Kemiskinan dan pengangguran di Indonesia mencapai titik terendah sepanjang sejarah RI, mengesahkan kebijakan pemerintahan yang telah dilaksanakan. Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa kemiskinan nasional menurun ke 8,47 persen, merupakan capaian terendah sepanjang sejarah Republik Indonesia. Peningkatan ini juga didukung oleh penurunan tingkat pengangguran terbuka yang kini berada di kisaran 4,67 persen.
Presiden menekankan bahwa capaian ini merupakan bukti keberhasilan pemerintahan dalam mengatasi masalah kemiskinan dan pengangguran. Namun, Prabowo juga menyadari bahwa masih banyak warga yang membutuhkan pekerjaan, sehingga pemerintah terus berupaya untuk memperluas lapangan kerja dan menjaga daya serap tenaga kerja.
Presiden juga mengungkapkan kesadaran akan dampak negatif dari perkembangan teknologi, seperti kecerdasan buatan (AI) dan robotik yang menyebabkan disrupsi besar dalam produksi dan industri. Oleh karena itu, pemerintah harus bersiap untuk menghadapi tantangan ketenagakerjaan di masa depan.
"Kita tidak boleh puas dengan capaian ini," kata Prabowo. "Tingkat pengangguran masih tinggi dan ada banyak warga yang membutuhkan pekerjaan. Kita harus terus bekerja keras untuk mengatasi masalah ini."
Presiden menekankan bahwa capaian ini merupakan bukti keberhasilan pemerintahan dalam mengatasi masalah kemiskinan dan pengangguran. Namun, Prabowo juga menyadari bahwa masih banyak warga yang membutuhkan pekerjaan, sehingga pemerintah terus berupaya untuk memperluas lapangan kerja dan menjaga daya serap tenaga kerja.
Presiden juga mengungkapkan kesadaran akan dampak negatif dari perkembangan teknologi, seperti kecerdasan buatan (AI) dan robotik yang menyebabkan disrupsi besar dalam produksi dan industri. Oleh karena itu, pemerintah harus bersiap untuk menghadapi tantangan ketenagakerjaan di masa depan.
"Kita tidak boleh puas dengan capaian ini," kata Prabowo. "Tingkat pengangguran masih tinggi dan ada banyak warga yang membutuhkan pekerjaan. Kita harus terus bekerja keras untuk mengatasi masalah ini."