Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa pembentukan Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) merupakan salah satu prestasi yang dicapai dalam satu tahun kepemimpinannya. "Tahun ini salah satu prestasi kita adalah membentuk SWF (dana kekayaan negara), dana investasi yang kita beri nama Danantara Indonesia," ujar Prabowo saat memberikan pengantar dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta.
Aset negara yang dikumpulkan dan dikonsolidasi di bawah Danantara mencapai US$ 1.060 miliar atau lebih dari US$ 1 triliun dan menjadi salah satu SWF terbesar di dunia. "Danantara menjadi SWF terbesar kelima atau keenam di dunia, ini saya kira menjadikan kita punya kekuatan, yang tadinya sendiri-sendiri sekarang punya kekuatan," ungkap Prabowo.
Selain itu, Prabowo juga mencontohkan bahwa Danantara akan menggarap sejumlah proyek strategis termasuk membangun 34 fasilitas pembersihan limbah sampah dari kota besar dan diolah menjadi energi listrik. "Kita mulai 34 (fasilitas), ini saya kira pembiayaan tinggal kontrak di bagi-bagi, penilaian teknologi, yang mana karena ini sangat penting," ungkap Prabowo.
Namun, Prabowo juga menyadari bahwa realitas pengelolaan sampah di Indonesia masih kurang baik dan menekankan bahwa ada tempat sampah yang sudah menggunung terutama di wilayah Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Bali. "Kalau tidak salah di Bantar Gebang saya dapat laporan sudah mencapai puluhan juta ton itu. 55 juta ton. Limbahnya 55 juta ton sudah menggunung kalau terjadi hujan deras dia bisa membahayakan di kampung sekitar itu," tegas Prabowo.
Prabowo juga menegaskan bahwa proyek waste-to-energy (WtE) akan segera dikerjakan Danantara dan diharapkan rampung dalam 2 tahun di 34 Kota. "Ini strategis, karena ini menyangkut kebersihan kesehatan. Bagaimana kita berharap pariwisata naik kalau Bali tidak bisa bersihkan sampahnya, bayangkan turis mau gak datang ke tempat yang jorok. Terima kasih Danantara, segera dilaksanakan," tegas Prabowo.
Aset negara yang dikumpulkan dan dikonsolidasi di bawah Danantara mencapai US$ 1.060 miliar atau lebih dari US$ 1 triliun dan menjadi salah satu SWF terbesar di dunia. "Danantara menjadi SWF terbesar kelima atau keenam di dunia, ini saya kira menjadikan kita punya kekuatan, yang tadinya sendiri-sendiri sekarang punya kekuatan," ungkap Prabowo.
Selain itu, Prabowo juga mencontohkan bahwa Danantara akan menggarap sejumlah proyek strategis termasuk membangun 34 fasilitas pembersihan limbah sampah dari kota besar dan diolah menjadi energi listrik. "Kita mulai 34 (fasilitas), ini saya kira pembiayaan tinggal kontrak di bagi-bagi, penilaian teknologi, yang mana karena ini sangat penting," ungkap Prabowo.
Namun, Prabowo juga menyadari bahwa realitas pengelolaan sampah di Indonesia masih kurang baik dan menekankan bahwa ada tempat sampah yang sudah menggunung terutama di wilayah Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Bali. "Kalau tidak salah di Bantar Gebang saya dapat laporan sudah mencapai puluhan juta ton itu. 55 juta ton. Limbahnya 55 juta ton sudah menggunung kalau terjadi hujan deras dia bisa membahayakan di kampung sekitar itu," tegas Prabowo.
Prabowo juga menegaskan bahwa proyek waste-to-energy (WtE) akan segera dikerjakan Danantara dan diharapkan rampung dalam 2 tahun di 34 Kota. "Ini strategis, karena ini menyangkut kebersihan kesehatan. Bagaimana kita berharap pariwisata naik kalau Bali tidak bisa bersihkan sampahnya, bayangkan turis mau gak datang ke tempat yang jorok. Terima kasih Danantara, segera dilaksanakan," tegas Prabowo.