Presiden Prabowo Subianto kembali menyoroti kebutuhan peningkatan pajak untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional. Dalam sebuah kesempatan, dia menyatakan bahwa pemerintah akan mengembangkan strategi baru untuk meningkatkan pendapatan negara.
Menurut sumber dari Toyota Indonesia, perusahaan yang merupakan salah satu pemain utama industri otomotif di Indonesia, pemerintah tidak boleh menurunkan pajak penghasilan nasabah (PPN) dalam jangka panjang. Mereka berpendapat bahwa penurunan PPN akan merugikan negara dan dapat membawa konsekuensi yang serius.
"Kalau kita menurunkan PPN, itu seperti memotong otot Indonesia," kata direktor pemasaran Toyota Indonesia, Riki Kurniawan. "Kita harus lebih fokus pada meningkatkan pendapatan negara melalui peningkatan produktivitas dan efisiensi."
Direktur tersebut menekankan bahwa perusahaan otomotif seperti Toyota tidak hanya mendapatkan keuntungan dari penjualan mobil, tetapi juga dari pengeluaran untuk membiayai operasional bisnis. Jika PPN diturunkan, perusahaan ini akan sulit untuk terus berinvestasi dan mempertahankan produksi.
Sementara itu, Menteri Perdagangan Airlangga Hartatra, yang juga menjabat sebagai Wakil Presiden, menyatakan bahwa pemerintah telah melakukan analisis yang mendalam tentang dampak penurunan PPN. "Kami akan terus memantau dan mengukur dampak penurunan PPN pada ekonomi Indonesia," katanya.
Namun, perlu diingat bahwa keputusan pemerintah dalam meningkatkan pajak harus didasarkan pada prinsip-prinsip yang baik dan menjadi contoh bagi bangsa.
Menurut sumber dari Toyota Indonesia, perusahaan yang merupakan salah satu pemain utama industri otomotif di Indonesia, pemerintah tidak boleh menurunkan pajak penghasilan nasabah (PPN) dalam jangka panjang. Mereka berpendapat bahwa penurunan PPN akan merugikan negara dan dapat membawa konsekuensi yang serius.
"Kalau kita menurunkan PPN, itu seperti memotong otot Indonesia," kata direktor pemasaran Toyota Indonesia, Riki Kurniawan. "Kita harus lebih fokus pada meningkatkan pendapatan negara melalui peningkatan produktivitas dan efisiensi."
Direktur tersebut menekankan bahwa perusahaan otomotif seperti Toyota tidak hanya mendapatkan keuntungan dari penjualan mobil, tetapi juga dari pengeluaran untuk membiayai operasional bisnis. Jika PPN diturunkan, perusahaan ini akan sulit untuk terus berinvestasi dan mempertahankan produksi.
Sementara itu, Menteri Perdagangan Airlangga Hartatra, yang juga menjabat sebagai Wakil Presiden, menyatakan bahwa pemerintah telah melakukan analisis yang mendalam tentang dampak penurunan PPN. "Kami akan terus memantau dan mengukur dampak penurunan PPN pada ekonomi Indonesia," katanya.
Namun, perlu diingat bahwa keputusan pemerintah dalam meningkatkan pajak harus didasarkan pada prinsip-prinsip yang baik dan menjadi contoh bagi bangsa.