Perjanjian Dagang RI-Tunisia Bakal Ditandatangani Januari 2026

Tunisia, Akhirnya! Rencana Penandatanganan Perjanjian Dagang RI-Tunisia Tidak Sabar Menunggu

Menteri Perdagangan (Mendag) Republik Indonesia, Budi Santoso, memastikan bahwa perjanjian dagang RI-Tunisia akan selesai dan ditandatangani pada tahun 2026 nanti. Hal ini merupakan langkah yang signifikan dalam meningkatkan kinerja ekspor Indonesia ke Tunisia.

Perjanjian Dagang Preferensial Indonesia-Tunisia (IT-PTA) diharapkan membuka akses pasar barang melalui penurunan atau penghapusan tarif untuk beberapa pos, serta pengaturan non-tarif seperti standardisasi produk, anti-dumping, imbal dagang, prosedur kepebeanan, dan fasilitasi perdagangan. Ini akan meningkatkan kesempatan bagi industri Indonesia dalam berbagai sektor.

Tunisia merupakan salah satu negara Afrika Utara yang sangat signifikan dalam perdagangan. Dengan perjanjian ini, Indonesia diharapkan dapat meningkatkan kinerja ekspor dan mendiversifikasi produk ekspor ke kawasan tersebut. Namun, pendapat Mendag Budi Santoso masih harus dipertimbangkan.

"Kita saling membutuhkan, kita harus menjadi mitra dagang yang fair, yang adil, dan saling membutuhkan, saling mengutuhkan. Kita tidak ingin saling apa namanya ya, sekarang kan trennya ini proteksionis, ingin menang sendiri dan sebagainya. Kita tidak ingin seperti itu," kata Mendag Budi Santoso.

Pendapat Mendag Budi Santoso tersebut diharapkan menjadi patokan bagi industri Indonesia dalam berbagai sektor agar dapat meningkatkan kinerja ekspor dan mendiversifikasi produk ekspor ke Tunisia dan kawasan Afrika Utara lainnya.
 
Kalau siap-siap ngomong aja, kenapa gak bisa langsung nandatangani ya? Tahun 2026 itu sengaja buatan Mendag Budi Santoso agar makin panjang waktu jadi kepentingan. Nah, kalau Indonesia punya produk yang mantab dan kualitasnya bagus, kenapa harus menurunkan tarif atau apa aja? Sih, hanya karena Afrika Utara ini terlalu mahal kan? 🤑
 
Udah terasa waktunya RI nanggap pasaran di Afrika Utara, ya! 🤩 Tunisie ini udah cukup penting buat Indonesia, jadi sih perlu segera ditandatangani IT-PTA. Mendag Budi Santoso benar-benar ngomongin hal yang penting, kita harus menjadi mitra dagang yang adil dan saling membutuhkan aja! 😊 Tapi, apa asanya kita nantang sendiri aja? 🤷‍♂️ Kita udah bisa berkompetisi dengan baik di pasar domestik, jadi kenapa perlu proteksionis? 🤑
 
akhirnya sih perjanjian dagang RI-Tunisia nanti, gampang aja kan? tapi apa budi santoso punya ide bagaimana caranya sih? kalau tidak ada prioritas, berapa lama lagi kita tunggu? saking pentingnya itu, kita harus fokus dalam meningkatkan kinerja ekspor di Indonesia, jangan hanya sekedar menunggu aja.
 
aku senang sekali, akhirnya kita bisa nih rencana penandatanganan perjanjian dagang RI-Tunisia, tapi apa yang diharapkan lagi? kalau tidak ada masalah, kenapa harus menunggu sampai 2026? aku pikir sekarang sudah waktunya ya, kita sudah siap, kita punya produk yang berkualitas, dan kita punya pasar yang luas. aku harap Mendag bisa mengatasi masalahnya dan tidak membiarkan proteksionis itu untuk menang sendiri, tapi kita harus saling bekerja sama dengan Tunisia, jadi bisa meningkatkan kinerja ekspor kita, dan aku senang sekali kalau bisa membantu meningkatkan kesempatan bagi industri Indonesia, yang nanti aku dapat membeli produk-produknya dengan harga yang murah, dan aku senang juga kalau bisa mendiversifikasi produk ekspor kita ke Afrika Utara, jadi kita tidak terlalu bergantung pada satu pasar saja! 💪
 
Wow 😮, sih kalau RI bisa jadi mitra dagang yang serius dengg Tunisia, itu bakal gencar banget 🤞! Tunisia kayaknya negara yang penting banget dulu, tapi sekarang kebanyakan produk Indonesia masuk ke sana udah banyak 📈. Segera aja diharapkan RI bisa jadi produsen ekspor utama Afrika Utara, kan? 😅
 
Gue paham apa yang mereka maksudkan, tapi gue masih ragu-ragu. Perjanjian dagang baru ini nggak pasti apakah benar-benar bisa meningkatkan kinerja ekspor kita. Apalagi dengan tren proteksionis yang sedang naik, siapa yang yakin bahwa penurunan atau penghapusan tarif akan membawa hasil positif?

Gue juga masih ragu dengan kata "fair" dan "adil" yang digunakan Mendag Budi Santoso. Siapa nanti yang menentukan apa itu fair dan adil dalam perdagangan? Dan bagaimana kita bisa yakin bahwa perjanjian ini nggak akan jadi alasan bagi negara lain untuk melakukan proteksionis sendiri?

Tapi, gue juga ingin yakin bahwa Indonesia tidak lagi seperti yang lalu, di mana kita hanya berusaha menang sendiri dan tidak peduli dengan konsekuensi. Gue harap perjanjian ini bisa membawa perubahan positif bagi kita semua. 🤔🇮🇩
 
Saya senang lihat giliran Indonesia bisa jadi negara yang penting di Afrika Utara, tapi kita harus fokus untuk menciptakan produk yang berkualitas dan unggul, kalau tidak apa yang kita buat itu cuma untuk membalas atau melawan. Kita harus berani membuat produk yang indah dan berkualitas agar bisa menarik minat konsumen di Tunisia dan negara lainnya. Kalau ketinggian kita tidak bisa, maka ketinggian produk kita harus lebih tinggi daripada produk kompetitor.
 
ya ga, aku senang banget denger kabar ini 🎉! RI-Tunisia aksi diharapkan bisa meningkatkan kinerja ekspor kita, ya? tapi aku ragu-ragu sih sama Mendag Budi Santoso, dia bilang kita harus adil dan saling membutuhkan... tapi apa artinya itu sekarang? 🤔

kita harus fokus pada meningkatkan kualitas produk Indonesia dan mengurangi biaya produksi, ya? kemudian kita bisa menargetkan pasar Tunisia dan Afrika Utara lainnya. dan aku rasa Mendag Budi Santoso juga benar kalau dia bilang kita tidak ingin saling apa-apa... tapi kita harus jujur, kita punya industri yang kuat, kita harus agresif dalam berusaha meningkatkan kinerja ekspor! 💪
 
Aku pikir kalau gak ada konseptu "fair trade" yang benar-benar adil, apa artinya lagi? Itu seperti main game dulu, kini main cerita. Kita harus bisa jujur, jangan pake proteksionis kayaknya, tapi aku juga tahu kalau Italia dan Eropa itu masih punya kebiasaan sendiri, gak bisa dikuasai. Tunisia itu bagus, tapi kita harus bersabar nih, tahun 2026 itu nggak cuma nanti hari ini deh.
 
kembali
Top