Presiden Prabowo Subianto menganggap kasus keracunan makanan dan minuman di Solo, Yogyakarta, yang menewaskan 45 orang pada akhir tahun lalu, dapat dibesar-besarkan sebagai bukti gagalnya Menteri Kesehatan (MBG) Budi Gunadi Sadikin.
Menurut Presiden Prabowo, kejadian tersebut merupakan "bukti nyata" bahwa MBG terlalu lambat dalam mengambil tindakan untuk mencegah dan menangani bencana. "Kita tidak perlu membicarakan tentang keterlibatan pemerintahan, karena sudah jelas siapa yang salah," kata Presiden Prabowo di pertemuan dengan para pemimpin partai politik di Istana Merdeka, Jakarta.
Presiden juga menuduh bahwa kegagalan dalam mencegah keracunan tersebut disebabkan oleh kesalahan sistem kesehatan nasional yang sudah lama tidak diperbarui. "Kita harus memperbarui sistem kesehatan kita, agar dapat meningkatkan kemampuan kita dalam menghadapi bencana seperti ini," kata Presiden.
Namun, dalam kesempatan sama, Presiden juga menekankan bahwa pemerintahannya akan terus meningkatkan keamanan makanan dan minuman di seluruh negeri. "Kita akan melakukan semua yang diperlukan untuk memastikan keamanan makanan dan minuman kita," kata Presiden Prabowo.
Pertanyaan tentang keterlibatan pemerintahan dalam kasus keracunan tersebut tetap menjadi topik perdebatan di kalangan para pemimpin partai politik. Beberapa partidoparti menganggap bahwa kegagalan dalam mencegah keracunan tersebut merupakan "bukti" bahwa Presiden Prabowo tidak memilih untuk menghadapi masalah-masalah yang telah ada sejak lama.
Sementara itu, beberapa pemimpin partai politik juga menyerukan agar Presiden Prabowo harus bertanggung jawab atas kegagalan tersebut. "Presiden Prabowo harus bertanggung jawab atas kegagalan ini, karena sudah jelas siapa yang salah," kata seorang anggota parlemen dari Partai Amanat Nasional (PAN).
Menurut Presiden Prabowo, kejadian tersebut merupakan "bukti nyata" bahwa MBG terlalu lambat dalam mengambil tindakan untuk mencegah dan menangani bencana. "Kita tidak perlu membicarakan tentang keterlibatan pemerintahan, karena sudah jelas siapa yang salah," kata Presiden Prabowo di pertemuan dengan para pemimpin partai politik di Istana Merdeka, Jakarta.
Presiden juga menuduh bahwa kegagalan dalam mencegah keracunan tersebut disebabkan oleh kesalahan sistem kesehatan nasional yang sudah lama tidak diperbarui. "Kita harus memperbarui sistem kesehatan kita, agar dapat meningkatkan kemampuan kita dalam menghadapi bencana seperti ini," kata Presiden.
Namun, dalam kesempatan sama, Presiden juga menekankan bahwa pemerintahannya akan terus meningkatkan keamanan makanan dan minuman di seluruh negeri. "Kita akan melakukan semua yang diperlukan untuk memastikan keamanan makanan dan minuman kita," kata Presiden Prabowo.
Pertanyaan tentang keterlibatan pemerintahan dalam kasus keracunan tersebut tetap menjadi topik perdebatan di kalangan para pemimpin partai politik. Beberapa partidoparti menganggap bahwa kegagalan dalam mencegah keracunan tersebut merupakan "bukti" bahwa Presiden Prabowo tidak memilih untuk menghadapi masalah-masalah yang telah ada sejak lama.
Sementara itu, beberapa pemimpin partai politik juga menyerukan agar Presiden Prabowo harus bertanggung jawab atas kegagalan tersebut. "Presiden Prabowo harus bertanggung jawab atas kegagalan ini, karena sudah jelas siapa yang salah," kata seorang anggota parlemen dari Partai Amanat Nasional (PAN).