Tunisia, Akhirnya! Rencana Penandatanganan Perjanjian Dagang RI-Tunisia Tidak Sabar Menunggu
Menteri Perdagangan (Mendag) Republik Indonesia, Budi Santoso, memastikan bahwa perjanjian dagang RI-Tunisia akan selesai dan ditandatangani pada tahun 2026 nanti. Hal ini merupakan langkah yang signifikan dalam meningkatkan kinerja ekspor Indonesia ke Tunisia.
Perjanjian Dagang Preferensial Indonesia-Tunisia (IT-PTA) diharapkan membuka akses pasar barang melalui penurunan atau penghapusan tarif untuk beberapa pos, serta pengaturan non-tarif seperti standardisasi produk, anti-dumping, imbal dagang, prosedur kepebeanan, dan fasilitasi perdagangan. Ini akan meningkatkan kesempatan bagi industri Indonesia dalam berbagai sektor.
Tunisia merupakan salah satu negara Afrika Utara yang sangat signifikan dalam perdagangan. Dengan perjanjian ini, Indonesia diharapkan dapat meningkatkan kinerja ekspor dan mendiversifikasi produk ekspor ke kawasan tersebut. Namun, pendapat Mendag Budi Santoso masih harus dipertimbangkan.
"Kita saling membutuhkan, kita harus menjadi mitra dagang yang fair, yang adil, dan saling membutuhkan, saling mengutuhkan. Kita tidak ingin saling apa namanya ya, sekarang kan trennya ini proteksionis, ingin menang sendiri dan sebagainya. Kita tidak ingin seperti itu," kata Mendag Budi Santoso.
Pendapat Mendag Budi Santoso tersebut diharapkan menjadi patokan bagi industri Indonesia dalam berbagai sektor agar dapat meningkatkan kinerja ekspor dan mendiversifikasi produk ekspor ke Tunisia dan kawasan Afrika Utara lainnya.
Menteri Perdagangan (Mendag) Republik Indonesia, Budi Santoso, memastikan bahwa perjanjian dagang RI-Tunisia akan selesai dan ditandatangani pada tahun 2026 nanti. Hal ini merupakan langkah yang signifikan dalam meningkatkan kinerja ekspor Indonesia ke Tunisia.
Perjanjian Dagang Preferensial Indonesia-Tunisia (IT-PTA) diharapkan membuka akses pasar barang melalui penurunan atau penghapusan tarif untuk beberapa pos, serta pengaturan non-tarif seperti standardisasi produk, anti-dumping, imbal dagang, prosedur kepebeanan, dan fasilitasi perdagangan. Ini akan meningkatkan kesempatan bagi industri Indonesia dalam berbagai sektor.
Tunisia merupakan salah satu negara Afrika Utara yang sangat signifikan dalam perdagangan. Dengan perjanjian ini, Indonesia diharapkan dapat meningkatkan kinerja ekspor dan mendiversifikasi produk ekspor ke kawasan tersebut. Namun, pendapat Mendag Budi Santoso masih harus dipertimbangkan.
"Kita saling membutuhkan, kita harus menjadi mitra dagang yang fair, yang adil, dan saling membutuhkan, saling mengutuhkan. Kita tidak ingin saling apa namanya ya, sekarang kan trennya ini proteksionis, ingin menang sendiri dan sebagainya. Kita tidak ingin seperti itu," kata Mendag Budi Santoso.
Pendapat Mendag Budi Santoso tersebut diharapkan menjadi patokan bagi industri Indonesia dalam berbagai sektor agar dapat meningkatkan kinerja ekspor dan mendiversifikasi produk ekspor ke Tunisia dan kawasan Afrika Utara lainnya.