Produktivitas tenaga kerja Indonesia masih jauh di bawah rata-rata ASEAN. Menurut Menteri Ketenagakerjaan Yassierli, Indonesia hanya mencapai 28,6 ribu dolar AS per pekerja, sedangkan ASEAN mencapai 30,2 ribu dolar AS per pekerja. Ini berarti bahwa produktivitas tenaga kerja Indonesia masih di bawah rata-rata ASEAN dengan perbedaan sebesar 1,6 ribu dolar AS per pekerja.
Yassierli menekankan bahwa peningkatan produktivitas merupakan faktor kunci untuk mencapai target Indonesia Emas 2045. Ia juga menyebutkan bahwa adanya bonus demografi yang saat ini sedang dinikmati oleh Indonesia memiliki potensi besar untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi jika diarahkan ke peningkatan produktivitas.
Ia menegaskan bahwa banyak penelitian yang menunjukkan korelasi kuat antara produktivitas dengan pertumbuhan GDP. Oleh karena itu, target-target Indonesia Emas 2045 yang terkait dengan GDP, GNI per capita, dan proporsi middle class income sangat bergantung pada peningkatan produktivitas.
Untuk mencapai tujuan ini, Yassierli menyerukan adanya gerakan bersama untuk melakukan terobosan dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Ia meyakini bahwa dengan komitmen dan semangat yang sama, tenaga kerja Indonesia mampu memberikan nilai lebih melalui berbagai intervensi yang dapat dilakukan pada level korporasi.
Peningkatan produktivitas dalam industri atau perusahaan kemudian terakumulasi menjadi sektor, dan kemudian terakumulasi menjadi ukuran secara makronasional. Oleh karena itu, penting untuk adanya perencanaan yang matang dan kerja sama yang efektif untuk mencapai tujuan ini.
Dengan demikian, Yassierli berharap bahwa dengan adanya kesadaran yang meningkat tentang pentingnya peningkatan produktivitas, Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara lain seperti Cina, Vietnam, dan India.
Yassierli menekankan bahwa peningkatan produktivitas merupakan faktor kunci untuk mencapai target Indonesia Emas 2045. Ia juga menyebutkan bahwa adanya bonus demografi yang saat ini sedang dinikmati oleh Indonesia memiliki potensi besar untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi jika diarahkan ke peningkatan produktivitas.
Ia menegaskan bahwa banyak penelitian yang menunjukkan korelasi kuat antara produktivitas dengan pertumbuhan GDP. Oleh karena itu, target-target Indonesia Emas 2045 yang terkait dengan GDP, GNI per capita, dan proporsi middle class income sangat bergantung pada peningkatan produktivitas.
Untuk mencapai tujuan ini, Yassierli menyerukan adanya gerakan bersama untuk melakukan terobosan dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Ia meyakini bahwa dengan komitmen dan semangat yang sama, tenaga kerja Indonesia mampu memberikan nilai lebih melalui berbagai intervensi yang dapat dilakukan pada level korporasi.
Peningkatan produktivitas dalam industri atau perusahaan kemudian terakumulasi menjadi sektor, dan kemudian terakumulasi menjadi ukuran secara makronasional. Oleh karena itu, penting untuk adanya perencanaan yang matang dan kerja sama yang efektif untuk mencapai tujuan ini.
Dengan demikian, Yassierli berharap bahwa dengan adanya kesadaran yang meningkat tentang pentingnya peningkatan produktivitas, Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara lain seperti Cina, Vietnam, dan India.