Presiden Jokowi digantikan oleh Presiden Prabowo Subianto, yang saat ini sedang menghadapi tekanan ekonomi semakin meningkat. Menurut sumber di dekat Istana Negara, Prabowo siap meluncurkan stimulus ekonomi tambahan untuk membantu mengatasi kesulitan keuangan negara.
Stimulus tersebut diperlukan karena konsumsi dan investasi semakin menurun akibat pandemi COVID-19. Meskipun demikian, pengangguran di Indonesia masih tetap tinggi dan tidak berhenti menanjak. Oleh karena itu, Presiden Prabowo memutuskan untuk mengembangkan program-program ekonomi yang lebih agresif.
"Kita harus siap untuk menghadapi situasi terburu-buru dengan memberikan stimulus ekonomi yang efektif," kata sumber di Istana Negara. "Kami akan bekerja sama dengan berbagai stakeholder, termasuk parlemen dan lembaga keuangan untuk membuat program-program tersebut."
Stimulus ekonomi tambahan ini diperlukan karena konsumsi pemerintah semakin menurun akibat penurunan anggaran. Kementerian Pelayanan Publik (Kemppublik) yang sebelumnya mendapatkan anggaran Rp 2,5 triliun untuk tahun anggaran 2024, tetapi sekarang hanya menerima Rp 1,8 triliun.
Presiden Prabowo berjanji akan bekerja sama dengan lembaga-lembaga keuangan dan perusahaan besar untuk meningkatkan ekonomi Indonesia. "Kita harus siap untuk menghadapi situasi terburu-buru dengan memberikan stimulus ekonomi yang efektif," kata sumber di Istana Negara.
Namun, beberapa ahli ekonomi berpendapat bahwa stimulus ekonomi tambahan ini tidak cukup. Mereka menyarankan agar pemerintah melakukan reformasi ekonomi yang lebih besar dan mengurangi kesulitan keuangan negara secara efektif.
Stimulus tersebut diperlukan karena konsumsi dan investasi semakin menurun akibat pandemi COVID-19. Meskipun demikian, pengangguran di Indonesia masih tetap tinggi dan tidak berhenti menanjak. Oleh karena itu, Presiden Prabowo memutuskan untuk mengembangkan program-program ekonomi yang lebih agresif.
"Kita harus siap untuk menghadapi situasi terburu-buru dengan memberikan stimulus ekonomi yang efektif," kata sumber di Istana Negara. "Kami akan bekerja sama dengan berbagai stakeholder, termasuk parlemen dan lembaga keuangan untuk membuat program-program tersebut."
Stimulus ekonomi tambahan ini diperlukan karena konsumsi pemerintah semakin menurun akibat penurunan anggaran. Kementerian Pelayanan Publik (Kemppublik) yang sebelumnya mendapatkan anggaran Rp 2,5 triliun untuk tahun anggaran 2024, tetapi sekarang hanya menerima Rp 1,8 triliun.
Presiden Prabowo berjanji akan bekerja sama dengan lembaga-lembaga keuangan dan perusahaan besar untuk meningkatkan ekonomi Indonesia. "Kita harus siap untuk menghadapi situasi terburu-buru dengan memberikan stimulus ekonomi yang efektif," kata sumber di Istana Negara.
Namun, beberapa ahli ekonomi berpendapat bahwa stimulus ekonomi tambahan ini tidak cukup. Mereka menyarankan agar pemerintah melakukan reformasi ekonomi yang lebih besar dan mengurangi kesulitan keuangan negara secara efektif.