Pemerintah DKI Jakarta mendapat pengakuan global atas upaya meningkatkan peringkat kota. Dalam Global Cities Index (GCI) 2025, Jakarta naik menjadi peringkat 71, menurut Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung.
Dikutip dariCNN Indonesia, Pramono mengatakan bahwa peningkatan peringkat ini adalah hasil kerja keras dan kolaborasi para pihak. "Kearney baru saja mengeluarkan hasil survei kota global. Jakarta sebelumnya berada di urutan ke-74 dari 156 kota. Sekarang, berkat kerja keras dan kolaborasi semua pihak, kita naik ke peringkat 71," ujar Pramono.
Peningkatan peringkat ini menandai tren positif bagi Jakarta. Penurunan peringkat sejak 2015 tergantung pada dua dimensi utama yaitu Human Capital dan Political Engagement yang mencerminkan kualitas sumber daya manusia serta penguasaan Jakarta dalam jejaring global.
Selain itu, indikator kehadiran data center naik signifikan dari peringkat 43 ke 27 menegaskan kemajuan ekosistem digital di Jakarta. Sementara itu jumlah wisatawan internasional juga meningkat pesat dari peringkat 83 ke 58 yang merupakan daya tarik Jakarta sebagai kota global yang terbuka bagi dunia.
Gubernur DKI Jakarta Pramono mengakui bahwa peningkatan ini tidak dapat diraih tanpa kolaborasi kuat antara pemerintah dan masyarakat. Menurutnya, partisipasi publik menjadi salah satu faktor kunci dalam mendorong transformasi Jakarta menuju kota yang modern, inklusif, dan berdaya saing tinggi.
"Dalam waktu singkat, sekitar lima hingga tujuh bulan, kita mampu naik tiga hingga empat tingkat. Kalau bukan karena partisipasi publik, tentu tidak akan mungkin," kata Pramono.
Dengan demikian, Gubernur DKI Jakarta mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus menjaga semangat kolaborasi dan inovasi dalam setiap langkah pembangunan. Ia menyatakan bahwa capaian ini adalah milik kita bersama dan tidak bisa dicapai hanya oleh pemerintah, melainkan Jakarta akan terus bertransformasi bila kita melangkah bersama.
Dikutip dariCNN Indonesia, Pramono mengatakan bahwa peningkatan peringkat ini adalah hasil kerja keras dan kolaborasi para pihak. "Kearney baru saja mengeluarkan hasil survei kota global. Jakarta sebelumnya berada di urutan ke-74 dari 156 kota. Sekarang, berkat kerja keras dan kolaborasi semua pihak, kita naik ke peringkat 71," ujar Pramono.
Peningkatan peringkat ini menandai tren positif bagi Jakarta. Penurunan peringkat sejak 2015 tergantung pada dua dimensi utama yaitu Human Capital dan Political Engagement yang mencerminkan kualitas sumber daya manusia serta penguasaan Jakarta dalam jejaring global.
Selain itu, indikator kehadiran data center naik signifikan dari peringkat 43 ke 27 menegaskan kemajuan ekosistem digital di Jakarta. Sementara itu jumlah wisatawan internasional juga meningkat pesat dari peringkat 83 ke 58 yang merupakan daya tarik Jakarta sebagai kota global yang terbuka bagi dunia.
Gubernur DKI Jakarta Pramono mengakui bahwa peningkatan ini tidak dapat diraih tanpa kolaborasi kuat antara pemerintah dan masyarakat. Menurutnya, partisipasi publik menjadi salah satu faktor kunci dalam mendorong transformasi Jakarta menuju kota yang modern, inklusif, dan berdaya saing tinggi.
"Dalam waktu singkat, sekitar lima hingga tujuh bulan, kita mampu naik tiga hingga empat tingkat. Kalau bukan karena partisipasi publik, tentu tidak akan mungkin," kata Pramono.
Dengan demikian, Gubernur DKI Jakarta mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus menjaga semangat kolaborasi dan inovasi dalam setiap langkah pembangunan. Ia menyatakan bahwa capaian ini adalah milik kita bersama dan tidak bisa dicapai hanya oleh pemerintah, melainkan Jakarta akan terus bertransformasi bila kita melangkah bersama.