"Kenaikan Energi: Pemerintah Berharap Proyek 'Era Baru' Menyelesaikan Ketergantungan Energi Impor"
Pertumbuhan permintaan listrik di Indonesia terus meningkat, menandai ketergantungan negara ini pada impor energi yang semakin kuat. Menurut data dari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), konsumsi listrik nasional mencapai 155 gigawatt (GW) pada tahun 2024, meningkat sekitar 7% dibandingkan tahun sebelumnya.
Dalam upaya mengatasi ketergantungan ini, pemerintah meluncurkan program "Era Baru" dalam pengembangan energi terbarukan. Program ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungannya pada impor energi dan meningkatkan efisiensi penggunaan listrik.
Pada kesempatan tertinggal sidak pertemuan Kabinet, Menteri ESDM, Ignasius Latar, menyatakan bahwa proyek-proyek 'Era Baru' ini berharap dapat menyelesaikan ketergantungan energi impor Indonesia dengan nilai sekitar Rp200 triliun mulai 2025. "Dengan demikian, kita diharapkan dapat mengurangi ketersediaan energi impor dari luar negeri hingga setidaknya 50%," katanya.
Menurut Latar, program 'Era Baru' ini akan dilakukan dalam beberapa tahap. Pertama, pengembangan teknologi dan infrastruktur untuk meningkatkan efisiensi penggunaan listrik, kedua, promosi energi terbarukan, dan ketiga, pelatihan dan kebijakan yang lebih kompetitif.
Pemerintah berharap 'Era Baru' ini dapat membawa perubahan signifikan dalam sektor energi Indonesia. "Kita berharap bahwa program ini dapat mengubah citra Indonesia sebagai negara impor energi," ujarnya.
Pertumbuhan permintaan listrik di Indonesia terus meningkat, menandai ketergantungan negara ini pada impor energi yang semakin kuat. Menurut data dari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), konsumsi listrik nasional mencapai 155 gigawatt (GW) pada tahun 2024, meningkat sekitar 7% dibandingkan tahun sebelumnya.
Dalam upaya mengatasi ketergantungan ini, pemerintah meluncurkan program "Era Baru" dalam pengembangan energi terbarukan. Program ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungannya pada impor energi dan meningkatkan efisiensi penggunaan listrik.
Pada kesempatan tertinggal sidak pertemuan Kabinet, Menteri ESDM, Ignasius Latar, menyatakan bahwa proyek-proyek 'Era Baru' ini berharap dapat menyelesaikan ketergantungan energi impor Indonesia dengan nilai sekitar Rp200 triliun mulai 2025. "Dengan demikian, kita diharapkan dapat mengurangi ketersediaan energi impor dari luar negeri hingga setidaknya 50%," katanya.
Menurut Latar, program 'Era Baru' ini akan dilakukan dalam beberapa tahap. Pertama, pengembangan teknologi dan infrastruktur untuk meningkatkan efisiensi penggunaan listrik, kedua, promosi energi terbarukan, dan ketiga, pelatihan dan kebijakan yang lebih kompetitif.
Pemerintah berharap 'Era Baru' ini dapat membawa perubahan signifikan dalam sektor energi Indonesia. "Kita berharap bahwa program ini dapat mengubah citra Indonesia sebagai negara impor energi," ujarnya.