Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti, sudah memulai penelitian tentang desain sekolah yang komprehensif. Ia mengakui bahwa dirinya sedang meninjau prototipe sekolah yang tidak memiliki ruangan tidur, yaitu sekolah integratif yang akan ditetapkan di daerah-daerah baru oleh Presiden Prabowo Subianto.
Mu'ti menyebutkan bahwa salah satu sekolah integratif yang pernah ia kunjungi adalah sekolah yang dibangun oleh Pemerintah Kota Samarinda, Kalimantan Timur. "Mereka menggunakan kurikulum Cambridge dan saya pikir semua fasilitas sudah ideal, seperti apa yang dilakukan Presiden," katanya ketika diinterogasi di Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah di Jakarta, Rabu 22 Oktober 2025.
Namun, Mu'ti menambahkan bahwa pemerintah belum memiliki rencana untuk sekolah-integratif ini dan terbuka untuk semua kemungkinan. Kemungkinan-kemungkinan tersebut antara lain menggunakan sekolah yang kosong dan bekerja sama dengan Pemerintah Daerah, seperti Pendidikan Anak Usia Dini.
Menurut Mu'ti, Presiden Prabowo Subianto tidak memberikan instruksi resmi untuk memulai pembukaan sekolah-sekolah ini. Oleh karena itu, ia menyatakan bahwa Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah lebih fokus dalam merancang kurikulum dan rekrutmen guru-guru di masa depan sekolah-integratif ini. "Masalah teknis akan ditangani nanti," katanya.
Pada bulan September 2025, Presiden Prabowo Subianto mengumumkan rencana untuk membangun 7.000 sekolah integratif di setiap distrik di Indonesia mulai tahun 2026. Presiden tersebut akan mendirikan tim khusus untuk mengembangkan program ini.
Menurut Prabowo, upaya pembangunan sekolah-integratif adalah upaya pemerintah untuk memperbaiki kesetaraan pendidikan dan meningkatkan sumber daya manusia. Konsep ini diharapkan dapat membawa anak-anak dari keluarga kurang mampu dengan kesejahteraan sosial ekonomi 3-5 ke depan.
Mu'ti menyebutkan bahwa salah satu sekolah integratif yang pernah ia kunjungi adalah sekolah yang dibangun oleh Pemerintah Kota Samarinda, Kalimantan Timur. "Mereka menggunakan kurikulum Cambridge dan saya pikir semua fasilitas sudah ideal, seperti apa yang dilakukan Presiden," katanya ketika diinterogasi di Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah di Jakarta, Rabu 22 Oktober 2025.
Namun, Mu'ti menambahkan bahwa pemerintah belum memiliki rencana untuk sekolah-integratif ini dan terbuka untuk semua kemungkinan. Kemungkinan-kemungkinan tersebut antara lain menggunakan sekolah yang kosong dan bekerja sama dengan Pemerintah Daerah, seperti Pendidikan Anak Usia Dini.
Menurut Mu'ti, Presiden Prabowo Subianto tidak memberikan instruksi resmi untuk memulai pembukaan sekolah-sekolah ini. Oleh karena itu, ia menyatakan bahwa Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah lebih fokus dalam merancang kurikulum dan rekrutmen guru-guru di masa depan sekolah-integratif ini. "Masalah teknis akan ditangani nanti," katanya.
Pada bulan September 2025, Presiden Prabowo Subianto mengumumkan rencana untuk membangun 7.000 sekolah integratif di setiap distrik di Indonesia mulai tahun 2026. Presiden tersebut akan mendirikan tim khusus untuk mengembangkan program ini.
Menurut Prabowo, upaya pembangunan sekolah-integratif adalah upaya pemerintah untuk memperbaiki kesetaraan pendidikan dan meningkatkan sumber daya manusia. Konsep ini diharapkan dapat membawa anak-anak dari keluarga kurang mampu dengan kesejahteraan sosial ekonomi 3-5 ke depan.