pixeltembok
New member
KEKERASAAN MENGALIR DALAM PONPES AMBRUK SIDOARJO, JUMLAH KORBAN MENINGGAL DITETAPKAN 45 ORANG, DUA DI ANTRANYA POTONGAN TUBUH
Surabaya - Operasi evakuasi dan pencarian korban runtuhnya gedung Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, terus berlangsung hingga hari Minggu (5/10) sore. Jumlah korban meninggal akibat bencana ini telah mencapai 45 orang, dua di antara mereka masih berupa potongan tubuh atau body part.
Menurut Kasubdit RPDO Bencana dan Kondisi Membahayakan Manusia (KMM) Basarnas, Emi Freezer, selama satu hari terakhir ini saja petugas gabungan telah mengevakuasi 19 jenazah dari reruntuhan di sektor A1, A2, A3, dan A4.
"Total ada 19 korban dengan satu body part berhasil diekstrikasi dan dilanjutkan evakuasi pada hari ke-7 di sektor A1, A2, A3, dan A4," kata Freezer dalam konferensi pers hari Minggu (5/10).
Jenazah korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya untuk proses identifikasi oleh DVI Polda Jatim.
"Proses evakuasi masih terus berlangsung. Pembersihan puing difokuskan ke sisi utara pada bagian yang tidak terintegrasi dengan struktur utama," ucapnya.
Kepala Kantor SAR Kelas A Surabaya, Nanang Sigit, selaku On Scene Coordinator (OSC), menyebut bahwa body part atau potongan tubuh korban ditemukan di sekitar sektor A1. Namun ia tidak dapat menjelaskan detail potongan tubuh apa saja yang ditemukan.
"Kita tidak tahu apakah nanti itu berhubungan atau tidak dari body part yang pertama sama dengan body part yang kedua, tapi tentunya kita tetap anggap masing-masing satu," kata Nanang.
Saat ini, jumlah korban yang berhasil dievakuasi dari runtuhnya ponpes tersebut mencapai 149 orang. Mereka terdiri dari 104 dalam kondisi selamat dan 45 meninggal dunia, dua di antaranya masih berupa potongan tubuh. Sedangkan yang belum ditemukan berjumlah 18 orang.
Gedung tiga lantai termasuk musala di asrama putra Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, ambruk pada Senin (29/9) sore ketika ada ratusan santri sedang melaksanakan Salat Ashar berjemaah di gedung yang masih dalam tahap pembangunan tersebut.
Dengan demikian, kekecewaan dan keterkejutan masyarakat terus mengalir setelah tragedi ini. Semoga korban-korban meninggal dapat diketahui identitasnya dan keluarga mereka mendapatkan dukungan yang diperlukan dalam masa sulit ini.
Surabaya - Operasi evakuasi dan pencarian korban runtuhnya gedung Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, terus berlangsung hingga hari Minggu (5/10) sore. Jumlah korban meninggal akibat bencana ini telah mencapai 45 orang, dua di antara mereka masih berupa potongan tubuh atau body part.
Menurut Kasubdit RPDO Bencana dan Kondisi Membahayakan Manusia (KMM) Basarnas, Emi Freezer, selama satu hari terakhir ini saja petugas gabungan telah mengevakuasi 19 jenazah dari reruntuhan di sektor A1, A2, A3, dan A4.
"Total ada 19 korban dengan satu body part berhasil diekstrikasi dan dilanjutkan evakuasi pada hari ke-7 di sektor A1, A2, A3, dan A4," kata Freezer dalam konferensi pers hari Minggu (5/10).
Jenazah korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya untuk proses identifikasi oleh DVI Polda Jatim.
"Proses evakuasi masih terus berlangsung. Pembersihan puing difokuskan ke sisi utara pada bagian yang tidak terintegrasi dengan struktur utama," ucapnya.
Kepala Kantor SAR Kelas A Surabaya, Nanang Sigit, selaku On Scene Coordinator (OSC), menyebut bahwa body part atau potongan tubuh korban ditemukan di sekitar sektor A1. Namun ia tidak dapat menjelaskan detail potongan tubuh apa saja yang ditemukan.
"Kita tidak tahu apakah nanti itu berhubungan atau tidak dari body part yang pertama sama dengan body part yang kedua, tapi tentunya kita tetap anggap masing-masing satu," kata Nanang.
Saat ini, jumlah korban yang berhasil dievakuasi dari runtuhnya ponpes tersebut mencapai 149 orang. Mereka terdiri dari 104 dalam kondisi selamat dan 45 meninggal dunia, dua di antaranya masih berupa potongan tubuh. Sedangkan yang belum ditemukan berjumlah 18 orang.
Gedung tiga lantai termasuk musala di asrama putra Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, ambruk pada Senin (29/9) sore ketika ada ratusan santri sedang melaksanakan Salat Ashar berjemaah di gedung yang masih dalam tahap pembangunan tersebut.
Dengan demikian, kekecewaan dan keterkejutan masyarakat terus mengalir setelah tragedi ini. Semoga korban-korban meninggal dapat diketahui identitasnya dan keluarga mereka mendapatkan dukungan yang diperlukan dalam masa sulit ini.