minta bantuan dari pemerintah dalam hal ini agar kita bisa melanjutkan kegiatan kami yang sebenarnya berfokus pada pendidikan dan pengembangan masyarakat," ujarnya.
Namun, beberapa pengurus Ponpes lainnya menyangkal kata-kata Kiyai Purbaya. Mereka mengakui bahwa mereka telah menggunakan APBN untuk kegiatan Ponpes mereka, tetapi tidak secara langsung. "Kita menggunakan APBN sebagai sumber daya yang diterima oleh pemerintah, tapi kita tidak menggunakan uang dari APBN secara langsung," kata seorang pengurus Ponpes.
Pertemuan ini menyoroti bahwa masalah penggunaan APBN oleh Ponpes masih menjadi isu yang mengganggu dalam sistem pendidikan agama di Indonesia. Pemerintah harus memastikan bahwa kegiatan Ponpes tidak hanya berfokus pada pendidikan agama, tetapi juga pada pengembangan masyarakat dan pembangunan.