Pigai Nilai Polisi & Komnas HAM Lebih Tepat Usut Kasus Marsinah
Menteri Hak Asasi Manusia, Natalius Pigai, mengekspresikan pandangannya tentang kasus pembunuhan aktivis buruh, Marsinah. Menurutnya, kementerianannya tidak tepat mengusut kasus tersebut dan kebenaran diusut oleh polisi atau Komnas HAM.
Pigai menyatakan bahwa presiden telah memutuskan memberikan gelar pahlawan nasional kepada Marsinah untuk menghormati perjuangannya. Ia juga menekankan bahwa penuntasan keadilan dan penghargaan kepada Marsinah tidak boleh dipertentangkan.
"Karena itu nilai sama, jadi tak ada pertentangan bahwa memberikan penghargaan kepada Marsinah oleh negara maupun keluarga memperjuangkan sebuah keadilan pengungkapan, fakta data peristiwa adalah keduanya posisinya sama dan tidak boleh dipertentangkan," kata Pigai.
Pigai juga menekankan bahwa presiden telah membuat keputusan tersebut berdasarkan penuntasan keadilan yang sebenarnya. Ia menyatakan bahwa tidak ada pertentangan antara penghargaan kepada Marsinah dan penuntasan keadilan, karena keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memperjuangkan keadilan.
Marsinah merupakan seorang aktivis buruh pabrik pada masa Orde Baru yang berani menyuarakan hak-hak para pekerja. Dia juga berani memimpin aksi mogok kerja untuk menuntut kenaikan upah dan tunjangan. Aksi ini diduga membuat aparat murka hingga kemudian Marsinah dan buruh lain ditangkap.
Kasus Marsinah belum menemukan titik terang sejak 1993, pembunuhnya belum terungkap.
Menteri Hak Asasi Manusia, Natalius Pigai, mengekspresikan pandangannya tentang kasus pembunuhan aktivis buruh, Marsinah. Menurutnya, kementerianannya tidak tepat mengusut kasus tersebut dan kebenaran diusut oleh polisi atau Komnas HAM.
Pigai menyatakan bahwa presiden telah memutuskan memberikan gelar pahlawan nasional kepada Marsinah untuk menghormati perjuangannya. Ia juga menekankan bahwa penuntasan keadilan dan penghargaan kepada Marsinah tidak boleh dipertentangkan.
"Karena itu nilai sama, jadi tak ada pertentangan bahwa memberikan penghargaan kepada Marsinah oleh negara maupun keluarga memperjuangkan sebuah keadilan pengungkapan, fakta data peristiwa adalah keduanya posisinya sama dan tidak boleh dipertentangkan," kata Pigai.
Pigai juga menekankan bahwa presiden telah membuat keputusan tersebut berdasarkan penuntasan keadilan yang sebenarnya. Ia menyatakan bahwa tidak ada pertentangan antara penghargaan kepada Marsinah dan penuntasan keadilan, karena keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memperjuangkan keadilan.
Marsinah merupakan seorang aktivis buruh pabrik pada masa Orde Baru yang berani menyuarakan hak-hak para pekerja. Dia juga berani memimpin aksi mogok kerja untuk menuntut kenaikan upah dan tunjangan. Aksi ini diduga membuat aparat murka hingga kemudian Marsinah dan buruh lain ditangkap.
Kasus Marsinah belum menemukan titik terang sejak 1993, pembunuhnya belum terungkap.