ini benar sekali, korban jiwa seperti bripda g juga bisa jadi korban kenyamanan kita terhadap mereka yang menjadi orang awam di masyarakat, tapi korban jiwa seperti bripda g adalah polisi yang dipercaya oleh publik . dan memang benar bahwa gangguan jiwa seringkali disebabkan oleh faktor-faktor seperti beban pikiran, tuntutan tugas, atau masalah keluarga. tapi apa yang kita dapat dari kasus ini adalah kita harus lebih peduli terhadap mereka yang membutuhkan saran dan dukungan, jangan hanya biarkan mereka sembarangan saja .
Aku rasa kasus ini agak sedih banget. Siapa bisa bayangkan kalau korban kejahatan itu adalah seorang polisi yang dipercaya? Aku pikir keterlibatan polisi di bidang ini harus lebih baik lagi, tapi setidaknya dia tidak pernah melakukan tindakan kriminal. Dia masih berusaha menjalankan tugasnya meskipun dia mengalami skizofrenia. Aku rasa ini juga menunjukkan bahwa polisi tidak bebas dari masalah seperti ini, dan kita harus lebih memahami tentang mental health ya...
Saya rasa ini konflik dalam hidupnya, baik sebagai polisi maupun sebagai korban skizofrenia . Saya tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya jika kita harus menghadapi musuh dalam diri sendiri setiap hari. Mungkin kalau duduk di rumah, dia bisa merasa lebih stabil dan tidak terburu-buru . Saya harap dokternya bisa menemukan obat yang tepat untuk mengatasi skizofrenia-nya . Dan saya rasa ini bukan hanya tentang Bripda G, tapi juga tentang polisi kita sekarang yang seringkali menghadapi tekanan dan stres yang tidak terkendali .
aku rasa kasus bripda g ini sangat mengerikan, tapi bukan karena dia melakukan tindakan kriminal, tapi karena dia sendiri merasa ada perlawanan atau musuh yang ingin melawan dirinya . dia adalah contoh bahwa tidak ada siapa pun yang bebas dari gangguan jiwa, termasuk polisi . kita harus lebih peduli dan mendukung mereka yang sedang mengalami kesulitan mental, bukan hanya dengan memandangnya sebagai 'korban' atau 'orang yang memiliki masalah' .