"Mengenal Dunia Finansial dengan Benar: Kunci Untuk Kemandirian Penyandang Disabilitas"
Dalam era teknologi yang semakin canggih, kebutuhan akan literasi keuangan meningkat secara signifikan. Namun, penyandang disabilitas sering kali menjadi lumpuh dalam memanfaatkan teknologi ini, sehingga mereka terisolasi dari kemungkinan untuk mengelola keuangan dengan mandiri.
Menurut data yang diterima, sekitar 80% penyandang disabilitas di Indonesia belum memiliki kemampuan dasar dalam mengelola keuangan. Hal ini dapat dipahami bahwa hambatan fisik mereka membuat mereka kesulitan untuk mengakses informasi keuangan dan melakukan transaksi finansial secara online.
"Kebutuhan akan literasi keuangan adalah sangat penting bagi penyandang disabilitas," katanya, Dr. Rudi Kuntoro, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS). "Karena mereka memiliki hambatan fisik yang signifikan, maka harus ada bantuan dan dukungan dari masyarakat dan pemerintah untuk membantu mereka memahami konsep keuangan dasar."
Dalam upaya meningkatkan literasi keuangan bagi penyandang disabilitas, pemerintah telah meluncurkan program-program yang bertujuan untuk mengedukasi mereka tentang cara mengelola keuangan dengan aman dan efektif. Program ini juga mencakup pelatihan online dan offline yang dilakukan oleh organisasi non-pemerintah.
"Kami berharap bahwa program ini dapat membantu penyandang disabilitas memahami konsep keuangan dasar dan mengelola keuangan mereka dengan mandiri," kata Bupati Soreh, salah satu pelatih yang terlibat dalam program tersebut. "Dengan demikian, mereka dapat meningkatkan kualitas hidup dan mencapai kemandirian finansial."
Dalam era teknologi yang semakin canggih, kebutuhan akan literasi keuangan meningkat secara signifikan. Namun, penyandang disabilitas sering kali menjadi lumpuh dalam memanfaatkan teknologi ini, sehingga mereka terisolasi dari kemungkinan untuk mengelola keuangan dengan mandiri.
Menurut data yang diterima, sekitar 80% penyandang disabilitas di Indonesia belum memiliki kemampuan dasar dalam mengelola keuangan. Hal ini dapat dipahami bahwa hambatan fisik mereka membuat mereka kesulitan untuk mengakses informasi keuangan dan melakukan transaksi finansial secara online.
"Kebutuhan akan literasi keuangan adalah sangat penting bagi penyandang disabilitas," katanya, Dr. Rudi Kuntoro, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS). "Karena mereka memiliki hambatan fisik yang signifikan, maka harus ada bantuan dan dukungan dari masyarakat dan pemerintah untuk membantu mereka memahami konsep keuangan dasar."
Dalam upaya meningkatkan literasi keuangan bagi penyandang disabilitas, pemerintah telah meluncurkan program-program yang bertujuan untuk mengedukasi mereka tentang cara mengelola keuangan dengan aman dan efektif. Program ini juga mencakup pelatihan online dan offline yang dilakukan oleh organisasi non-pemerintah.
"Kami berharap bahwa program ini dapat membantu penyandang disabilitas memahami konsep keuangan dasar dan mengelola keuangan mereka dengan mandiri," kata Bupati Soreh, salah satu pelatih yang terlibat dalam program tersebut. "Dengan demikian, mereka dapat meningkatkan kualitas hidup dan mencapai kemandirian finansial."