Bibit siklontropis 97S terus bergerak dengan kecepatan angin maksimum 25 not, tekanan minimum sebesar 1007 hektopascal (hPa), dan arah pergerakan ke arah timur. Maka dari itu, potensi hujan sedang hingga sangat lebat di berbagai wilayah tercatat meningkat.
Bibit ini membentuk daerah perlambatan kecepatan angin atau konvergensi dan pertemuan angin atau konfluensi yang menyebabkan awan-awan di sekitarnya berkembang pesat. Ini kemudian mengarah pada potensi hujan sedang hingga lebat dalam beberapa wilayah, seperti Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Selatan.
Potensi hujan lebat juga tercatat meningkat di wilayah-wilayah lainnya, seperti Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Maluku. Di sisi lain, ketinggian gelombang 2,5 hingga 4 m di beberapa perairan di Laut Natuna Utara, Samudera Hindia Barat Aceh, dan Lampung juga harus menjadi wasiat untuk mendukung keselamatan nelayan.
Selain itu, banjir rob yang berpotensi terjadi di pesisir-pesisir wilayah-wilayah tersebut.
Bibit ini membentuk daerah perlambatan kecepatan angin atau konvergensi dan pertemuan angin atau konfluensi yang menyebabkan awan-awan di sekitarnya berkembang pesat. Ini kemudian mengarah pada potensi hujan sedang hingga lebat dalam beberapa wilayah, seperti Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Selatan.
Potensi hujan lebat juga tercatat meningkat di wilayah-wilayah lainnya, seperti Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Maluku. Di sisi lain, ketinggian gelombang 2,5 hingga 4 m di beberapa perairan di Laut Natuna Utara, Samudera Hindia Barat Aceh, dan Lampung juga harus menjadi wasiat untuk mendukung keselamatan nelayan.
Selain itu, banjir rob yang berpotensi terjadi di pesisir-pesisir wilayah-wilayah tersebut.