Pemuda adalah pengubah arah, pendobrak batas. Dengan segala tantangan dan harapannya, mereka menjadi arus yang punya arah dan karakteristik yang jauh berbeda dengan generasi sebelumnya.
Sejak semester pertama tahun 2025 ini, anak muda Indonesia semakin tertarik pada isu-isu lingkungan, HAM, gender, dan korupsi. Mereka mengikuti perkembangannya melalui berita atau diskusi. Tingkat aktivisme menunjukkan level partisipasi orang muda merespons isu-isu sosial dan politik selama setahun terakhir.
Jumlah pemuda dalam kategori 'aktivist' naik 15 persen dari semester sebelumnya. Adapun dari jumlah kategori 'participant', memiliki angka besar sebanyak 42 persen. Hal ini menunjukkan bahwa pemuda hari ini semakin aktif dan tertarik menggeluti isu-isu negara.
Berdasarkan spektrum politik, 1 dari 2 anak muda Indonesia cenderung punya pandangan sangat progresif. Sebanyak 49 persen di antaranya tergolong sangat progresif atau progresif. Sementara itu, 40 persen berada di posisi sentris yang condong ke arah progresif.
Temuan ini menunjukkan bahwa orang muda Indonesia secara konsisten menaruh perhatian dan kepedulian pada nilai kesetaraan serta keadilan sosial. Hal ini senada dengan survei yang dilaksanakan Tirto bersama Jakpat, pada 4-5 Juli 2023.
Dalam hal partisipasi pemuda dalam aktivitas politik, ada pergeseran orientasi politik dari struktur hierarkis ke ruang yang lebih cair dan kolaboratif. Pemuda kiwari memilih ruang yang memberikan kesempatan untuk berpikir kritis, berdiskusi dengan terbuka, dan berpartisipasi tanpa repot terikat loyalitas ideologis.
Survei Katadata Insight Center pada Oktober 2023 memperlihatkan bahwa partisipasi elektoral menjadi bentuk paling konkret dan mudah diakses dalam keterlibatan politik. Namun, hanya sebagian kecil pemuda menempuh langkah lebih aktif dalam panggung politik formal.
Sementara itu, bentuk partisipasi politik nonformal seperti diskusi politik dan pendidikan politik melalui seminar atau forum menjadi arena alternatif bagi keterlibatan politik anak muda. Fenomena ini mengindikasikan adanya pergeseran orientasi politik dari struktur hierarkis ke ruang yang lebih cair dan kolaboratif.
Dengan demikian, pemuda kiwari memilih jalan baru dalam keterlibatan politik. Mereka ingin berpartisipasi dengan cara yang lebih otentik, kolaboratif, dan relevan dengan konteks zaman.
Sejak semester pertama tahun 2025 ini, anak muda Indonesia semakin tertarik pada isu-isu lingkungan, HAM, gender, dan korupsi. Mereka mengikuti perkembangannya melalui berita atau diskusi. Tingkat aktivisme menunjukkan level partisipasi orang muda merespons isu-isu sosial dan politik selama setahun terakhir.
Jumlah pemuda dalam kategori 'aktivist' naik 15 persen dari semester sebelumnya. Adapun dari jumlah kategori 'participant', memiliki angka besar sebanyak 42 persen. Hal ini menunjukkan bahwa pemuda hari ini semakin aktif dan tertarik menggeluti isu-isu negara.
Berdasarkan spektrum politik, 1 dari 2 anak muda Indonesia cenderung punya pandangan sangat progresif. Sebanyak 49 persen di antaranya tergolong sangat progresif atau progresif. Sementara itu, 40 persen berada di posisi sentris yang condong ke arah progresif.
Temuan ini menunjukkan bahwa orang muda Indonesia secara konsisten menaruh perhatian dan kepedulian pada nilai kesetaraan serta keadilan sosial. Hal ini senada dengan survei yang dilaksanakan Tirto bersama Jakpat, pada 4-5 Juli 2023.
Dalam hal partisipasi pemuda dalam aktivitas politik, ada pergeseran orientasi politik dari struktur hierarkis ke ruang yang lebih cair dan kolaboratif. Pemuda kiwari memilih ruang yang memberikan kesempatan untuk berpikir kritis, berdiskusi dengan terbuka, dan berpartisipasi tanpa repot terikat loyalitas ideologis.
Survei Katadata Insight Center pada Oktober 2023 memperlihatkan bahwa partisipasi elektoral menjadi bentuk paling konkret dan mudah diakses dalam keterlibatan politik. Namun, hanya sebagian kecil pemuda menempuh langkah lebih aktif dalam panggung politik formal.
Sementara itu, bentuk partisipasi politik nonformal seperti diskusi politik dan pendidikan politik melalui seminar atau forum menjadi arena alternatif bagi keterlibatan politik anak muda. Fenomena ini mengindikasikan adanya pergeseran orientasi politik dari struktur hierarkis ke ruang yang lebih cair dan kolaboratif.
Dengan demikian, pemuda kiwari memilih jalan baru dalam keterlibatan politik. Mereka ingin berpartisipasi dengan cara yang lebih otentik, kolaboratif, dan relevan dengan konteks zaman.