Kartel Selundup Narkoba Bisa Menggunakan Kapal Selam, Prabowo Ungkap Modusnya
Presiden RI Prabowo Subianto mengungkapkan modus kartel-kartel narkoba yang menggunakan kapal selam dalam melancarkan aksinya. Menurut Prabowo, ada modus si kartel-kartel narkoba punya kapal selam dan penggunaan sampan untuk menyebunduk narkoba.
Kapal selam digunakan sebagai salah satu jalur untuk mengedarkan narkob, kata Presiden. Dia mengingatkan Polri dan TNI agar menjadi mitra rakyat sehingga mereka bisa menjadi mata dan telinga bagi aparat.
"Polisi harus lebih sigap. Harus kompak bekerja sama dengan TNI, Bea Cukai, dan semua lembaga. Kita harus jadi satu tim. Saya selalu bekerja dengan teamwork, jangan ego sektoral. Loyalitas korps jangan berlebihan," kata Prabowo.
Presiden juga meminta Polri memperketat pengawasan di pintu masuk, seperti pelabuhan dan perbatasan untuk mendeteksi barang selundupan.
Kemudian, Presiden mengingatkan Korps Polri dan TNI agar menjadi satu korps. Dia juga meminta hindari ego sektoral hingga loyalitas korps yang berlebihan.
Dalam periode Oktober 2024 hingga Oktober 2025, Polri berhasil menyita 214,84 ton narkotika senilai Rp29,37 triliun, menangkap 65.572 tersangka dari 49.306 kasus, serta mengungkap 22 tindak pidana pencucian uang (TPPU) dengan aset senilai Rp221,38 miliar.
Selain itu, Polri juga berhasil menyita 2,1 ton narkotika berbagai jenis, hasil kerja kolaboratif antara Polri, BNN, Bea Cukai, Kejaksaan, dan PPATK.
Presiden RI Prabowo Subianto mengungkapkan modus kartel-kartel narkoba yang menggunakan kapal selam dalam melancarkan aksinya. Menurut Prabowo, ada modus si kartel-kartel narkoba punya kapal selam dan penggunaan sampan untuk menyebunduk narkoba.
Kapal selam digunakan sebagai salah satu jalur untuk mengedarkan narkob, kata Presiden. Dia mengingatkan Polri dan TNI agar menjadi mitra rakyat sehingga mereka bisa menjadi mata dan telinga bagi aparat.
"Polisi harus lebih sigap. Harus kompak bekerja sama dengan TNI, Bea Cukai, dan semua lembaga. Kita harus jadi satu tim. Saya selalu bekerja dengan teamwork, jangan ego sektoral. Loyalitas korps jangan berlebihan," kata Prabowo.
Presiden juga meminta Polri memperketat pengawasan di pintu masuk, seperti pelabuhan dan perbatasan untuk mendeteksi barang selundupan.
Kemudian, Presiden mengingatkan Korps Polri dan TNI agar menjadi satu korps. Dia juga meminta hindari ego sektoral hingga loyalitas korps yang berlebihan.
Dalam periode Oktober 2024 hingga Oktober 2025, Polri berhasil menyita 214,84 ton narkotika senilai Rp29,37 triliun, menangkap 65.572 tersangka dari 49.306 kasus, serta mengungkap 22 tindak pidana pencucian uang (TPPU) dengan aset senilai Rp221,38 miliar.
Selain itu, Polri juga berhasil menyita 2,1 ton narkotika berbagai jenis, hasil kerja kolaboratif antara Polri, BNN, Bea Cukai, Kejaksaan, dan PPATK.