Seorang pemuda berinisial F, usia 22 tahun, telah menculik dan mencabuli anak SD di Semarang, Jawa Tengah. Korban, seorang siswa SD yang masih sangat muda, diculik oleh pelaku saat pulang sekolah pada akhir sore hari. Pelaku kemudian tertangkap setelah dilihat sedang boncenging korban oleh paman korban di daerah SMK Perkapalan.
Menurut Kabid Pembinaan Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Kota Semarang, Aji Nur Setiawan, pelaku telah mengaku memiliki rencana untuk mencabuli korban. "Piket reserse ke lokasi mengamankan dan bawa (pelaku) ke polsek. Interogasi awal, pemeriksaan, benar memang dia nyulik rencana memang akan dicabuli," kata Aji.
Pelaku ini dikenal sebagai seorang tukang cukur yang bekerja di barbershop di daerah Ngaliyan. Ia memiliki modus yang serupa di tempat lain, yaitu mengaku mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas untuk memperkenalkan diri kepada korban.
Penanganan kasus ini telah dilimpangkan ke Unit PPA Polrestabes Semarang. Oleh karena itu, Aji dari dinas pendidikan menyarankan agar pihak sekolah dan orang tua untuk berhati-hati serta memastikan anak-anak mereka aman saat pulang sekolah.
"Kalau biasa dijemput pastikan yang jemput tidak ganti-ganti. Apabila ganti, kami minta orang tua murid menginfokan kepada gurunya," kata Aji.
Menurut Kabid Pembinaan Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Kota Semarang, Aji Nur Setiawan, pelaku telah mengaku memiliki rencana untuk mencabuli korban. "Piket reserse ke lokasi mengamankan dan bawa (pelaku) ke polsek. Interogasi awal, pemeriksaan, benar memang dia nyulik rencana memang akan dicabuli," kata Aji.
Pelaku ini dikenal sebagai seorang tukang cukur yang bekerja di barbershop di daerah Ngaliyan. Ia memiliki modus yang serupa di tempat lain, yaitu mengaku mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas untuk memperkenalkan diri kepada korban.
Penanganan kasus ini telah dilimpangkan ke Unit PPA Polrestabes Semarang. Oleh karena itu, Aji dari dinas pendidikan menyarankan agar pihak sekolah dan orang tua untuk berhati-hati serta memastikan anak-anak mereka aman saat pulang sekolah.
"Kalau biasa dijemput pastikan yang jemput tidak ganti-ganti. Apabila ganti, kami minta orang tua murid menginfokan kepada gurunya," kata Aji.