Bongkar Sindikat TPPO Pekerja Migran Ilegal di Soetta: 15 Tersangka, 24 Masih Dicari
Sebuah sindikat perdagangan orang (TPPO) ilegal berhasil dibongkar oleh Polres Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), menyebabkan 15 orang ditetapkan sebagai tersangka. Selain itu, 24 nama lagi masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).
Menurut Kapolresta Bandara Soetta, Komisaris Polisi Ronald Sipayung, sindikat ini berhasil dibongkar setelah polisi menggelap praktik pengiriman calon pekerja migran Indonesia (CPMI) non-prosedural. Tujuan utama dari praktik ini adalah untuk memperkenalkan calon pekerja migran ke luar negeri tanpa proses yang sah.
Menurut Ronald, para tersangka ini berhasil ditangkap karena mereka melakukan scaming dan menjanjikan korban posisi kerja di negara-negara Arab Saudi, Malaysia, Oman, Singapura, Laos, China, Korea Selatan, dan Taiwan. Para tersangka juga menjanjikan pekerjaan sebagai asisten rumah tangga, perkebunan, admin judi online, dan pegawai restoran.
Sementara itu, 24 nama lagi ditetapkan sebagai DPO karena masih belum diketahui lokasi mereka saat ini. Ronald menyatakan bahwa pihaknya akan terus melakukan pengembangan dan pengejaran untuk menemukan mereka secepat mungkin.
Sebuah sindikat perdagangan orang (TPPO) ilegal berhasil dibongkar oleh Polres Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), menyebabkan 15 orang ditetapkan sebagai tersangka. Selain itu, 24 nama lagi masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).
Menurut Kapolresta Bandara Soetta, Komisaris Polisi Ronald Sipayung, sindikat ini berhasil dibongkar setelah polisi menggelap praktik pengiriman calon pekerja migran Indonesia (CPMI) non-prosedural. Tujuan utama dari praktik ini adalah untuk memperkenalkan calon pekerja migran ke luar negeri tanpa proses yang sah.
Menurut Ronald, para tersangka ini berhasil ditangkap karena mereka melakukan scaming dan menjanjikan korban posisi kerja di negara-negara Arab Saudi, Malaysia, Oman, Singapura, Laos, China, Korea Selatan, dan Taiwan. Para tersangka juga menjanjikan pekerjaan sebagai asisten rumah tangga, perkebunan, admin judi online, dan pegawai restoran.
Sementara itu, 24 nama lagi ditetapkan sebagai DPO karena masih belum diketahui lokasi mereka saat ini. Ronald menyatakan bahwa pihaknya akan terus melakukan pengembangan dan pengejaran untuk menemukan mereka secepat mungkin.