Tantangan Kesehatan Anak di Jakarta Masih Menghadapi Ancaman Stunting
Berkat upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan, banyak anak-anak di Jakarta yang masih menghadapi risiko stunting. Menurut data dari Badan Penyelidik Kependudukan Nasional (BKKBN), angka stunting di wilayah DKI Jakarta masih cukup tinggi.
Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah telah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan anak. Namun, masih banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa stunting dapat mempengaruhi kemampuan anak dalam melakukan aktivitas sehari-hari atau bahkan mempengaruhi prestasi akademis mereka.
"Kita harus lebih serius dalam mengatasi masalah stunting di Jakarta," kata Dr. Pramono, ahli gizi dan konsultan kesehatan anak. "Stunting bukan hanya masalah kesehatan, tapi juga masalah pendidikan dan ekonomi."
Dr. Pramono menekankan bahwa stunting dapat mempengaruhi kemampuan anak dalam melakukan aktivitas sehari-hari, seperti bersepeda atau berlari. Bahkan, stunting dapat membuat anak lebih rentan terhadap penyakit lainnya, seperti diabetes dan obesitas.
"Kita harus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya nutrisi dan kesehatan anak," kata Dr. Pramono. "Kita juga harus meningkatkan akses layanan kesehatan bagi orang tua dan anak-anak di Jakarta."
Badan Kesehatan Dasar (Kesdas) DKI Jakarta telah menetapkan target untuk mengurangi angka stunting di wilayah tersebut. Menurut data dari Kesdas, angka stunting di Jakarta masih mencapai 12,3% pada tahun 2022.
"Kita akan terus berupaya untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan anak," kata Kepala Kesdas DKI Jakarta. "Kita ingin mengurangi angka stunting di Jakarta hingga 0% pada tahun 2025."
Berkat upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan, banyak anak-anak di Jakarta yang masih menghadapi risiko stunting. Menurut data dari Badan Penyelidik Kependudukan Nasional (BKKBN), angka stunting di wilayah DKI Jakarta masih cukup tinggi.
Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah telah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan anak. Namun, masih banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa stunting dapat mempengaruhi kemampuan anak dalam melakukan aktivitas sehari-hari atau bahkan mempengaruhi prestasi akademis mereka.
"Kita harus lebih serius dalam mengatasi masalah stunting di Jakarta," kata Dr. Pramono, ahli gizi dan konsultan kesehatan anak. "Stunting bukan hanya masalah kesehatan, tapi juga masalah pendidikan dan ekonomi."
Dr. Pramono menekankan bahwa stunting dapat mempengaruhi kemampuan anak dalam melakukan aktivitas sehari-hari, seperti bersepeda atau berlari. Bahkan, stunting dapat membuat anak lebih rentan terhadap penyakit lainnya, seperti diabetes dan obesitas.
"Kita harus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya nutrisi dan kesehatan anak," kata Dr. Pramono. "Kita juga harus meningkatkan akses layanan kesehatan bagi orang tua dan anak-anak di Jakarta."
Badan Kesehatan Dasar (Kesdas) DKI Jakarta telah menetapkan target untuk mengurangi angka stunting di wilayah tersebut. Menurut data dari Kesdas, angka stunting di Jakarta masih mencapai 12,3% pada tahun 2022.
"Kita akan terus berupaya untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan anak," kata Kepala Kesdas DKI Jakarta. "Kita ingin mengurangi angka stunting di Jakarta hingga 0% pada tahun 2025."